Fatal Trouble

70 16 14
                                    

Tak terasa sudah hari ketiga masa orientasi mahasiswa baru, hari ini mereka kembali berkumpul di dome seperti biasanya, setelah sejak jam 8 pagi sampai 12 siang mereka hanya mendengar narasumber berbicara, setelah ini adalah saat yang dinantikan p...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terasa sudah hari ketiga masa orientasi mahasiswa baru, hari ini mereka kembali berkumpul di dome seperti biasanya, setelah sejak jam 8 pagi sampai 12 siang mereka hanya mendengar narasumber berbicara, setelah ini adalah saat yang dinantikan para mahasiswa baru karena para panitia akan membacakan nominasi mahasiswa dan panitia terfavorite, terseru, terrajin, terkreatif dan lain sebagainya.

Wony hanya bersandar dikursinya, matanya melirik kesana kemari, mencari keberadaan Sunghoon yang tidak dilihatnya sejak pagi. Entah karena dia terlalu fokus dengan narasumber yang berbicara atau karena Sunghoon yang memang tidak berada disana, karena merasa bosan, Wony berpura-pura izin ketoilet, padahal dia hanya ingin berjalan-jalan saja karena sejak tadi sudah duduk lama.

Brak!

Bukannya mendapatkan ketenangan, Wony malah mendengar suara benda berat jatuh di samping gedung dome, tak jauh dari toilet.

"Ngga perlu ikut campur kalo lo emang nggak mau ikut aturan gue!"

Wony memberanikan dirinya, mengintip dari balik dinding. Disana dia melihat salah satu seniornya, Jisung, memasang tampang kesal pada orang dihadapannya, sedangkan dibelakang Jisung ada seorang mahasiswa baru laki-laki dengan wajah menunduk dan almamater yang agak kotor dengan bentuk jejak kaki, sebisa mungkin Wony mengintip siapa orang yang membuat Jisung merasa kesal itu. Betapa terkejutnya Wony ketika melihat Sunghoon tersandar pada meja dan kursi bekas yang disimpan disana. Gadis itu menutup mulutnya, masih memperhatikan mereka dalam diam.

"Nggak ada aturan harus mukul mahasiswa baru!" balas Sunghoon kesal.

"Terserah gue, ini anak dari jurusan gue, jadi lo nggak usah ikut campur!" balas Jisung tak kalah kesal.

"Gila lo ya! Kalau anak orang kenapa-kenapa, lo juga yang kena masalah!" balas Sunghoon, lelaki itu menahan rasa sakit dipunggungnya akibat terbentur meja bekas dibelakangnya karena dorongan kuat Jisung padanya ketika berusaha melerai Jisung dengan mahasiswa baru.

"Ck!" Jisung mendekati Sunghoon, kemudian menarik kerah kemeja lelaki itu. "Nggak bakal ada masalah kalau lo diam aja!"

Wony sudah tak bisa menahan diri walau agak takut gadis itu keluar dari tempat sembunyinya dibalik dinding.

"Ma-maaf, Kak." ucap Wony, membuat kedua lelaki itu menatapnya.

Jisung melepaskan cengkramannya pada kemeja Sunghoon. Tatapan Jisung yang tadinya tajam pada Sunghoon berubah manjadi lembut ketika menatap Wony.

"Eh, iya, kenapa, Wony?" tanya Jisung sambil mendekat kearah gadis itu.

Bukannya menatap Jisung, gadis itu justru menatap Sunghoon yang tampak kesakitan, Wony melewati Jisung dan menghampiri Sunghoon. Tentu saja hal itu membuat Jisung kembali kesal.

"Kakak nggak apa-apa?" tanya Wony khawatir.

"Aman." jawab Sunghoon seadanya, kemudian lelaki itu meraih pergelangan Wony dan berjalan kearah Jisung, sedangkan mahasiswa baru yang tadi dipukuli Jisung, sudah melarikan diri ketika Wony datang.

"Gue nggak ngerti sama jalan pikir lo itu." kata Sunghoon datar, matanya menatap Jisung tajam.

Jisung berdecak kemudian menarik lengan Wony yang lain, mau tak mau langkah Sunghoon jadi terhenti, Jisung tersenyum miring.

"Gue ada urusan sama Wony, bisa lepasin?" kata Jisung, tatapan Sunghoon tetap tajam.

Lelaki itu menatap Wony, seolah bertanya "Emang iya?" Wony menggeleng pelan. Kemudian Sunghoon membawa gadis itu kebalik punggungnya, membuat Jisung harus melepaskan genggamannya pada lengan Wony.

"Lo mau apa lagi sama mahasiswa baru?" tanya Sunghoon tak suka.

"Bro, gue nggak mungkin macem-macem sama Wony. Bisa abis gue sama followersnya." balas Jisung santai.

Jemari Wony meremas almamater Sunghoon, dia tidak ingin ditinggalkan bersama Jisung disana.

"Lo nggak liat dia takut sama lo?" tanya Sunghoon datar.

Jisung menatap gadis itu kemudian berkata, "Gue nggak bakal ngapa-ngapain lo. Cuma mau ngomong sebentar, serius."

Ketika menatap mata Jisung yang penuh keyakinan itu, Wony melepaskan genggamannya pada almamater Sunghoon, gadis itu melangkah kesebelah Sunghoon, menatap lelaki itu kemudian mengangguk. Melihat itu, Sunghoon memilih pergi, mempercayakan pilihan Wony untuk bicara dengan Jisung.

"Wony, nanti malem lo mau nggak gabung sama gue dan temen-temen lain, kita nongkrong bareng, santai aja." ajak Jisung.

"Maaf, kak. Aku nggak bisa. kata Wony.

"Ayolah, mahasiswa baru lain sama panitia lain juga ada kok. Tenang aja." bujuk Jisung lagi.

Wony berpikir, jika mahasiswa baru dan panitia lainnya datang, berarti Sunghoon juga ada. Kapan lagi dia bisa bertemu Sunghoon diluar kampus?

"Oh, yaudah kak. Aku mau."

"Oke, ntar malem gue jemput ya!"

Belum sempat Wony menjawab, lelaki itu sudah pergi dari hadapannya, membuat gadis itu sedikit kesal.







Wony melangkahkan kakinya, mencari-cari keberadaan Sunghoon disekitar dome, kalau diingat tadi, Sunghoon terlihat kesakitan saat bersama Jisung. Wony ingin memastikan itu. Bagaimana kalau Sunghoon terluka? Wony tidak tega. Wony mempercepat langkahnya dengan girang ketika melihat Sunghoon duduk di kursi bekas di sisi lain dome. Lelaki itu tengah menggulung lengan kemeja hitamnya sesiku, sedangkan almamaternya dia sampirkan di sandaran kursi.

"Kak Sunghoon!" panggilnya girang.

Sunghoon hanya menatap gadis itu sekilas kemudian kembali menggulung sisi lain lengan kemejanya. Wony mencebikkan bibirnya, lama-lama kesal juga melihat tingkah cuek Sunghoon padanya. Sunghoon meraih almamaternya ketika selesai menggulung kedua lengan kemejanya, lelaki itu akan pergi ketika Wony menahan lengannya.

"Kak Sunghoon nggak apa-apa?" tanya gadis itu khawatir.

Sunghoon mengerutkan keningnya, menatap gadis itu heran.

"Tadi bukannya abis berantem sama Kak Jisung?" tanya Wony.

Lelaki itu meraih tangan Wony yang berada di lengannya, melepaskan tangan yang menggengam lengannya itu pelan.

"Udah aku bilang, aku ini bukan urusan kamu. Udah, urus aja urusan sendiri." balas Sunghoon acuh.

Baru beberapa langkah Sunghoon berjalan, lengannya kembali Wony tarik.

"Kok Sunghoon beneran nggak ingat aku, ya?!" nada suara Wony sedikit meninggi.

Sunghoon hanya menaikkan alisnya setelah mendengar pertanyaan Wony.

"Ah, siapa juga ya yang ingat kejadian 7 tahun yang lalu." kata Wony, dia menatap Sunghoon kesal, "Aku nungguin Kak Sunghoon dari saat itu, tapi ternyata sampai sekarangpun nggak sadar?!"

Sunghoon kembali melepaskan genggaman Wony dari lengannya, kali ini sedikit kasar.

"Apapun itu, berhenti ikutin aku terus karena aku nggak inget." balas lelaki tampan itu datar kemudian pergi meninggalkan Wony yang mematung ditempatnya.



" balas lelaki tampan itu datar kemudian pergi meninggalkan Wony yang mematung ditempatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Let Me In | Sunghoon - WonyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang