Jika disetiap lelahku dalam belajar ilmu dapat menggugurkan dosa orangtuaku, maka Aku memilih untuk tetap lelah.
@3lwaaa__🤍"Kiya, bangun! Udah subuh, nak," suara lembut bu Nisa membangunkan Azkiya.
"Iya, Bu," jawab Azkiya sambil menguap.
"Kamu kenapa kok pucat? Gak enak badan?" tanya bu Nisa dengan khawatir.
"Enggak kok, Bu. Cuma tadi malam agak kurang tidur," jawab Azkiya sambil tersenyum.
"Ya udah, cepetan mandi, terus sholat. Nanti Bapak sama Ibu berangkat kerja," kata bu Nisa.
Azkiya bergegas mandi, sholat subuh dan bersiap-siap untuk mengantar orang tuanya bekerja. Setelah mengantar orang tuanya, Azkiya langsung menuju kampus.
"Assalamualaikum, Kiya," sapa Dinda, teman sekelas Azkiya.
"Waalaikumsalam, Din. Kamu udah siap buat kelas pagi ini?" jawab Azkiya.
"Udah dong. Nanti kita bareng ke kelas ya?" tanya Dinda.
"Oke, siap," jawab Azkiya.
Di kelas, Azkiya merasa sedikit lelah karena kurang tidur. Namun, ia berusaha fokus mengikuti pelajaran.
"Kiya, kamu ada waktu siang ini?" tanya Dinda.
"Ada kok, kenapa?" jawab Azkiya.
"Tadi Rara pesen, katanya mau ngajak kamu ketemu sama Pak Ahmad. Dia mau ngobrol tentang seminar motivasi yang mau kita selenggarakan," jelas Dinda.
"Oh, iya. Aku lupa kalau ada rapat siang ini. Oke, aku siap," jawab Azkiya.
"Baguslah. Rara nanti jemput kamu di depan fakultas," kata Dinda.
Azkiya mengangguk setuju. Ia merasa sedikit gugup karena akan bertemu dengan Pak Ahmad, dosen yang sangat berpengaruh di kampus walaupun itu dosen pavoritnya.
"Semoga rapatnya lancar ya, Kiya," ucap Dinda sambil tersenyum.
"Aamiin," jawab Azkiya.
Azkiya berharap rapatnya berjalan lancar dan ia bisa memberikan kontribusi yang baik untuk acara seminar motivasi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEJAK KAKI DI PASIR WAKTU
Teen FictionDi sebuah pedesaan indah di Lombok, terdapat seorang mahasiswi S1 program pendidikan bahasa Inggris bernama Azkiya. Azkiya adalah anak sulung dari sebuah keluarga sederhana yang tinggal bersama orang tuanya dan tiga adik perempuannya. Ayah dan ibuny...