---
Pagi itu, setelah pertemuan yang menegangkan namun penuh kejelasan dengan Christy, Chika merasa lebih lega. Janji Christy untuk lebih memperhatikan hubungan mereka telah memberi Chika harapan. Namun, di balik kelegaan itu, ia tahu bahwa kata-kata harus diwujudkan dalam tindakan agar semuanya benar-benar berjalan baik.
Hari ini, Chika memutuskan untuk mengajak Christy pergi ke tempat yang berbeda. Bukan di kafe biasa mereka bertemu, melainkan ke taman yang lebih sepi, di pinggiran kota. Udara segar dan suasana yang tenang membuat Chika merasa bahwa ini tempat yang tepat untuk melanjutkan percakapan mereka.
Christy tiba tepat waktu, seperti yang dijanjikannya. Kali ini, ia terlihat lebih santai. Tidak ada tekanan pekerjaan yang biasa terlihat di wajahnya. Saat mereka berjalan di sepanjang jalan setapak di taman, Chika merasa seolah dunia menjadi lebih ringan. Mereka berbicara tentang hal-hal kecil, seperti pekerjaan Christy dan aktivitas harian Chika. Namun, di balik percakapan ringan itu, ada topik yang lebih besar yang menunggu untuk dibicarakan.
Akhirnya, mereka duduk di bangku taman, di bawah bayangan pohon besar. Christy menghela napas panjang dan menatap Chika dengan senyum lembut.
"Aku sudah memikirkan semua yang kita bicarakan kemarin," kata Christy. "Dan aku ingin kita benar-benar membuat perubahan, bukan hanya berbicara soal itu."
Chika menatapnya, hatinya berdebar sedikit lebih cepat. "Apa yang kamu pikirkan?" tanyanya.
Christy tersenyum, mengeluarkan sebuah kertas dari dalam tasnya. "Ini mungkin terdengar konyol, tapi aku membuat daftar kecil tentang apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga hubungan ini tetap sehat. Aku tidak ingin kita hanya berjanji tanpa ada tindakan nyata."
Chika mengambil kertas itu dan melihat daftar yang dibuat Christy. Ada beberapa hal sederhana di dalamnya, seperti: "Meluangkan waktu bersama setiap minggu," "Mengadakan malam tanpa gangguan gadget," dan "Berkomunikasi dengan jujur setiap ada masalah." Meski sederhana, Chika tahu bahwa daftar itu dibuat dengan niat tulus.
"Kamu benar-benar serius tentang ini, ya?" tanya Chika sambil tersenyum kecil.
"Tentu saja," jawab Christy. "Aku tahu aku tidak sempurna, dan aku mungkin akan melakukan kesalahan lagi. Tapi aku ingin kita mencoba sebaik mungkin untuk membuat ini berhasil. Aku tidak ingin kehilanganmu hanya karena aku terlalu sibuk atau kurang perhatian."
Chika merasa hatinya hangat mendengar kata-kata itu. "Aku juga ingin kita berhasil, Christy. Aku tahu kadang aku terlalu banyak meminta, tapi aku juga berusaha agar kita bisa tetap berjalan di jalur yang sama."
Mereka saling menatap, merasakan keterhubungan yang semakin kuat. Untuk pertama kalinya dalam beberapa waktu, Chika merasa bahwa mereka benar-benar berada di tempat yang sama-bahwa Christy benar-benar berkomitmen untuk hubungan ini.
Setelah beberapa saat hening, Christy meraih tangan Chika dan menggenggamnya erat. "Aku sayang kamu, Chika. Dan aku akan berusaha lebih baik lagi. Bukan hanya karena kamu memintanya, tapi karena aku memang ingin kita bahagia bersama."
Chika tersenyum lembut, merasa bahwa ketakutannya perlahan menghilang. "Aku juga sayang kamu, Christy. Dan aku percaya kita bisa melewati semua ini bersama-sama."
Hari itu di taman, mereka memulai babak baru dalam hubungan mereka. Bukan lagi sekadar janji kosong, tapi komitmen nyata untuk saling menjaga dan memahami satu sama lain. Meskipun perjalanan mereka mungkin masih panjang, Chika merasa lebih yakin dari sebelumnya bahwa mereka bisa melewati semuanya.
---
inget jangan pelit vote
KAMU SEDANG MEMBACA
True Story: Penulis Favoritku Adalah Kekasihku (ch2) end
FanficBercerita tentang Chika Daniella, seorang perempuan yang sangat mengidolakan karya-karya penulis terkenal bernama Christy Harlan. Chika menghabiskan hari-harinya membaca buku-buku Christy, mengagumi gaya menulis dan pandangannya tentang cinta. Namun...