08 • Bahasa Cintanya Danu

664 89 9
                                    

┌───── •✧✧• ─────┐
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
└───── •✧✧• ─────┘

Danu tersenyum melihat kondisi Hilda yang terlihat begitu menggemaskan. Hanya segelas saja rupanya gadis itu sudah berada di alam bawah sadar akibat mabuk yang datang.

"Kak Danu..." panggil Hilda yang berusaha membuka matanya.

Dehaman halus terdengar, Danu menopang kepalanya menggunakan satu tangan sebagai penyangga. Satu tangannya terulur untuk menyibak helaian rambut Hilda ke belakang bahu.

Hilda memanyunkan bibirnya gemas. "Kak Danu..." panggilnya lagi.

"Apa sayang," balas Danu kemudian.

Mata Hilda membulat dengan kedua tangan menutupi mulutnya, ekspresi terkejut akibat pengaruh alkohol membuat Hilda semakin menggemaskan di mata Danu.

"Kak Danu... Kak Danu nggak boleh manggil aku sayang," tolak Hilda dengan gelengan pelan.

Danu menarik kursi Hilda dengan satu tangan agar lebih dekat dengannya. "Kenapa, hm?"

"Nanti fans Kakak marah sama aku," bisiknya Hilda. "Aku sudah capek jadi target mereka, masa harus ditambah sama fans Kakak?" wajah sedih Hilda terlihat, matanya berkaca-kaca.

Danu terdiam mendengar kalimat yang terlontar dari mulut indah Hilda. "Nggak bakal ada yang berani ganggu lo lagi," kata Danu kemudian.

"Bohong!" Hilda menggeleng cepat. "Memangnya aku siapanya Kakak?"

"Gue pacar lo," jawab Danu.

Lagi dan lagi ekspresi terkejut yang menggemaskan terlihat. "Iya? Kakak pacar aku?" Tanya Hilda dengan mengerjapkan matanya.

Danu mengangguk pelan. "Gue milik lo."

Hilda tersenyum dan kembali menggeleng. "Kakak bohong lagi! Aku nggak pernah denger Kakak nyebut nama aku secara langsung," ujar Hilda mengerucutkan bibirnya.

Danu memajukan wajahnya hingga membuat jarak diantara mereka begitu dekat. "Hilda sayang," ucap Danu mengalun lembut dengan suara berat yang begitu tenang.

"Iya Kak Danu sayang..." jawab Hilda yang kemudian menutupi wajahnya karena tersipu malu.

Mati-matian Danu menahan tawanya karena melihat Hilda yang begitu lucu. Mulai sekarang, akan Danu pastikan hanya dirinya yang bisa melihat Hilda yang di bawah pengaruh alkohol. Tidak akan ia biarkan siapa pun berani melihat Hildanya yang menggemaskan.

"Kak Danu..." panggil Hilda lagi.

"Iya sayang," balas Danu.

"Kak Danu tau nggak?" Hilda mendekatkan wajahnya ke bagian telinga Danu, napas gadis itu seakan menggelitik. "Aku sebenarnya suka dari lama sama Kakak," bisiknya kemudian.

Perkataan itu mampu membangkitkan sensasi aneh yang bisa Danu rasakan, tatapan elang miliknya tertuju pada Hilda yang menatapnya sembari tersenyum.

"Oh, ya? Lo suka gue?" Tanya Danu memastikan, suaranya berubah parau.

Hilda mengangguk pelan. "Suka pada pandangan pertama," ucap Hilda tanpa memudarkan senyumnya. "Tapi... aku itu cewek diantara banyaknya yang suka sama Kakak. Lagi pula, aku siapa memangnya? Cuma cewek biasa yang dapat beasiswa dan dapat rumor jelek dengan ngejual tubuh sama kepala sekolah," jelas Hilda wajahnya berubah masam.

Kerutan pada kening Danu terlihat. Apa yang baru saja gadisnya katakan? Rumor itu bahkan tidak pernah Danu dengar, apa yang sudah dia lewatkan selama sekolah?

"Siapa yang berani bilang begitu?" Suara dingin Danu terdengar.

Air mata Hilda menetes, tatapannya bertemu dengan tatapan elang milik Danu. "Banyak..." bibir Hilda manyun ke bawah berusaha menahan air matanya yang terus mengalir. "Hilda capek, Kak... Hilda cuma mau sekolah biar bisa dapat kerjaan yang layak," lanjutnya.

BAD GOOD FATHER [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang