***"Kau baik-baik saja, [Name]?" tanya Presdir Choi memperhatikan cara jalan wanita itu yang sedikit aneh.
Benar. Sudah 3 hari berlalu tapi rasa sakit yang mendera pangkal paha nya masih sedikit terasa meskipun sudah agak mendingan dari hari kemarin. Mendengar pertanyaan sang Presdir membuat sang wanita hanya mengangguk dengan wajah cantik yang dihiasi senyuman canggung.
"Kau betulan baik—"
"Maaf menyela ucapan anda, Presdir. Tapi, kurasa itu bukan hal penting yang akan anda bicarakan padaku, bukan?" tanya [Name], dengan sedikit kurang ajarnya yang menyela ucapan seseorang yang lebih tua darinya —dimasa sekarang.
Choi Eunchang hanya terdiam lalu tersenyum menatap [Name] yang kini duduk di sofa, "Baiklah. Aku memanggilmu untuk mengajakmu makan malam—" ucapnya menjeda kalimatnya akibat [Name] kini serius memandangnya, "—atas permintaan Rafael." lanjutnya
[Name] yang mendengar itu jelas terkejut. Bagaimana bisa bajingan seperti Rafael memintanya untuk datang dan makan malam bersama? Pasti ada udang di balik batu, pikirnya.
"Kapan?"
"Nanti malam. Tapi, kalau kau sedang tidak enak badan tidak perlu di paksakan." ucap Presdir Choi yang langsung saja di balas gelengan oleh gadis yang sudah resmi menjadi wanita itu beberapa hari yang lalu.
"Tidak, Presdir. Ketua Glory sudah mengundang kita. Aku tentu saja akan datang menemani anda." ucapnya.
Meskipun dirinya sangat tidak menyukai Rafael, ia tetap harus pergi memenuhi undangan tersebut dan menjalankan perannya dengan baik sebagai putri Choi Eunchang. Makanya, mau tidak mau ia harus tetap makan malam bersama pria itu.
"Baiklah. Aku akan menjemputmu nanti." ucap Choi Eunchang, meskipun ia sedikit ragu melihat keadaan [Name] yang berjalan sedikit pincang itu.
Setelah selesai bertemu. [Name] pun meninggalkan bangunan megah milik Presdir Choi menggunakan mobil mahal miliknya, kali ini ia mengendarai nya seorang diri tanpa di temani sang sopir. Kendaraan beroda empat itu ia kemudikan menuju kediaman Jiwon yang beberapa hari ini tidak di kunjungi nya.
Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu itu, ia pun akhirnya sampai. Dan kembali melewati tumpukan para homeless yang masih saja terus bertambah setiap harinya.
"Oh Yaampun! Tempat ini bau sekali. Sungguh!" ucapnya masih belum terbiasa dengan keadaan di depan pintu rahasia menuju kediaman Jiwon.
Kriet
[Name] yang baru saja membuka pintu itu langsung saja mendapat sambutan berupa gonggongan Mcking yang kini berlari ke arahnya. Sang puan tersenyum lalu berjongkok di depan anjing tersebut sembari mengelus nya pelan.
"Anjing pintar. Kau merindukanku ya?" tanyanya kemudian mengajak Mcking menuju sofa yang di duduki Jiwon dengan Kageo yang setia berdiri di belakang wanita itu.
"Kau sepertinya kesal, [Name]. Ada apa?" tanya Jiwon sesaat [Name] mendudukkan bokongnya di sampingnya.
"Tidak apa-apa." balasnya, "Ohiya. Bagaimana keadaan di Kowloon?" tanyanya.
Jiwon menghela napasnya, "Sejauh ini Tadeus masih belum curiga pada senior." jawabnya, "Ohiya, [Name]. Kudengar senior sudah menghubungimu, tapi kenapa tidak kau angkat telepon darinya?"
"Aku sibuk." balas [Name] cepat.
Dari nada bicara wanita itu dapat Jiwon simpulkan jika ia masih kesal pada seniornya, "Aduh, Aku hampir lupa! Tunggu sebentar ya." ujar Jiwon kemudian meninggalkan [Name] bersama Kageo dan Mcking.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐢𝐥𝐥𝐞𝐫 𝐏𝐞𝐭𝐞𝐫 ft. 𝐹𝑒𝑚𝑅𝑒𝑎𝑑𝑒𝑟
Fanfiction"Kebangkitan seseorang yang telah tiada? Terdengar mustahil dan tidak masuk akal, bukan? Tapi, itu suatu anugerah yang nyata." ======================================= 𖡼𖤣𖥧𖡼𓋼𖤣𖥧𓋼𓍊 𝐏𝐞𝐫𝐡𝐚𝐭𝐢𝐚𝐧 : - 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐨𝐨𝐜, - 𝐑𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐢𝐚...