Sabda ingat betul momen-momen kecil yang tanpa disadari membuatnya jatuh cinta pada Valerine. Bukan karena satu tindakan besar, tapi hal-hal sederhana yang Valerine lakukan. Salah satu yang paling membekas adalah ketika Valerine datang ke kantornya pada suatu malam. Sabda sedang tenggelam dalam pekerjaan yang tak ada habisnya, tenggat waktu yang menumpuk, dan rapat yang berlarut-larut. Dia sudah lupa kapan terakhir kali makan. Saat itu, Sabda tidak meminta apa-apa, dia hanya berharap bisa menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu.
Sabda's Flashback
Sabda duduk di depan laptopnya, matanya sudah lelah menatap layar sepanjang hari. Pekerjaannya menumpuk tanpa henti, bahkan makan siang pun terlewat. Hari itu begitu sibuk, dan Sabda merasa kewalahan. Tepat saat dia ingin menyerah sejenak untuk mengistirahatkan pikirannya, suara pintu diketuk pelan.
"Sabda?" Suara lembut Valerine menyusul. Sabda menoleh, melihat Valerine berdiri di ambang pintu dengan paperbag di tangan. Ada senyuman kecil yang menyentuh bibirnya. "Aku bawain makan malam. Kamu pasti belum makan, kan?"
Sabda tertegun sejenak, matanya beralih dari wajah Valerine ke paperbag yang dibawanya. Bau harum makanan memenuhi ruangan, menembus rasa lelah dan lapar yang sebelumnya dia abaikan. Seolah Valerine memiliki radar khusus yang selalu tahu kapan Sabda mulai kehilangan dirinya dalam pekerjaan. Sabda tak mengerti bagaimana Valerine bisa selalu hadir di saat yang tepat-membawakan makanan, kopi, atau hanya sekadar menemaninya di saat Sabda sendiri tak sadar bahwa itulah yang dia butuhkan.
"Aku... iya, belum sempat," jawab Sabda, sedikit terkejut karena Valerine tahu. Dia duduk kembali, sementara Valerine melangkah masuk dan meletakkan kantong makanan itu di atas meja.
"Sini, aku keluarkan," Valerine berkata pelan, dengan gerakan tenang yang seolah sudah biasa dilakukan. Dia mengambil kotak makanan dari dalam paperbag dan membukannya, menyiapkan makanan di depan Sabda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Collide
RomanceValerine Zevanya Atmaja dan Banyu Sabda Wiratama terikat dalam hubungan palsu, meski keduanya sama-sama terluka oleh masa lalu. Valerine, yang tak percaya pada cinta, dan Sabda, yang dingin dan penuh luka batin, harus berpura-pura sebagai pasangan s...