Evening Glow

462 42 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah beberapa bulan berlalu sejak hari itu, di mana Sabda dan Valerine harus menghadapi mimpi buruk mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah beberapa bulan berlalu sejak hari itu, di mana Sabda dan Valerine harus menghadapi mimpi buruk mereka. Hari demi hari, Valerine sudah lebih membaik. She still has one of her episodes, tapi sekarang bisa dia lalui dengan cepat. Tidak seperti sebelumnya, saat dia hanya ingin sendiri, namun kali ini dia hanya ingin duduk bersama Sabda dalam diam.

Valerine juga sudah kembali bekerja, dia bisa dibilang sudah kembali menjadi dirinya sendiri. Namun, versi yang lebih baik. Tawanya kini lebih lepas, senyumnya lebih sering terkembang. Sabda sangat mengagumi kekuatannya. Dia bisa bangkit, dari masa keterpurukannya hingga menjadi seperti sekarang.

"Ini kamu mau bawa aku kemana, sii?" tanya Valerine dengan sedikit cemberut.

Siang itu, Sabda kembali dengan ide-ide impulsifnya, datang ke kantor Valerine tanpa pemberitahuan, langsung mengemasi barang-barang Valerine. Perempuan itu memandanginya dengan wajah bingung namun hanya pasrah mengikuti Sabda saat dia menggandeng tangannya dan mengajaknya pergi. Biasanya, Valerine selalu waspada jika ada yang bertindak impulsif seperti ini, tapi dengan Sabda, ada rasa aman yang tak bisa dijelaskan.

Sesampainya di mobil, Sabda memasangkan penutup mata ke mata Valerine, namun perempuan itu masih tidak protes. Setelah mobil dinyalakan, barulah dia bertanya kepada Sabda, mau dibawa ke mana dirinya. Sabda terkekeh dan mencium bibir Valerine yang manyun dengan perasaan gemas.

"Adaa aja!" ucapnya sambil menciumnya lagi, membuat Valerine memukul pundaknya dengan manja.

"Kalau nggak mau kasih tau, nggak usah cium-cium lah!" Valerine merajuk, membuat Sabda tertawa lepas.

"Sabar dong, Sayang. Ini kan aku ceritanya mau kasih kamu surprise."

Sabda mengendarai mobil dengan senyum penuh rahasia, sesekali melirik Valerine yang duduk di sebelahnya dengan mata tertutup. Meski Valerine terus merengek penasaran, dia tetap menurut, membiarkan dirinya dipandu oleh Sabda. Entah kenapa, ada rasa hangat yang menjalar di hatinya, mengetahui betapa dia mempercayai Sabda sepenuhnya, bahkan saat dalam keadaan buta arah seperti ini.

"Udah sampai, belum sih?" Valerine bertanya lagi, suaranya terdengar seperti anak kecil yang tak sabar menunggu hadiah ulang tahun. Sabda hanya tertawa kecil, menikmati ekspresi manis Valerine yang penuh penasaran.

CollideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang