┌───── •✧✧• ─────┐
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
└───── •✧✧• ─────┘Hal yang pertama Hilda lihat di dalam ruangan musik adalah gelap, penerangan sangat minim karena tirai jendela yang tidak terbuka.
"Kak, kita mau ngapa—"
Suara pintu terkunci mampu membuat Hilda langsung membalikkan tubuhnya dengan waspada. Walau keadaan ruangan yang gelap, Hilda masih mampu melihat tatapan elang dengan wajah datar milik Danu.
"K-kakak jangan mendekat," ucap Hilda takut sembari memeluk tubuhnya.
Langkah maju dari Danu sontak membuat Hilda perlahan bergerak mundur. Tidak ada yang membuka suara diantara mereka, Danu yang masih setia dalam diamnya dan Hilda yang terdiam karena ketakutan yang secara tiba-tiba menghampirinya.
Bruk!
Hilda yang terus bergerak mundur sembari menutup mata karena takut menjadi terperanjat karena terhantam meja yang ada di dalam ruangan itu. "K-kak... Kakak Danu bukan orang brengsek," ucapnya yang bergetar takut.
Hening, Hilda tak mendengar suara langkah Danu lagi. Ketika Hilda mencoba membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah lampu proyektor yang memancarkan sinar begitu indah bertemakan galaksi.
Mata Hilda terlihat berbinar-binar dan begitu fokus karena takjub melihat keindahan di depan matanya hingga tak sadar bahwa Danu telah berdiri menjulang di hadapannya dengan jarak yang cukup dekat.
"Suka?"
"S-suka..."
Tatapan Hilda beralih kepada tatapan Danu yang tajam, namun tidak terlihat menakutkan. Senyuman tanpa sadar terukir indah di wajah Hilda. "Cantik banget, Kak," kata Hilda dengan jujur.
"Iya, lo memang cantik," balas Danu yang menatap langit-langit ruangan yang memantulkan sinar indah. "Mau pacaran sama gue, nggak?"
Pipi Hilda yang mengeluarkan semburat merah karena pujian yang Danu lontarkan terlihat semakin memerah karena ucapan selanjutnya yang sangat tidak pernah Hilda sangka.
"H-hah?"
Tatapan mereka kembali bertemu satu sama lain, Danu menunduk agar menyamakan tingginya dengan Hilda. "Gue ngajak lo pacaran, mau?"
"T-tapi... kenapa?"
"Karena gue maunya lo."
"Yang suka sama Kak Danu banyak, jadi—"
"Dan seorang Danu maunya cuma sama lo."
Ucapan Hilda yang terpotong oleh Danu berhasil membuat hening diantara mereka hadir, hanya tatapan yang bertemu dalam diam dengan maksud yang sulit diartikan oleh keduanya.
"Gimana? Lo izinin gue buat jadi pacar lo?" Tanya Danu setelah diamnya mereka.
"Aku... aku cuma cewek biasa yang—"
Danu berdecak dan membuat ucapan Hilda kembali terhenti. "Kalau gue mau sama lo, berarti lo di mata gue luar biasa."
"Kak Danu yakin?" Tanya Hilda dengan hati-hati, ia ingin memastikan apakah situasi sekarang memang benar adanya.
"Lo lama-lama ngeselin, ya?" Kata Danu yang mulai terpancing emosi, ia menegapkan tubuhnya dengan kedua tangan yang masuk ke dalam saku celana. "Kalau gue bilang mau berarti gue sudah sangat yakin."
Hilda terdiam sejenak, pikirannya menjadi tak karuan karena ulah Danu. Namun, detik berikutnya dengan pelan Hilda mengangguk sebagai jawaban.
"Apa maksudnya?" Tanya Danu yang melihat anggukkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GOOD FATHER [ ON GOING ]
Teen Fiction[ JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU, SEBELUM MEMBACA YA! ] Kehidupan Danu yang tampak sempurna nyatanya tidak membuatnya bahagia. Penyesalan yang selalu menghantui dirinya begitu menyesakkan. Kesombongannya di masa lalu telah menyakiti seseor...