Fatal Trouble (2)

77 15 3
                                    

Wony menatap dirinya dikaca, mengingat kejadian tadi sore cukup membuatnya malu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wony menatap dirinya dikaca, mengingat kejadian tadi sore cukup membuatnya malu. Sepertinya Wony terbawa suasana hingga mampu mengatakan hal seperti itu pada Sunghoon. Dia jadi terlihat seperti orang yang terobesisi sejak 7 tahun lalu pada Sunghoon.  Sungguh menyeramkan. Gadis itu merutuki dirinya sendiri, dia mengacak rambutnya kasar sambil setengah berteriak.

"Malu-maluin aja kamu, Wonyyyy!" omelnya pada diri sendiri. "Baru tiga hari dia kenal kamu kok udah berani ngomong gituuuu! Kalau kak Sunghoon ilfeel gimana?!"

Dengan wajah lesu, gadis itu kembali merapikan rambutnya, memoles wajahnya dengan make up tipis karena malam ini harus memenuhi janjinya kepada Jisung. Namun, gadis itu lupa dengan pesan Jisung yang ingin menjemputnya sehingga gadis itu tak mengirim alamatnya pada Jisung, padahal Jisung sudah sejak tadi memberinya lokasi untuk bertemu.

Tempatnya cukup menarik hingga Wony mengerutkan keningnya, "Mau balapan apa gimana deh?" gumam gadis itu, pasalnya lokasi yang diberitahu Jisung adalah sirkuit yang biasa dilakukan lomba balapan, bukan balap liar.

"Kak Jisung, aku udah dijalan ya, ketemu disana aja." ketik Wony pada ponselnya, lalu mengirimkan kepada Jisung, mereka tidak bertukar nomor ponsel tapi bertukar dm di instagram.

Hanya perlu waktu setengah jam untuk Wony sampai disana. Seluruh mata menatap gadis itu ketika dia berjalan menuju sisi sirkuit. Tentu keadaan yang sudah berisik tambah berisik lagi. Jisung melambaikan tangannya kemudian menghampiri Wony.

"Temen-teman yang lain mana, kak?" tanya Wony bingung, pasalnya tak ada satupun yang dia kenal selain Jisung.

Jisung menjawab dengan menunjuk orang-orang yang ada disana yang kemudian melambaikan tangan pada Wony, sok kenal.

"Maksudnya apa ya, kak? Bukannya kakak bilang kita mau jalan-jalan sama temen yang lain. Maksud aku panitia lain atau mahasiswa lainnya." Jelas Wony, dia agak kesal.

"Tenang aja, ada kok panitia lain." ucap Jisung dengan wajah datar.

Baru selesai Jisung bicara, bunyi suara kelompok bermotor yang lain mendekati sikuit itu. Kemudian Jisung menunjuk salah satu dari 7 orang itu.

"Ada kan?" katanya pada Wony.

Wony beradu tatap dengan Sunghoon, ketika lelaki itu melepas helmnya. Tentu Sunghoon bertanya-tanya sedikit didalam hati. Sedang apa gadis itu disini? Apa ini yang Jisung bicarakan pada gadis itu tadi?

Jisung meninggalkan Wony yang masih mematung ditempatnya karena kebingungan, lelaki itu menghampiri Sunghoon kemudian berbisik.

"Siapa yang menang bisa dapetin dia." ucap Jisung sambil melirik Wony.

Sunghoon tak menjawab, namun entah kenapa rasanya ingin sekali memukul wajah Jisung sekarang juga. Lelaki itu turun dari sepeda motornya, mengabaikan Jisung namun menghampiri Wony.

"Ayo, pulang."

Kata-kata Sunghoon mampu membuat Wony semakin kebingungan.

"Kenapa?"

Bukannya menjawab pertanyaan Wony, Sunghoon malah menarik lengan gadis itu pelan, membawanya menuju ke motor Sunghoon. Tentu semua orang heran, begitupun teman-teman Sunghoon, selain heran mereka juga ingin meledeki Sunghoon yang menggandeng tangan Wony. Sunghoon duduk diatas motornya, kemudian menyuruh Wony untuk naik. Lelaki itu segera memasang helmnya.

"Mau lo bawa kemana Wony?!" tanya Jisung kesal. "Dia tamu gue."

Sunghoon tidak peduli, dia menyalakan motornya dan meninggalkan sirkuit bersama Wony diboncengannya. Gadis itu tersentak ketika Sunghoon membawa sepeda motornya cukup kencang, hingga tanpa sadar kedua tangan mungil itu sudah memeluk tubuh Sunghoon dari belakang.

Sunghoon memelankan laju motornya ketika merasakan kedua tangan Wony memeluknya, perasaan apa ini? pikirnya. Kenapa jantungnya berdebar? Wony satu-satunya yang pernah memeluk Sunghoon seperti ini.

Sunghoon juga tidak mengerti kenapa dia membawa Wony pergi dari sana padahal bisa saja dia hanya menolak tawaran Jisung namun tetap bertanding. Dia juga bingung dengan dirinya sendiri.

"Kak Sunghoon, kita mau kemana?" tanya Wony, dia sedikit berteriak agar Sunghoon mendengarnya.

Lelaki itu tak menjawab, dilihatnya spion motor, memperhatikan apakah teman-temannya juga ada dibelakangnya. Benar saja, keenam temannya juga mengikuti mereka. Sunghoon memberikan kode pada Jake untuk jalan lebih dulu dengan tangan kirinya. Jake sudah mengerti, mereka akan kembali ke titik kumpul mereka, rumah Jake.






Keenam lelaki itu datang lebih dulu, memarkirkan sepeda motor mereka dihalaman rumah Jake yang cukup luas. Selang 2 menit, Sunghoon datang masih dengan Wony yang berada di boncengannya. Keenamnya menoleh, menatap kedua orang itu dengan penuh tanda tanya.

"Boleh tolong jelasin, Hoon? Kenapa lo tiba-tiba pergi ninggalin sirkuit sambil bawa Wony?" tanya Heeseung dengan wajah seriusnya.

Sunghoon melepaskan helm full-facenya, lelaki itu turun dari motornya setelah Wony.

"Sorry," ucap Sunghoon, dia tak tega menyebutkan alasannya di depan Wony. Lelaki itu mendekati Heeseung dan berbisik ditelingannya, "Jisung jadiin Wony taruhan."

Heeseung tentu terkejut namun tak menampakkan ekspresi itu, tapi dia mengepal kedua tangannya, kalau sudah urusan wanita dijadikan bahan mainan, teman-teman Sunghoon tetap tidak terima, mereka bukanlah laki-laki seperti itu.

"Ngajak ribut apa gimana itu anak?" kata Heeseung, Sunghoon hanya menggeleng, sedangkan yang lain harus kebingungan karena tak bisa mendengar penjelasan Sunghoon.

"Gue anter Wony pulang dulu. Lo tolong jelasin ke anak-anak." pesan Sunghoon pada Heeseung dengan sedikit berbisik, temannya itu mengangguk.

Sunghoon berjalan menuju teras rumah Jake, mengambil salah satu helm yang disimpan pada kursi disana, dia mengangkat helm itu memberi tanda pada Jake bahwa dia akan meminjamnya, Jake hanya mengangkat jempolnya, tak masalah. Sunghoon kembali menghampiri Wony, yang sejak tadi hanya menatapnya bingung, kemudian memberika helm yang dia pinjam pada Jake.

"Biar aku anterin kamu pulang." tuturnya setelah sampai dihadapan gadis cantik itu.

"Tapi, Kak. Mobil aku masih disana."

Sunghoon berpikir sejenak sebelum menjawab, "Kalau anak-anak yang ambil dan anter kerumah kamu boleh?"

"Hm, yaudah, nggak apa-apa." Wony mengeluarkan kunci mobil dari tas kecil yang dia bawa, memberikannya pada Sunghoon.

"Riki!" panggil Sunghoon kemudian melempar kunci mobil Wony padanya. "Amanin mobil Wony, masih di sirkuit."

Riki mengangguk paham.  Kemudian Sunghoon segera meninggalkan halaman rumah Jake bersama Wony malam ini.






  Kemudian Sunghoon segera meninggalkan halaman rumah Jake bersama Wony malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Let Me In | Sunghoon - WonyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang