11 "Langkah Pertama"

25 1 0
                                    

---

Hari-hari setelah percakapan terakhir mereka berjalan dengan suasana baru. Meski tidak ada perubahan drastis, Chika bisa merasakan perbedaan dalam cara Christy memperlakukannya. Ada kedekatan yang lebih intim, perhatian yang lebih jelas, seolah Christy kini lebih berusaha untuk menunjukkan bahwa ia juga serius tentang perasaan mereka.

Pada suatu malam, Christy mengajak Chika untuk makan malam di sebuah restoran kecil yang biasa mereka kunjungi. Meskipun suasana di antara mereka terasa hangat, ada rasa gugup yang tidak bisa diabaikan oleh Chika. Ini seperti awal yang baru bagi mereka—sebuah hubungan yang lebih dari sekadar pertemanan, tapi juga belum sepenuhnya menjadi hubungan romantis.

Christy menarik kursi untuk Chika dan duduk di depannya, senyum tipis terukir di wajahnya. “Aku senang kita bisa makan malam bersama lagi seperti ini,” ucap Christy lembut.

Chika membalas senyum itu, meskipun di dalam hatinya ada pertanyaan yang terus berputar. "Aku juga senang, Christy," jawab Chika, sambil menyesap jus jeruknya. “Tapi, aku masih penasaran. Setelah semua yang kita bicarakan... ke mana kita akan membawa ini?”

Christy terdiam sesaat, kemudian menarik napas dalam. "Aku tahu ini masih baru dan sedikit membingungkan," jawabnya hati-hati. "Tapi aku ingin kita menjalani ini dengan perlahan. Kita sudah sepakat untuk mencoba, tapi aku tidak ingin kita terburu-buru."

Chika mendengarkan dengan seksama. Baginya, langkah perlahan terdengar masuk akal, tapi di satu sisi, dia juga takut jika hubungan mereka akan kembali ke zona abu-abu yang membingungkan.

“Aku bisa mengerti itu,” ujar Chika. “Tapi aku juga berharap kita bisa lebih terbuka tentang perasaan kita. Aku tidak ingin kembali ke titik di mana semuanya tidak pasti.”

Christy menatap Chika dengan serius, lalu mengangguk. “Aku berjanji, Chika. Kali ini, aku akan lebih terbuka. Aku tidak akan membiarkan kita terjebak lagi dalam kebingungan. Aku butuh kamu bersabar denganku, tapi aku akan berusaha untuk menjadi lebih jelas tentang apa yang aku rasakan.”

Mendengar janji itu membuat Chika merasa lebih tenang. Ada kehangatan yang melingkupi mereka, membuat Chika yakin bahwa mereka bisa melalui ini bersama. Meskipun mereka belum secara resmi menyatakan hubungan mereka sebagai sepasang kekasih, Chika merasakan bahwa mereka menuju ke arah itu.

Malam itu di restoran, mereka berbicara panjang lebar tentang berbagai hal. Dari hal-hal kecil seperti pekerjaan dan hobi hingga percakapan mendalam tentang ketakutan dan harapan mereka. Christy bercerita tentang masa lalunya—tentang hubungan yang pernah membuatnya terluka dan alasan mengapa dia begitu takut untuk berkomitmen lagi.

“Aku hanya tidak ingin membuat kesalahan yang sama, Chika,” kata Christy pelan, tatapannya kosong saat mengingat masa lalunya. “Aku pernah terlalu terburu-buru dan akhirnya kehilangan seseorang yang penting.”

Chika mengangguk mengerti. “Aku tidak ingin mendesakmu, Christy. Aku hanya ingin kita jujur satu sama lain dan memastikan bahwa kita tidak membiarkan ketakutan masa lalu menghalangi kita untuk bahagia di masa depan.”

Mereka mengakhiri malam itu dengan perasaan yang lebih lega. Meskipun masih ada perjalanan panjang di depan mereka, Chika merasakan ada kemajuan. Langkah pertama sudah mereka ambil, dan yang terpenting adalah mereka tidak lagi berjalan sendiri-sendiri. Kini, mereka berusaha bersama.

Saat mereka keluar dari restoran, Christy menggenggam tangan Chika erat, membuat Chika merasa bahwa apa yang mereka miliki ini sungguh nyata. Christy menoleh dan tersenyum lembut padanya.

“Aku senang kita melalui ini bersama,” ujar Christy dengan tulus.

Chika tersenyum balik, hatinya hangat. "Aku juga, Christy. Aku sangat senang kita memulai langkah ini."

Malam itu, saat Chika pulang ke rumah, ia merasa lebih optimis tentang masa depannya dengan Christy. Semua ketidakpastian yang dulu menghantuinya kini mulai pudar. Meski perjalanan mereka masih panjang, ia yakin bahwa mereka akan baik-baik saja selama mereka terus berkomunikasi dan saling mendukung.

Dan untuk pertama kalinya, Chika merasa benar-benar siap untuk menjalani hubungan ini—langkah demi langkah, bersama Christy.

True Story: Penulis Favoritku Adalah Kekasihku (ch2) endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang