.
.
.
Mengikuti langkah sang tuan rumah yaitu dokter Danielle yang akan membawanya menemui calon pasien, Elard dibuat kagum dengan luasnya Mansion milik keluarga Kim tersebut.
Kemewahan serta kekayaan yang dimiliki keluarga konglomerat itu bukanlah isapan jempol namun benar-benar nyata bahwa mereka adalah keluarga yang super kaya.
Setelah melewati taman bunga tibalah keduanya di sebuah bangunan kecil berlantai dua yang dikelilingi tumbuhan tinggi sehingga sinar matahari sedikit kesulitan menembus celah yang begitu padat oleh dedaunan dari pohon yang menjulang itu.
"Bukankah ini mirip sebuah kastil??" gumam pemuda manis itu dengan terus mengamati sekitar bangunan yang tampak asri namun terkesan dingin dengan suasana yang begitu hening.
"Apakah tuan muda tinggal seorang diri dibangunan ini tuan??" ucap Elard memberanikan diri untuk bertanya terlebih dahulu.
"Iya EL,,, aku tahu kamu pasti berfikir buruk bukan??" jawab Danielle yang menghentikan langkahnya saat sang terapis menanyakan satu hal tersebut.
"Apakah saya terlihat seperti itu tuan??" Elard balik bertanya
"Aku tidak pernah setuju dengan keputusan ini EL, tapi salah satu dokter si*lan dari luar negeri menyarankan ini semua pada orangtuaku.
Dengan dalih untuk membuat kondisi adikku tidak semakin buruk, dan konyolnya semua mempercayai ucapan dokter b*doh itu" ucap Danielle dengan suara pelan namun terkesan sedang menahan kekesalan di hati kecilnya.Terapis manis itu pun tersenyum dan mencoba mengembalikan suasana seperti sebelumnya.
"Apakah tuan muda Jarvis sedang tidur siang tuan???"
Danielle menetralkan kembali emosinya yang selalu muncul jika mengingat situasi panas saat dirinya menolak sang adik diasingkan seperti saat ini.
"Sepertinya EL, mari ikut aku" ajak Danielle
Aroma daun dan kelembaban begitu kentara saat dirinya semakin mendekati bangunan kastil tersebut.
"pengasingan seperti ini justru akan memperburuk keadaan putra anda nyonya Kim" gumam Elard mencoba menilai kondisi yang ada saat ini.
°°°
Sementara itu di sebuah apartement yang terletak di Golden Tower dimana para kalangan atas selalu memiliki salah satu unitnya terdapat seorang wanita cantik yang sedang bersiap untuk menerima tamu yang sudah membuat janji dengannya jauh hari sebelumnya.
Seorang wanita berusia sekitar setengah abad lebih namun memiliki penampilan yang menawan dan anggun yang mampu membuat siapapun terpesona. Tak terkecuali wanita cantik yang baru saja membukakan pintu untuk wanita paruh baya tersebut.
Ditemani seorang pengawal berpostur tinggi dengan bahu lebar dan wajah yang tampan, wanita itu masuk dan mulai duduk setelah dipersilahkan oleh wanita si pemilik apartement.
"Anda sangat cantik nyonya" ucap wanita muda kembali memuji tamu kehormatannya itu.
"Jangan terus memujiku jika kamu juga memiliki kecantikan yang luarbiasa seperti itu" jawab sang wanita dengan senyumnya yang khas.
Wanita itu meminta sang pengawal memberikan map berisi dokument yang sudah dia persiapkan sebelumnya untuk diberikan pada wanita muda itu.
"Kau masih ingat dengannya bukan??
Dia anak laki-laki yang ingin kau jadikan suamimu ketika kalian masih kecil.
Apakah kamu mengingatnya??"Wanita muda itu tersenyum dan mengingat semua yang pernah dia ucapkan dulu ketika masih berusia lima tahun sebelum dirinya diajak pindah ke Jepang oleh orangtuanya.
"Kau wanita baik-baik, aku ingin menjadikanmu menantuku.
Apakah kamu sudah memiliki seorang kekasih??"Wanita muda itu memandang ke arah sang nyonya yang begitu lembut saat mengatakannya.
"Bagaimana saya bisa memiliki seorang kekasih, jika pria yang saya sukai adalah putra anda nyonya" jawab wanita muda bernama Karina dengan memberikan senyumnya yang cantik dan tatapan lembut kearah wanita yang dia panggil nyonya Kim tersebut.
Nyonya Kim menyentuh tangan Karina dan mengucapkan terima kasih karena ternyata keinginannya tidak bertepuk sebelah tangan. Melainkan mendapatkan jawaban seperti apa yang dia harapkan.
"Panggil aku eomma,,," ucap nyonya Kim pada sang calon menantunya tersebut.
Setelah sedikit berbincang mengenai orangtua sang calon menantu yang masih berada di Jepang.
Wanita paruh baya itu pun pamit dan mempersilahkan Karina mengunjungi Mansion Kim kapanpun dirinya menginginkannya.
"Aku akan mengajakmu bertemu dengan Jarvis sebelum kalian bertunangan,,, jadi datanglah,,,," ucap nyonya Kim sambil membelai wajah halus Karina.
"Iya eomma,,, " jawabnya Karina dengan suaranya yang lembut
°°°
Danielle terus berusaha merayu sang adik yang tidak mau keluar kamar dan terus berteriak tanpa mendengarkannya sama sekali.
"Apa tuan memiliki kunci cadangannya??" tanya Elard
Danielle pun segera menghubungi bibi Sin yang berada di Mansion utama melalui ponselnya.
Beberapa menit kemudian bibi Sin datang dan membawa kunci cadangan untuk membuka pintu kamar dimana Jarvis sedang bersembunyi didalamnya.
"EL,, kamu akan terluka jika masuk dengan keadaan Jarvis seperti ini"
"Jika hari ini saya terluka, saya akan mencobanya esok hari hingga tuan muda Jarvis tidak lagi melukai saya" jawab Elard sebelum masuk kedalam kamar dimana sang tuan muda sedang tidak bisa mengontrol emosinya itu.
To be continued,,,,
KAMU SEDANG MEMBACA
Professional Cuddler (TAEKOOK - BL - Series)
Fanfic⚠️ Boys Love⚠️ Warning : cerita mengandung sedikit kekerasan dan adegan 🔞🔞🔞 #🔞 Area #TAEKOOK Terima kasih untuk cintanya teman2 minthor semua 💜💚