Novem

6 2 0
                                    

Kejadian itu benar-benar membuat Qalesra tak tenang, rasa gelisah itu datang setiap saat. Hubungannya dengan Freas pun merenggang, pemuda itu selalu menghindar darinya. Bahkan, ketika makan siang Freas memisahkan diri.

Seperti siang ini, pemuda itu kembali menjauh seakan tak peduli dengan teman-temannya. Qalesra merasa ada hal buruk yang disembunyikan Freas, tetapi tak tahu apa.

Ini sudah hari keempat sejak kejadian itu, tentunya hal tersebut membuat Larinne, Glemmy, dan Danos menyadarinya. Namun, mereka memilih diam entah karena apa.

"Apa kau akan kembali ke Kantor Pusat, besok?" tanya Larinne setelah mereka sampai di ruang tidur.

"Tidak tahu, mereka akan datang tiba-tiba tanpa memberi tahu lebih dulu," jawab Qalesra.

"Apa yang kau lakukan di sana? Apa semuanya baik-baik saja?" tanya Glemmy.

"Ya, seperti itulah," jawabnya, "apa kalian mengenal Henky?"

"Wah, apakah kau bertemu dengannya? Kau sungguh beruntung," sahut Larinne.

"Benarkah? Bahkan, aku tidak begitu terkesan ketika bertemu dengannya," tutur Qalesra membuat ketiga temannya itu terbelalak.

"Apa kau tidak tahu dia siapa? Banyak yang ingin bertemu dengannya, termasuk aku!" sahut Glemmy.

"Benarkah? Mengapa kalian ingin bertemu dengan pria tua berambut putih dan tubuh gempal itu?" Pertanyaan Qalesra membuat Larinne dan Glemmy terdiam.

"Kupikir semua orang tahu sosok Henky yang sebenarnya," sahut Danos.

"Apa kau juga ingin menemuinya, Danos?" tanya Qalesra.

Danos menghela napas panjang. "Aku pernah merawatnya."

“Benarkah? Mengapa kau tidak cerita pada kami? Apa yang kau dapat dari sana?” tanya Glemmy.

"Bukankah jika pernah bertemu dengannya, maka kalian akan selamat dan mendapat perhatian lebih yang memungkinkan bisa pindah ke Kantor Pusat?" tanya Larinne.

"Kalian bisa melihat sendiri, apakah ada fasilitas istimewata yang kudapatkan setelah itu? Buktinya sampai sekarang aku masih bersama kalian, bukan?"

Larinne dan Glemmy yang semula begitu antusias membahas Henky pun terdiam begitu mendengar fakta tersebut. Mereka tahu bahwa pemuda itu pernah merawat orang penting di Kantor Pusat, tetapi tak tahu siapa orangnya.

Kebanyakan orang beranggapan jika yang dirawat oleh Danos adalah Henky, maka hidupnya akan lebih baik dan tak butuh waktu lama untuk pindah ke Kantor Pusat. Pemuda itu sengaja menutupinya, agar semua orang penasaran dengan sosok pria itu. Namun, di sisi lain Qalesra tahu apa yang menghambat Danos untuk bisa pindah ke Kantor Pusat dan mendapatkan fasilitas istimewa seperti dirinya.

Gadis itu masih menyembunyikan hadiah yang diberikan Henky untuknya. Ia memilih membiarkan mobil udara yang diberikan khusus untuknya itu tetap berada di Kantor Pusat agar tak menarik perhatian banyak orang.

...

"Tidak mungkin, kau adalah orang istimewa itu!"

Qalesra terbangun dari tidur lelapnya dengan keadaan gelap. Ia menatap jam digital yang ada di dinding itu. Waktu menunjukan pukul 01.30 dan ini terjadi sejak pertemuannya dengan Freas di Kantor Pusat.

Kalimat yang terucap terakhir kali oleh pria itu pun masih terngiang dan mengusik pikiran Qalesra. Ia tak tahu mengapa bisa secemas ini, setelah pemuda itu mengatakan hal tersebut.

"Mengapa dia menyebutku sebagai orang istimewa? Apa ada sesuatu yang disembunyikannya?" tanya Qalesra.

Di waktu sekarang ini lampu sudah padam, kecuali lampu toilet, bahkan kamera pengawas pun tak aktif sehingga tak bisa merekam kegiatan orang-orang karena sudah waktunya istirahat.

Semenjak kembali dari Kantor Pusat kali pertama, tidur gadis itu benar-benar terganggu, kerap kali terbangun ketika larut malam. Qalesra hanya bisa menunggu di atas tempat tidurnya agar kantuknya kembali, tetapi memerlukan waktu cukup lama karena tak bisa melakukan apa pun.

Hal tersebut malah membuatnya pikirannya kacau, yang tak seharusnya dipikirkan malah datang secara tiba-tiba.

"Apa aku bicara saja dengan Danos mengenai Freas yang membuatnya terhambat untuk pindah ke Kantor Pusat? Aku juga tidak mau membuat orang lain berpikiran buruk pada Kantor Pusat dan Henky.

“Jika aku mengatakannya pada Danos, apakah dia akan percaya? Apa lagi, Freas adalah teman lamanya yang begitu dekat dengannya.”

Qalesra terus memikirkannya, ia tak ingin usaha Danos menjadi sia-sia karena pemuda itu. Bukan berarti Freas tidak memiliki bakat yang luar biasa,  tetapi sepertinya pria itu tak peduli dengan teman dekatnya.

“Jika Danos tidak tahu apa-apa, kasihan dia!”

Dan hari itu berakhir dengan rasa kecewa karena tak bisa menjadi apa yang mereka infokan.

~~~ To be continue ~~~

CONUNDRUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang