10

44 4 61
                                    

Perasaan itu terkadang ingin menangis, tertawa, sedih dan senang bercampur aduk menjadi satu.

Tertawa seperti orang gila sambil berlinang air mata, itulah yang akhir-akhir ini mengganggu Hyunjin.

Hilang selera makan, melihat makanan yang biasanya sangat disukai saja rasanya ingin menangis.

Bahkan bau masakan saja sudah membuat siapapun akan merasakan lapar, tapi menjadi tidak enak kalau bau masakan itu malah mengganggu indera penciumanmu.

Mood itu selalu berubah-ubah setiap hari tergantung suasana hati.

"haaah~~" Hyunjin menghembuskan nafas panjang sambil memijit batang hidungnya. Ia tidak pusing hanya saja merasakan sendiri bagaimana suasa itu yang selalu berubah-ubah seiring berjalannya waktu. "mau sampai kapan seperti ini"

"Jeongin, ayo habiskan makananmu" Hyunjin sekali lagi menyuruh Jeongin agar menghabiskan makanannya yang hampir tidak tersentuh itu.

Jeongin menggeleng, ia memandang lurus kedepan. Tatapan itu kosong, tapi sangat menyedihkan.

"mau sampai kapan kau terus menolak makananmu?!" ujar Hyunjin, ia sedikit kesal kepada Jeongin, akhir-akhir ini Jeongin selalu membuang-buang makanan. Bukan berarti Hyunjin itu pelit hanya saja ia merasa sayang kepada masakan yang sudah ia buat atau beli, kan sayang kalau tidak di habiskan.

Tiba-tiba saja Jeongin bangun beranjak dari meja makan dan langsung berlari ke kamar mandi.

Hyunjin hanya memandangi kepergian jeongin sambil bergumam "lagi?" sudah berapa kali Jeongin melakukan itu.

Akhir-akhir ini pun sering terjadi, bahkan lebih sering dari sebelumnya.

Apabila Hyunjin bertanya kepada Jeongin "apakah baik-baik saja atau ayo ke dokter", Jeongin sambil memaksakan senyumnya lalu mengatakan "tidak apa-apa jangan khawatir"

"kenapa kau sangat keras kepala sekali, kau bahkan menjadi pendiam" gumam Hyunjin, ia lalu menyusul Jeongin ke kamar mandi.

Jeongin memegangi perutnya dengan tangan sebelah kiri, sedangkan satunya ia gunakan untuk membasuh mulutnya.

Hyunjin sudah berdiri di ambang pintu kamar mandi, ia begitu khawatir melihat keadaan Jeongin. Ia pun menghampiri Jeongin, tangannya bergerak mengusap pipi Jeongin yang sudah banjir dengan air mata.

"hiks—"

Bahu Jeongin bergetar, entah kenapa hati Hyunjin menjadi pilu. Ia merentangkan tangannya memeluk badan Jeongin. Mengusap surai Jeongin.

"menangislah"

*****

Jeongin sudah tertidur di kamarnya setelah menangis cukup lama di dalam dekapan Hyunjin.

Kini Hyunjin pergi menemui Felix, karena kekasihnya yang satu itu meminta ingin bertemu.

Padahal baru tadi malam mereka bertemu sudah ingin bertemu lagi keesokan harinya.

Felix pun sudah menunggu Hyunjin di cafe tempat biasa.

Ia sedang asik menyeruput minumannya, strawberry milkshake.

Pandangan Felix teralihkan saat Hyunjin menarik kursi dan duduk dihadapannya.

"Hyunjin.."

"hmm.. ada apa?"

Felix diam sejenak, menyeruput kembali minumannya sebelum melanjutkan kata-katanya.

you can't resist it ▪︎ ChangJinLix ▪︎ Changbin Hyunjin Felix || Warning 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang