Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ampun tuan,,, jangan membunuhku"
Seorang wanita pekerja malam itu tengah memohon pada seseorang yang sudah menyayat wajahnya hingga darah terus keluar dan membuatnya kesakitan.
"Katakan dimana aku harus mencarinya" ucap pria dengan hoodie hitamnya itu.
Sepertinya wanita itu mengetahui mengenai teror yang terjadi dan pekerja malam sepertinya yang dijadikan korban oleh sang pelaku tersebut.
"Saya tidak mengerti maksud anda tuan"
Tanpa mempertimbangkan semua permohonan dari wanita itu. Seorang pria yang menyembunyikan wajahnya dibalik masker dan kacamata hitam itu mengayunkan pisau kesayangannya lalu ditancapkannya di salah satu dada milik wanita pekerja malam yang tidak dia kenal tersebut.
Darah segar menyembur dan hampir mengenai hoodie hitam yang dia pakai.
Keheningan malam kembali mencekik semua jiwa yang selalu diperbudak oleh kesepian dalam hidupnya. Hingga rintihan salah satu manusia yang sedang meregang nyawa itu berhasil didengar oleh sekelompok orang yang sedang melintas untuk kembali ke rumah mereka masing-masing dari aktivitas malamnya.
Beberapa saat kemudian di tempat yang sama dimana wanita yang terluka parah itu kini tengah dikerumuni oleh beberapa orang yang hendak mengevakuasinya, karena kedua mata yang tidak bisa lagi terpejam menunjukkan bahwa nyawanya tidak lagi bersatu dengan raga yang sudah melemah akibat luka menganga dibagian tubuhnya.
"Kau lihat bukan bagaimana hasil kerjaku?? Sangat rapi dan aesthetic,,,"
Dua orang pria sedang menyaksikan bagaimana para petugas kepolisian memasang police line untuk mengamankan TKP dimana seorang wanita telah menjadi korban pembunuhan oleh orang yang tidak dikenal.
