"Kesuksesan diraih oleh mereka yang berusaha bukan yang putus asa."
@3lwaaa__🤍Azkiya dan Dinda berjalan menuju kantin sambil bercerita tentang persiapan acara seminar motivasi. Mereka merencanakan berbagai hal untuk membuat acara tersebut menjadi sukses dan bermanfaat bagi para peserta.
"Sudah ada ide siapa yang akan kita undang sebagai pembicara, Kiya?" tanya Dinda sambil memesan makanan di kantin.
"Belum, Din. Tapi aku akan mencari informasi tentang pembicara yang ahli di bidang public speaking," jawab Azkiya sambil memesan makanan favoritnya.
"Bagus, Kiya. Kita butuh pembicara yang bisa menginspirasi dan memberikan wawasan baru kepada peserta," kata Dinda sambil mengangguk setuju.
Setelah memesan makanan, mereka duduk di meja dan melanjutkan diskusi.
"Kiya, apakah sekarang kamu sudah punya ide untuk konsep workshop public speaking?" tanya Dinda sambil menyantap makanannya.
"Aku berpikir untuk membuat sesi workshop yang interaktif, di mana peserta bisa langsung berlatih presentasi dan mendapatkan umpan balik langsung," jawab Azkiya.
"Ide bagus, Kiya! Itu pasti akan sangat membantu para mahasiswa yang ingin meningkatkan kemampuan public speaking mereka," ujar Dinda dengan antusias.
Mereka mulai merencanakan detail-detail untuk workshop public speaking, termasuk materi, metode pembelajaran, dan pembicara yang akan mengisi sesi tersebut. Setelah diskusi yang intens, mereka merasa semakin yakin bahwa acara seminar motivasi ini akan menjadi sukses.
Setelah selesai makan siang, Azkiya dan Dinda kembali ke kelas dengan semangat yang membara. Mereka berdua siap untuk terus bekerja sama dalam mempersiapkan acara seminar motivasi yang akan datang. Azkiya tampak berbinar-binar, karena ia merasa bahwa hari ini adalah awal dari perjalanan yang penuh inspirasi dan pembelajaran. Ia berharap acara seminar motivasi ini bisa memberikan manfaat yang besar bagi semua peserta.
=====>
Keesokan harinya, Azkiya bangun dengan semangat baru. Ia langsung bergegas mandi dan bersiap-siap untuk ke kampus. Hari ini, ia memiliki janji dengan Dinda untuk mencari informasi tentang pembicara yang cocok untuk mengisi sesi workshop public speaking di seminar motivasi.
"Assalamualaikum, Kiya!" sapa bu Nisa sambil menyiapkan sarapan.
"Waalaikumsalam, Bu. Selamat pagi," jawab Azkiya sambil mencium tangan ibunya.
"Kamu semangat banget, Kiya. Ada apa?" tanya bu Nisa sambil tersenyum.
"Iya Bu, hari ini Kiya mau cari informasi tentang pembicara untuk seminar motivasi. Kiya, Rara dan Dinda sudah punya beberapa ide, tinggal mencari yang paling cocok," jawab Azkiya sambil mengambil sepiring nasi dan lauk pauk.
"Oh, baguslah. Semoga lancar ya, Kiya," kata bu Nisa sambil mendoakan Azkiya.
Selesai sarapan dan mengantar orang tuanya kerja, Azkiya pamit kepada orang tuanya dan bergegas menuju kampus. Ia bertemu dengan Rara dan Dinda di depan gerbang kampus.
"Din, udah dapat informasi tentang pembicara?" tanya Azkiya.
"Sudah, Kiya. Aku sudah menghubungi beberapa orang yang ahli di bidang public speaking. Ada beberapa yang bersedia untuk mengisi sesi workshop di seminar kita," jawab Dinda.
"Baguslah, Din. Kita diskusikan dulu ya siapa yang paling cocok untuk mengisi sesi workshop kita," kata Azkiya.
Mereka bertiga duduk di bangku taman kampus sambil berdiskusi tentang beberapa calon pembicara yang telah mereka hubungi. Azkiya dan Dinda saling bertukar informasi dan pendapat. Akhirnya, mereka sepakat untuk memilih seorang pembicara yang berpengalaman dan memiliki gaya mengajar yang interaktif.
"Oke, Din. Kita hubungi Pak Ahmad dulu untuk meminta persetujuannya," kata Azkiya.
"Setuju, Kiya. Kita segera hubungi Pak Ahmad," jawab Dinda.
Mereka bertiga langsung menuju ke ruang dosen Pak Ahmad untuk meminta persetujuan. Azkiya dan Dinda menjelaskan pilihan mereka untuk pembicara workshop public speaking dan meminta Pak Ahmad untuk memberikan penilaian. Pak Ahmad mendengarkan dengan saksama dan memberikan masukan yang positif.
"Saya setuju dengan pilihan kalian, Kiya dan Dinda. Pak Hikam memang ahli di bidang public speaking dan memiliki pengalaman yang luas," kata Pak Ahmad.
"Terima kasih, Pak Ahmad. Kami akan segera mengontak Pak Hikam untuk menanyakan ketersediaannya," jawab Azkiya.
"Oke, Kiya, Rara dan Dinda. Semoga sukses dengan seminar motivasinya," kata Pak Ahmad sambil tersenyum.
Azkiya dan Dinda merasa lega karena Pak Ahmad menyetujui pilihan mereka. Mereka berdua langsung menghubungi Pak Hikam untuk menanyakan ketersediaannya.
"Alhamdulillah, Pak Hikam bersedia untuk mengisi sesi workshop di seminar kita," kata Dinda sambil tersenyum lebar.
"Alhamdulillah, Din. Kita bisa langsung lanjut ke tahap berikutnya," jawab Azkiya.
Azkiya, Rara dan Dinda merasa sangat senang karena persiapan seminar motivasi berjalan lancar. Mereka berdua siap untuk bekerja keras dan memberikan yang terbaik untuk acara tersebut.
"Kiya, aku yakin seminar kita akan sukses," kata Rara sambil memberikan semangat kepada Azkiya.
"Aku juga yakin, Ra. Kita bisa membuat seminar ini menjadi acara yang inspiratif dan bermanfaat bagi para peserta," jawab Azkiya.
Azkiya, Dinda dan Rara berpisah untuk kembali ke kelas masing-masing. Mereka bertiga penuh semangat untuk melanjutkan persiapan seminar, dengan harapan agar acara tersebut bisa memberikan dampak positif bagi semua yang terlibat.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEJAK KAKI DI PASIR WAKTU
Teen FictionDi sebuah pedesaan indah di Lombok, terdapat seorang mahasiswi S1 program pendidikan bahasa Inggris bernama Azkiya. Azkiya adalah anak sulung dari sebuah keluarga sederhana yang tinggal bersama orang tuanya dan tiga adik perempuannya. Ayah dan ibuny...