Bahagia rasanya ketika mendapatkan teman yang tidak merasa tersaingi dengan apa yang kita capai, tapi malah saling bahu membahu untuk meniti tangga kesuksesan bersama.
@3lwaaa__🤍Azkiya kembali ke kelas dengan langkah lebih ringan. Ia masih teringat senyum Pak Ahmad dan semangat Rafa dan Rara. Ia merasa bahwa dirinya bisa memberikan kontribusi positif untuk kampus.
"Kiya, kamu serius mau ikut seminar motivasi ini?" tanya Dinda saat Azkiya duduk di sampingnya.
"Iya, Din. Aku tertarik dengan tema seminarnya dan ingin belajar lebih banyak," jawab Azkiya.
"Baguslah. Kita bisa saling membantu dan belajar bareng," kata Dinda.
"Iya, Din. Aku yakin kita bisa membuat seminar ini sukses," jawab Azkiya.
"Eh, Kiya, kamu udah punya ide untuk sesi workshop-nya?" tanya Dinda.
"Belum, Din. Aku masih mikirin konsepnya, antara membahas tentang pentingnya pendidikan karakter dan etika dalam kehidupan atau public speaking. Kamu punya ide, Din?" tanya Azkiya balik.
"Hmmm... gimana kalau kita bikin workshop tentang public speaking? Kayaknya banyak mahasiswa yang butuh belajar tentang itu," usul Dinda.
"Ide bagus, Din! Kita bisa undang pembicara yang ahli di bidang public speaking. Kita juga bisa ajak mahasiswa untuk berlatih presentasi di depan kelas," jawab Azkiya.
"Oke, deal! Setelah kelas kita langsung sepakati dengan yang lain dan cari pembicara yang cocok," kata Dinda.
"Oke, Din. Aku juga akan cari informasi tentang workshop public speaking. Kita bisa kolaborasi untuk membuat sesi workshop yang menarik dan bermanfaat," jawab Azkiya.
"Sip! Aku yakin kita bisa membuat seminar motivasi ini seru dan bermanfaat," kata Dinda sambil tersenyum.
Azkiya mengangguk setuju. Ia merasa senang karena bisa bekerja sama dengan Dinda untuk membuat acara seminar motivasi yang sukses. Ia berharap seminar ini bisa memberikan inspirasi dan motivasi bagi para peserta.
"Kiya, kamu mau makan siang bareng?" tanya Dinda.
"Mau, Din. Aku lapar nih," jawab Azkiya.
"Oke, ayo kita ke kantin," ajak Dinda.
Mereka berdua pun beranjak dari kelas menuju kantin. Azkiya merasa bahagia karena hari ini ia bisa bertemu dengan teman-teman dan berdiskusi tentang hal-hal yang positif. Ia merasa bahwa ia sedang berada di jalan yang benar dan ia ingin terus belajar dan berkembang untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEJAK KAKI DI PASIR WAKTU
Teen FictionDi sebuah pedesaan indah di Lombok, terdapat seorang mahasiswi S1 program pendidikan bahasa Inggris bernama Azkiya. Azkiya adalah anak sulung dari sebuah keluarga sederhana yang tinggal bersama orang tuanya dan tiga adik perempuannya. Ayah dan ibuny...