15

37 5 41
                                    

Yang Jeongin tengah asik menatap keluar jendela kamarnya, gedung-gedung pencakar langit berjejer dihadapannya, memancarkan cahaya terang dan redup secara bersamaan tatkala penghuni apartemen itu ada yang masih terjaga ada juga yang sudah mengakhiri harinya dengan beristirahat.

Jeongin menopang dagunya, membiarkan hembusan angin menerpa wajahnya, surai hitam itu melambai ketika terkena angin.

"Jeongin..."

"hmm?" hanya gumaman yang keluar dari bibirnya.

"bolehkah aku bertanya sesuatu kepadamu, mungkin ini akan sedikit sensitif dan menyinggung perasaanmu"

Jeongin menoleh, ia lalu tersenyum.
"bertanyalah, ada apa?"

"apa kau ingat tanda-tanda kehamilan yang kau miliki waktu itu?"

Jeongin mengernyitkan dahinya, "kenapa kau bertanyan seperti itu hyung?"

"ah, tidak aku hanya ingin tahu saja"

Kemudian Jeongin menjelaskan tanda di awal-awal saat dirinya mengetahui kalau ia sedang mengandung. Cerita itu cukup menarik untuk si pendengar, ia mengangguk mengerti saat Jeongin menjelaskan secara rinci apa yang ia rasakan.

"ooh seperti itu ternyata" sahutnya ketika Jeongin mengakhiri ceritanya.

"emangnya ada apa hyung? jangan bilang kau sedang-" Jeongin menutup mulutnya dengan telapak tangannya, ia lalu tersenyum menyeringai kepada orang yang ada di hadapannya.

"i-itu tidak seperti yang kau pikirkan" wajah itu memerah sampai ke telinganya. Rasanya malu, tapi ia dengan cepat memasang wajah datar agar tidak dicurigai lebih jauh lagi.

*****

Hyunjin pergi mengunjungi sebuah cafe seperti biasa disana ia bertemu dengan seseorang yang selama ini sudah lama tidak berjumpa dengan dirinya, berbulan-bulan hingga hampir satu tahun lamanya mereka tidak pernah bertemu.

"Hyunjin bagaimana kabarmu?"

"aku baik-baik saja Zelo hyung, apa kau sedang libur sekarang?"

Junhong mengangguk, "iya saat ini aku sedang diberi waktu libur, dan aku merindukanmu"

Hyunjin terkekeh, "kau merindukanku?"

"iya, tapi kau tidak pernah mengunjungi ku di sana"

"tapi kan aku selalu mengirim surat kepadamu" bela Hyunjin, ia menyuap sepotong kue yang tersedia di hadapannya. Sesekali Hyunjin menggososk tangannya, karena waktu sudah memasuki musim dingin udara disana sangat menusuk hingga ketulang.

Junhong yang sedang duduk di hadapan Hyunjin, meraih tangan Hyunjin. Menggosokkan tangannya dengan tangan Hyunjin. Hyunjin terkejut kemudian ia tersenyum karena perlakuan Junhong.

Udara malam hari musim gugur yang dingin namun sekaligus menghangatkan.

Keduanya menghabiskan waktu malam itu dengan mengobrol segala sesuatu yang selama ini tidak tersampaikan langsung.


⚘.


Hyunjin terbangun keesokan harinya saat matahari menyingsing menampakkan dirinya yang begitu terang, begitu mendengar dering di ponselnya, ia meraih ponsel yang tergeletak di sampingnya dan melihat layar ponsel itu untuk melihat siapa yang sudah menghubunginya.

you can't resist it ▪︎ ChangJinLix ▪︎ Changbin Hyunjin Felix || Warning 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang