---
Dalam perjalanan LDR mereka yang baru, Chika dan Christy menyadari bahwa meski sulit, hubungan ini memberi mereka kesempatan untuk saling memahami lebih dalam. Setiap panggilan dan pesan yang mereka kirim jadi pengingat bahwa mereka sama-sama berusaha mempertahankan sesuatu yang mereka yakini layak diperjuangkan.
Suatu malam, Chika duduk di balkon apartemennya, menikmati angin malam sambil menatap bintang. Layar ponselnya menyala, menunjukkan panggilan video dari Christy. Begitu ia menjawab, wajah cerah Christy muncul di layar, tersenyum hangat seperti biasa.
"Chika, aku tahu LDR ini nggak mudah. Tapi aku percaya sama kita," kata Christy dengan nada serius. "Aku mau kita sama-sama jaga apa yang sudah kita bangun, walaupun harus melalui jarak ini."
Chika mengangguk, matanya sedikit berkaca-kaca. "Aku juga percaya, Christy. Aku akan terus berusaha. Dan aku janji akan lebih terbuka kalau aku merasa sulit."
Obrolan mereka malam itu tidak hanya sekadar berbagi cerita, tetapi juga membahas rencana masa depan. Mereka berbicara tentang mimpi masing-masing dan bagaimana mereka bisa mendukung satu sama lain meski jarak memisahkan. Mimpi-mimpi kecil itu membuat mereka lebih kuat, mengingatkan mereka akan tujuan bersama yang ingin mereka capai.
Setiap pagi, mereka mulai mengirim pesan singkat untuk menyemangati satu sama lain, memberikan dorongan di tengah rutinitas mereka yang padat. Pada malam hari, mereka selalu berusaha untuk menyempatkan waktu, bahkan hanya untuk saling menyapa atau mendengar suara satu sama lain sebelum tidur. Mereka tahu bahwa komitmen ini tak sekadar soal rasa cinta, tetapi juga kemauan untuk tetap bertahan di masa-masa sulit.
Bulan demi bulan berlalu, dan hubungan mereka menjadi lebih dewasa. Chika dan Christy bukan hanya saling mencintai, tetapi juga saling memahami dan menerima kekurangan masing-masing. Mereka belajar bahwa hubungan jarak jauh ini bukan halangan, melainkan ujian yang menguatkan ikatan mereka.
Pada akhir malam itu, sebelum mengakhiri panggilan video, Christy menatap Chika dengan tatapan hangat. "Chika, aku percaya kalau kita bisa melalui ini, kita bisa melalui apa saja. Kamu adalah bagian penting dari hidupku, dan aku akan terus berusaha untuk kita."
Chika tersenyum lebar, merasa hatinya penuh dengan cinta dan keyakinan. "Aku juga akan berusaha, Christy. Aku tahu ini sulit, tapi aku akan selalu ada untuk kamu. Kita akan melaluinya bersama."
Malam itu, mereka menutup panggilan dengan rasa damai dan penuh harapan. Jarak mungkin masih ada, tetapi hati mereka selalu dekat, terikat oleh komitmen dan kepercayaan yang terus menguat seiring waktu.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
True Story: Penulis Favoritku Adalah Kekasihku (ch2) end
FanfictionBercerita tentang Chika Daniella, seorang perempuan yang sangat mengidolakan karya-karya penulis terkenal bernama Christy Harlan. Chika menghabiskan hari-harinya membaca buku-buku Christy, mengagumi gaya menulis dan pandangannya tentang cinta. Namun...