11. Menyulut Api Semangat

1 1 0
                                    

"Satu lidi bisa dengan sangat mudah untuk dipatahkan, tetapi tidak dengan lidi-lidi yang dikumpulkan menjadi satu ikatan. Dia bisa menjadi sangat kuat sehingga tidak mudah dipatahkan." 🤍

Sepulang kuliah, mereka langsung bergegas ke sekretariat BEM untuk rapat evaluasi persiapan acara sekaligus gladi kotor.

"Oke, Kiya, sekarang kita harus fokus ke persiapan selanjutnya," kata Dinda sambil mengeluarkan buku catatannya. "Apa aja yang udah kita kerjain?"

"Kita udah dapet pembicara, Din. Pak Hikam," jawab Azkiya. "Terus, kita juga udah punya tema dan konsep seminarnya."

"Benar. Sekarang kita harus mulai mikirin logistik, tempat, dan promosi," tambah Rafa. "Kita mau bikin seminarnya di mana?"

"Kita bisa pakai aula kampus aja, Pak Ketupat. Dekat, dan kapasitasnya cukup," usul Azkiya. "Terus, kita juga bisa minta bantuan panitia konsumsi untuk urusan logistik."

"Bagus idemu, Kiya. Kita juga harus mulai mikirin desain poster dan banner untuk promosi. Bagaimana sie perlengkapan, Sudah siap?". Kata Rafa, sambil melihat kearah Aska Co perlengkapan.

"Oke, Pak Ketupat. Aku bisa desain posternya. Rara, kamu bisa bantu buat bannernya, ya?" tawar Aska.

"Siap, Pak Co!" jawab Rara semangat.

"Terus, untuk promosi, kita bisa manfaatin media sosial, dan juga bisa pasang poster di beberapa tempat strategis di kampus," tambah Dinda.

"Oke, kita bagi tugas ya. Pak Ketupat dan saya fokus ke acara, pak co perlengkapan fokus desain poster dan promosi online. Rara fokus ke banner dan promosi offline. Dinda, kamu fokus ke urusan logistik dan koordinasi dengan panitia konsumsi, serta panitia yang lain fokus ke sie masing-masing ya," kata Azkiya.

"Deal!" seru semua panitia kompak.

Mereka kemudian berdiskusi lebih lanjut tentang detail persiapan seminar, mulai dari susunan acara dan kebutuhan logistik serta gladi kotor persiapan seminar. Mereka saling bertukar ide dan saling mendukung satu sama lain.

Beberapa hari kemudian, semua panitia  berhasil menyelesaikan persiapan seminar Publik Speaking mereka. Mereka sudah mendapatkan izin dari pihak kampus, memesan aula, dan menyiapkan semua kebutuhan logistik. Mereka juga sudah menyebarkan poster dan banner di kampus dan media sosial.

Hari seminar pun tiba. Panitia keamanan  sibuk menyambut para peserta yang datang silih berganti. Azkiya selaku moderator acara merasa bangga dan lega karena semua persiapan berjalan lancar.

"Alhamdulillah, seminarnya ramai, Kiya," kata Dinda sambil tersenyum.

"Iya, Din. Semoga acara ini bisa bermanfaat buat semua peserta," jawab Azkiya.

Seminar motivasi pun dimulai. Pak Hikam, pembicara yang mereka undang, tampil memukau dengan materi yang inspiratif dan gaya mengajar yang interaktif. Para peserta antusias mengikuti seminar dan aktif bertanya.

Di akhir seminar, Azkiya, Dinda, Rara, Rafa, pak Ahmad, dan panitia yang lain merasa puas dan bangga. Mereka berhasil menyelenggarakan seminar motivasi yang sukses dan bermanfaat bagi para peserta. Mereka bertiga merasa semakin erat persahabatan mereka, dan mereka berjanji untuk terus berkolaborasi dalam kegiatan positif lainnya di masa depan.

"Kiya, Dinda, terima kasih ya udah mau kerja sama bareng aku," kata Rara sambil memeluk kedua temannya.

"Sama-sama, Ra. Kita bertiga tim yang hebat!" jawab Azkiya dan Dinda kompak.

Mereka bertiga kemudian berfoto bersama sebagai kenang-kenangan atas kesuksesan seminar motivasi mereka. Mereka bertiga merasa bahagia dan bangga karena telah berhasil mewujudkan mimpi mereka untuk menyelenggarakan acara yang bermanfaat bagi banyak orang.

"Semoga seminar ini bisa menginspirasi kita semua untuk terus berjuang dan meraih mimpi," kata Azkiya.

"Aamiin!" jawab Dinda dan Rara kompak.

JEJAK KAKI DI PASIR WAKTU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang