CHAPTER 7: BERTENGKAR HEBAT

27 4 0
                                    

"Terlalu menyakitkan ketika lo terus disalahkan tanpa diberi kesempatan untuk menjelaskan"

-Rehandika

~o0o~

__________________

Pagi-pagi sekali kania kembali mimisan dia berada di kamar mandi untuk mencuci darah yang terus keluar dari hidungnya ia menatap cermin melihat mukanya pucat ia lebih baik segera mandi dan bersiap-siap untuk kesekolah kania tidak mau jika papanya memaksanya lagi, jadi kania harus kesekolah ia menuruni tangga hendak menghampiri meja makan karna saat ini dia buru-buru.

"Non nia ini bekalnya non makan di sekolah aja" ucap bi intan lalu tersenyum

Kania menoleh sambil mengangkat alisnya "makasih ya bi, emm papa sama mama di mana bi?" Tanya kania

Bi intan menunduk "semalam non. bapak berpesan agar bapak segera kerumah sakit melihat kondisi non nazilla" jelas bi intan

Kania tersenyum miris "nazilla sakit karna kania bi. Andaikan aku gak marah didepan nazilla ini juga gak bakalan terjadi" lirihnya

Bi intan memeluk kania lalu mengusapnya "muka non kania kenapa pucat, luka baru sudah di kompresin?"

"Sudah kok bi" jawabnya

"kalo sakit gak usah kesekolah non nanti bibi tanyain teman non" bi intan sangat khawatir melihat kondisi kania yang lemah

"Bi munkin aku pucat gini karna belum sarapan bibi jangan khawatir bekalnya nanti aku di kelas" jawab kania tersenyum dari raut wajahnya kania sadar sejak kemarin dirinya selalu lemah

"Bi munkin aku pucat gini karna belum sarapan bibi jangan khawatir bekalnya nanti aku di kelas" jawab kania tersenyum dari raut wajahnya kania sadar sejak kemarin dirinya selalu lemah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bibi menganggukkan kepalanya "yaudah non berangkat ya. Jangan sedih non mau liat kamu ikut sedih"

Kania tersenyum lalu menyalami "pamit ya bi"

"Hati-hati nong"

Kania sekarang menuju sekolahnya karna buru-buru ia telat bangun akibat semalam ia terus belajar hingga ia kecapean.

__________________

"Eh jalang satu sekolah kita udah dateng weh"

"Apaansih dia udah maluin sekolah aja".

"Dari dulu dia gak pernah berubah, dasar cewe nyampah"

"Dibayar berapa sih kania sampe-sampe jual diri gitu"

"Iyukk! Pengen muntak gak sih!"

Kania mesya anaira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang