True Story: Penulis Favoritku Adalah Kekasihku (ch2) end

23 "Kembali ke LDR"

---

Setelah beberapa minggu menjalani hari-hari sendiri dan merenungi banyak hal, Chika dan Christy memutuskan untuk kembali berkomunikasi. Meski masih ada jarak di antara mereka, mereka merasa hubungan ini layak diperjuangkan. Namun, ada satu hal yang harus mereka terima: Christy masih harus menetap di luar kota untuk pekerjaan barunya, dan ini berarti mereka harus kembali menjalani hubungan jarak jauh.

Pagi itu, Chika menerima panggilan video dari Christy. Senyumnya mengembang saat melihat wajah Christy di layar, meski ada kerinduan yang terpendam. Mereka berdua saling menyapa, dan untuk pertama kalinya setelah lama, mereka berbicara dari hati ke hati.

"Chika," Christy memulai dengan senyuman kecil, "aku tahu kita sudah banyak melalui masa-masa sulit. Tapi aku mau kita coba lagi, meskipun ini artinya kita harus menjalani LDR lagi."

Chika mengangguk, meski ada kekhawatiran dalam hatinya. "Aku juga ingin kita tetap bersama, Christy. Aku sudah siap. Kali ini, aku akan berusaha lebih sabar dan mengerti. Aku percaya sama kamu."

Hari-hari setelah keputusan itu terasa baru bagi mereka. Chika mulai terbiasa dengan pola komunikasi yang teratur, dan Christy berusaha sebisa mungkin menyempatkan waktu, walaupun jadwalnya sering padat. Mereka saling mengabari hal-hal kecil, dari aktivitas sehari-hari hingga perasaan yang tak selalu bisa mereka sampaikan langsung.

Di sela-sela kesibukan, mereka mulai menjadwalkan pertemuan video rutin setiap malam minggu, seakan menjadi ritual kecil untuk menjaga hubungan mereka tetap hangat. Christy sering menunjukkan suasana kotanya melalui kamera, sementara Chika berbagi cerita dari tempat tinggalnya, seolah-olah mereka berjalan bersama meski terpisah jarak.

Namun, di balik rasa bahagia itu, ada tantangan yang tetap harus mereka hadapi. Kadang rasa rindu dan jarak membuat Chika merasa sepi, dan dalam momen seperti itu, ia sering menulis pesan panjang untuk Christy, mengungkapkan segala keresahannya. Dan setiap kali ia menerima balasan yang penuh kasih, ia merasa lebih kuat.

Dengan komitmen baru, mereka menjalani kembali hubungan jarak jauh ini, bukan hanya dengan harapan, tetapi juga dengan kesadaran akan usaha yang diperlukan. Meski tak mudah, mereka percaya bahwa cinta ini bisa bertahan, karena kali ini mereka lebih siap dan lebih kuat.

---