Setiap kalimat yang tertulis adalah bukti bahwa kita masih berjuang, bahwa ada hari-hari yang berat ketika jiwa tersesat,
namun hati harus tetap setia mencari cahaya. 🤍
@3lwaaa__
Setelah seminar motivasi sukses dilaksanakan, panitia BEM berkumpul kembali di sekretariat untuk melakukan rapat evaluasi. Mereka ingin membahas apa yang telah berjalan baik dan apa yang perlu diperbaiki untuk kegiatan mendatang.
"Selamat pagi, semuanya!" sapa Azkiya dengan semangat. "Hari ini kita akan mengevaluasi acara kita dan merencanakan camping ground sebagai penutupan kegiatan ini."
Dinda membuka catatan. "Mari kita mulai dengan hal-hal positif dari seminar kemarin. Siapa yang mau berbagi pendapat?"
"Menurutku, pembicara kita, Pak Hikam, benar-benar menarik perhatian peserta. Banyak yang terinspirasi," kata Rafa.
"Setuju! Dan promosi kita juga berhasil. Banyak peserta yang datang karena poster dan media sosial," tambah Rara.
"Namun, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan," Dinda melanjutkan. "Misalnya, jadwal acara yang sedikit molor. Kita perlu lebih ketat dalam pengaturan waktu."
"Dan untuk logistik, kita juga harus memastikan semua peralatan siap tepat waktu. Beberapa alat presentasi sempat terlambat," Azkiya menambahkan.
Setelah membahas evaluasi, mereka beralih ke agenda berikutnya. "Sekarang, mari kita diskusikan camping ground. Ini akan menjadi kesempatan untuk merayakan kerja keras kita dan mempererat persahabatan," kata Azkiya.
"Di mana kita akan camping?" tanya Rara.
"Aku punya ide. Bagaimana kalau kita pergi ke camping ground di dekat danau? Tempatnya indah dan bisa menampung banyak orang," usul Dinda.
"Setuju! Kita bisa melakukan berbagai aktivitas seru di sana, seperti hiking dan api unggun," kata Rafa.
"Baiklah, kita perlu membagi tugas untuk camping ground ini. Siapa yang mau mengurus transportasi?" tanya Azkiya.
"Saya bisa mengurus transportasi. Nanti aku akan cek kendaraan yang bisa kita sewa," kata Rara.
"Bagus, Rara. Untuk konsumsi, aku bisa mengatur makanan dan minuman selama camping," tambah Dinda.
"Kami yang laki-laki bisa bantu mengurus perlengkapan camping, seperti tenda dan peralatan," Rafa menawarkan.
"Perfect! Kita akan melakukan camping ini dalam seminggu ke depan. Mari kita pastikan semua tugas terdistribusi dengan baik agar acara ini berjalan lancar," Azkiya merangkum.
Setelah semua tugas dibagi, mereka melanjutkan dengan pembubaran panitia. "Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian semua atas kerja keras dan dedikasi yang luar biasa dalam seminar ini," kata Azkiya.
"Semua usaha kita terbayar dengan suksesnya acara. Kalian semua hebat!" Dinda menambahkan.
Mereka pun bersulang dengan semangat, merayakan pencapaian mereka. "Semoga kita bisa terus bekerja sama dalam kegiatan positif lain di masa depan," kata Rafa.
"Ayo, kita jaga persahabatan ini!" seru Rara.
Mereka mengakhiri rapat dengan senyum dan semangat baru, siap untuk petualangan mereka di camping ground yang akan datang.Hari Berikutnya: Persiapan Camping Ground
Keesokan harinya, suasana di sekretariat BEM terasa sangat ceria. Setiap anggota panitia terlihat bersemangat untuk mempersiapkan camping ground yang sudah direncanakan.
Azkiya datang lebih awal untuk memastikan semua berjalan sesuai rencana. Dia membuka laptopnya dan mulai mengecek daftar tugas yang telah dibagikan kemarin.
Dinda tiba tidak lama setelah itu, membawa beberapa bahan untuk persiapan konsumsi. "Selamat pagi, Kiya! Aku sudah membeli beberapa bahan makanan untuk camping nanti. Kita perlu mempersiapkan menu sederhana tapi enak."
"Selamat pagi, Din! Bagus sekali! Mari kita buat daftar menu agar semua terlihat jelas," jawab Azkiya sambil membuka dokumen di laptopnya.
Rara muncul berikutnya, membawa informasi tentang transportasi. "Kuy, semuanya! Aku sudah menghubungi penyewa kendaraan dan kita bisa mendapatkan dua van untuk pergi ke camping ground. Kita hanya perlu menyiapkan daftar peserta."
"Super! Jadi kita perlu segera mengumpulkan nama-nama peserta dan memastikan siapa saja yang akan ikut," kata Dinda.
Setelah itu, Rafa datang dengan beberapa perlengkapan camping yang dia bawa. "Aku sudah mempersiapkan tenda dan peralatan lainnya. Kita perlu memeriksa semuanya agar tidak ada yang tertinggal."
"Bagus, Rafa. Mari kita buat daftar perlengkapan yang perlu dibawa agar kita bisa mengecek semuanya sebelum berangkat," Azkiya menyarankan.
Mereka kemudian berkumpul dan mulai menyusun daftar peserta serta perlengkapan yang perlu dibawa. Suasana sangat akrab, dengan banyak tawa dan cerita di antara mereka.
Setelah semua persiapan selesai, mereka memutuskan untuk mengadakan rapat kecil sebelum hari H. "Mari kita lakukan rapat lagi besok untuk memastikan semua orang tahu tugasnya dan tidak ada yang terlewat," kata Azkiya.
"Setuju! Kita harus memastikan semuanya siap agar camping ini menjadi pengalaman yang menyenangkan," tambah Dinda.
Mereka pun sepakat untuk bertemu lagi keesokan harinya dan melanjutkan persiapan dengan semangat. Hari itu diakhiri dengan rasa antusias dan kebersamaan yang semakin erat di antara mereka.
Malam Sebelum Camping
Malam itu, setelah semua kegiatan, Azkiya, Dinda, Rara, dan Rafa berkumpul di rumah Rara untuk bersantai dan membahas lebih lanjut tentang camping. Mereka membuat rencana untuk aktivitas yang akan dilakukan di camping ground, seperti permainan, berbagi cerita di sekitar api unggun, dan sesi refleksi tentang kegiatan yang telah mereka lakukan.
"Saya ingin kita bisa berbagi pengalaman dan pelajaran dari seminar kemarin di malam api unggun," kata Rafa.
"Itu ide yang bagus! Kita bisa saling mendukung dan memberi semangat satu sama lain," Dinda menambahkan.
Mereka pun menghabiskan malam dengan tertawa, merencanakan kegiatan, dan menikmati kebersamaan. Tidur dengan rasa bahagia, mereka semua siap menantikan petualangan di camping ground keesokan harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEJAK KAKI DI PASIR WAKTU
Teen FictionDi sebuah pedesaan indah di Lombok, terdapat seorang mahasiswi S1 program pendidikan bahasa Inggris bernama Azkiya. Azkiya adalah anak sulung dari sebuah keluarga sederhana yang tinggal bersama orang tuanya dan tiga adik perempuannya. Ayah dan ibuny...