Bab 8 : Resmi keluar

47 4 2
                                    

"Semua diluar kendali, gue cuma berusaha menerima dan menjalani tapi hati tak sekuat itu jika sudah disakiti".

~AreksaBramantya~

***
Esoknya Reksa memberanikan diri untuk datang ke sekolah. Seperti biasa dengan Riksa yang mengekorinya karena mereka berangkat bersama. Dikelas itu yang sempat menjadi saksi terusirnya Reksa kini meski dengan tubuh bergetar gugup Reksa memasukinya.

"Masih berani ke sekolah Lo ?" Reksa melihat Gara yang duduk di bangkunya dengan kaki berada di atas meja.

Reksa diam menatap siswa itu yang sialnya teman sekelasnya.

"Gausah sok ganteng deh Lo, Lo itu cuma duplikat, oplas aja bangga". Siriknya

"Gue ga oplas" singkat Reksa

"Ga oplas kok sama, teori dari mana tuh ? Hahaha". Tawa Gara menggelegar kelas itu bahkan siswa lain melihatnya dengan tatapan tak bisa diartikan.

Riksa yang melihat sekelilingnya itu pun menepuk punggung Reksa untuk menenangkannya.

"Diam kan Lo. Inget ya, dikelas ini ga boleh pake masker!". Tangan Gara menarik masker yang Reksa pakai sampai dia meringis merasa sakit di belakang telinganya.

"GARA!! BISA GA SIH LO GA GANGGUIN KITA ?!?" Bentak Riksa yang tak tahan dengan kelakuan Gara.

"Kemarin. Kemarin mama gue dihukum karena dia !". Balasnya

"Ya karena salahnya Bu Alexa !". Sahut Riksa.

"Riksa, udah, biarin aja jangan dilanjutin". Reksa menunduk, siswa lain hanya melihat setengah bahkan hampir sama sekali tak melihat wajah Reksa.

"Ga bisa gitu dong, Lo yang disakiti disini". Tolak Riksa.

"Disakiti ? LALU GIMANA DENGAN MAMA GUE YANG DIHUKUM KEMARIN ?" Gara meninggikan suara membentak Riksa.

PLAKK!!

Satu tamparan berhasil mengenai pipi Gara.

Reksa terkejut dengan adegan itu. Bukan Reksa melainkan Riksa sendiri yang menampar Gara.

"LO YANG HARUSNYA SADAR !! BU ALEXA JUGA NGLAKUIN KESALAHAN PADA REKSA KEMARIN". Balas Riksa.

Tangan Gara mengepal kuat siap memberi bokeman mentah.

BUGH!!

"REKSAA!!"

Awalnya Gara ingin memberi bokeman itu pada Riksa, nahasnya malah mengenai Reksa karena melindungi temannya itu. Reksa tersungkur sambil memegangi pipinya, merasa perih di ujung bibir yang kini terluka.

Berusaha untuk bangkit namun merasa pusing di kepalanya, tubuhnya oleng berhasil dipegang oleh Riksa.

"Reksa ? Lo ga papa ? Reksa ?" Riksa menggoyangkan tubuh Reksa agar tak pingsan disana.

"Gu-gue mau ke UKS". Balas Reksa.

"Huh lemah!" Ejek Gara

"Lo yang pertama gue salahin kalau Reksa kenapa-napa". Kata Riksa lalu menuntun Reksa ke UKS.

Sampai di UKS Riksa mengobati ujung bibir Reksa membuatnya sedikit bergetar menahan perihnya.

"Sampai kapan gue harus bertahan ?" Satu kalimat berhasil Reksa ucapkan.

"Sampai kapanpun Lo mau Reksa, jangan paksain diri, hidup Lo masih panjang jangan hanya berada di tempat yang terus saja menyakiti hati kecil Lo". Jawab Riksa

Terlihat Reksa menunduk sambil menggelengkan kepala. Seperdetik kemudian..

"Ikutlah denganku kak Riksa". Kata Reksa.

DUPLIKAT [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang