***
Kini Indra yang memeriksa Gara. Dia yang terbaring lemah disana membuat Reksa juga tak habis pikir. Pasalnya muka yang sedikit sangar dan jago berantem dia malah terbaring lemah sekarang.Riksa juga sama. Dia pikir Gara anak yang kuat tapi entah mengapa kini dia tak sadarkan diri. Mereka diliputi satu pertanyaan yaitu 'ada apa dengan Gara ?'
Indra pun meninggalkan ruangan itu setelah beberapa waktu memeriksa.
"Reksa". Panggilnya.
"Kenapa dokter ? Gara kenapa ?" Tanya Reksa.
"Dia kena panik attack, tapi tenang aja, hanya detak jantungnya yang tak beraturan menandakan ia tak parah". Kata Indra.
"Memangnya kalau parah apa yang akan terjadi ?" Tanya Riksa.
"Anxienty, kau tau anxienty ? Itu parahnya, aku permisi dulu". Jawab Indra lalu pergi.
"Aku ga tau kalau dia punya panik attack, ini salahku, aku yang membuatnya begini". Kata Reksa sambil melirik Gara yang berbaring didalam sana.
"Bukan, ini kecelakaan, murni kecelakaan bukan salah siapapun". Riksa menolaknya.
"Dia juga berusaha membantu, bahkan dikeadaannya dia malah menyetir dengan selamat kesini meski akhirnya begitu". Ucap Riksa.
"Permisi, dengan walinya Bu Rania ?" Keinan yang keluar ruangan.
"Saya suaminya" balas Raffi.
"Mohon temani beliau melahirkan didalam".
Tak berpikir panjang Raffi masuk ke ruangan menemani Rania.
Diluar Reksa terus memandangi Gara.
"Reksa ?" Mendadak Jie datang.
"A-ayah" balasnya.
"Gapapa, Gara baik-baik saja, tenanglah". Kata Jiendra menepuk pundak Reksa.
Reksa hanya diam dan diam kembali menatap kearah Gara.
Selang 30 menit terdengar suara bayi menangis, mungkin bayinya Rania karena suara itu sangat dekat dengan mereka. Disisi lain Gara mulai mengerjakan mata, berusaha melihat sekitar seperti orang penasaran. Reksa menyaksikannya.
Reksa langsung masuk menghampiri Gara yang juga menatapnya.
"Gara ?" Reksa yang memanggilnya.
"Lo baik-baik aja kan ?" Tanya Reksa.
Gara terlihat mengangguk tapi tak bersuara. Reksa membantu Gara untuk duduk lalu memberikan dia minum. Hal lain yang Reksa ketahui adalah tangan Gara gemetar.
"Lo beneran ga papa ?" Tanya Reksa lagi.
"G-ga papa". Terlihat Gara ingin tersenyum tapi sulit.
Reksa langsung memeluk Gara berusaha menenangkannya agar tak muncul anxienty.
Gara dengan pelan membalasnya. Hatinya terasa tenang dalam pelukan itu, seperti merindukan pelukan itu.
"Please tenangkan dirimu Gar". Pinta Reksa.
"Makasih". Gara menjawab sambil mengangguk.
Selang beberapa waktu Raffi, Riksa, Jiendra dan Wulan juga memasuki ruangan Gara. Mereka menghampiri sambil tersenyum. Menyapa dan berusaha membuat suasana tak canggung
"Gara, Reksa, makasih udah selamatin istri dan anak saya ya, kalau tak ada kalian entah apa yang akan terjadi" sapa Raffi mendekati mereka.
Yang bersangkutan hanya mengangguk tanpa menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUPLIKAT [✓]
Short StoryAreksa. Umurnya 12 tahun ketika tahu tentang dirinya. Sampai dimana umurnya 16 tahun.. Bertemu orang yang menurut mereka flashback namun kenyataan berkata lain. gimana ceritanya ? baca aja.