┌───── •✧✧• ─────┐
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
└───── •✧✧• ─────┘Sebatang rokok yang ujungnya sudah berhasil bertengger di celah bibir Danu, bersiap untuk ia hidupkan. Namun, langkahnya terhenti ketika suara Bintara begitu nyaring masuk ke dalam telinganya.
"BUSET!!!"
"Kenapa?" Tanya Saka yang mengernyit bingung.
"Katrina Kaif gue makin cantik," balas Bintara sembari menunjukkan foto yang ada di ponselnya.
Saka memutar bola matanya jengah karena tingkah ajaib sang sahabat.
"Lama-lama gue jorokin juga lo dari sini."
Omelan Saka mampu membuat Danu terkekeh pelan. Dua sahabatnya itu memang seperti Tom dan Jerry yang selalu bertengkar tapi juga saling sayang satu sama lain.
"Eh, Dan..." Bintara menatap Danu yang tengah menghisap rokoknya. Ia terlihat ragu untuk bertanya tapi juga penasaran. "Lo sama Hilda ada hubungan apa?"
Saka yang juga penasaran itu ikut menatap Danu dengan penuh tanya, ia ingin sekali mendengar jawaban dari bibir sahabatnya itu.
"Dia punya gue."
Bukannya merasa lega karena jawaban yang diberikan. Bintara dan Saka mengernyit bingung, mereka tidak mengerti maksud Danu karena menurut mereka terlalu ambigu.
"Maksud lo?" Kompak Bintara dan Saka bersamaan.
"Budeg? Gue bilang, dia punya gue."
"Lebih spesifik, dong. Dia pacar lo?" Bintara benar-benar penasaran hubungan Danu.
Danu sendiri juga tidak tahu statusnya dengan Hilda itu seperti apa. Sejak malam itu membuat Danu merasa kalau dia harus bertanggung jawab dengan Hilda, bahkan ia yang harusnya membiarkan Hilda pergi waktu itu malah memilih mengejar di tengah hujan yang begitu deras.
Ucapannya kala itu menyatakan bahwa Hilda miliknya itu secara spontan dan Danu tidak menyesal mengatakan itu. Namun, kalau ditanya apakah Hilda adalah pacarnya. Entahlah, Danu tidak mengerti apa itu cinta, yang ia tahu adalah kesendirian dalam hidupnya.
Kedua sahabat Danu menyerah karena jawaban yang mereka nanti tidak kunjung terlontar dari bibir Danu. Mereka akhirnya sibuk dengan kegiatan masing-masing, hingga satu notif milik Bintara menarik perhatiannya.
Oh shit!
Bintara menepuk pundak Saka lalu memperlihatkan satu pesan yang dikirim kepadanya. Saka yang awalnya sibuk dengan ponselnya kini matanya membesar karena membaca pesan tersebut.
Mereka tadi mendengar dengan jelaskan bahwa Hilda adalah milik Danu? Lelaki dingin tak tersentuh dan menakutkan itu?
Gawat sekali kalau Danu sampai tahu kondisi Hilda, karena kalau Danu sudah menyatakan kepemilikannya maka tidak ada satu pun yang boleh menyentuh miliknya.
"Kenapa?"
Danu menatap ke arah dua sahabatnya yang wajahnya begitu pucat.
❁❁❁❁❁
Langkah jenjang Danu bergerak begitu cepat tanpa peduli orang sekitar yang menatap ke arahnya. Langkahnya berhenti ketika sampai di ruangan UKS.
Danu mendapati Hilda yang terlihat membuka pelindung plaster luka untuk ia pakai. Ketika plaster itu berhasil menyentuh permukaan kulitnya yang luka, tangannya dicekal oleh Danu. Secara tiba-tiba lelaki itu sudah berada di hadapannya dalam jarak yang cukup dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GOOD FATHER [ ON GOING ]
Fiksi Remaja[ JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU, SEBELUM MEMBACA YA! ] Kehidupan Danu yang tampak sempurna nyatanya tidak membuatnya bahagia. Penyesalan yang selalu menghantui dirinya begitu menyesakkan. Kesombongannya di masa lalu telah menyakiti seseor...