Bab Tak Berjudul 35

2 2 0
                                    

Perpustakaan Kota

Dari jauh Qalesra mengendalikan Haneya dan Freas agar merapikan perpustakaan yang semula berantakan oleh keduanya, sedangkan Uzin masih terikat di sudut ruangan dengan mulut tertutup. Efek logam kendali tersebut baru akan selesai besok dan pria itu sudah siap dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Namun, dirinya bangga karena ada orang-orang yang menyadari bahwa Henky adalah penjahat di Novus Vitas yang mengendalikan seluruh kota. Uzin merasa kagum pada Qalesra yang berani mengungkap rahasia besar kota tersebut, walau sosok Henky sudah memberikan fasilitas kepadanya. Kebanyakan orang yang berada di Kantor Pusat dan telah menerima apa yang diinginkan, menutup mata jika terjadi sesuatu di Novus Vitas.

Selama ini, Uzin berusaha untuk menyadari banyak orang bagaimana kejahatan telah berkembang setelah Glonaf disingkirkan, tetapi mereka tak menyadari itu dan tak banyak yang tahu mengenai Glonaf dan Henky sebelumnya.

Pria itu juga memikirkan bagaimana cara untuk bisa menemukan Larinne yang benar-benar tak ada kabar, apa lagi suara peringatan dari hutan terlarang tak terdengar sejak kepergian gadis itu, padahal ketika Haneya pergi suara itu ada setelah beberapa hari.

Ditatapnya jam dinding berukuran besar yang menunjukkan pukul 08.00 yang menandakan bahwa mereka sudah selesai bekerja dan Uzin membutuhkan waktu beberapa jam lagi agar bisa terbebas. Namun, ia harus menahan diri untuk bertemu dengan Glemmy, Danos, dan Qalesra sampai hari libur tiba.

...

Mobil Udara Perusahaan

Muda-mudi itu pun meninggalkan perusahaan dalam diam, keduanya belum memberikan informasi yang didapat selama satu hari berada di perusahaan, apa lagi Glemmy merelakan waktu istirahat makan siangnya untuk bertemu dengan Zalent. Walau begitu, dirinya tetap makan siang bersama dengan pemuda itu pula. Namun, ia tak menyesal karena berhasil mendapatkan informasi mengenai Novus Vitas.

Walau saat ini keduanya bersama, Glemmy tak akan mengatakan apa yang terjadi di dalam mobil udara karena tak bisa dipastikan apakah ada alat penyadap suara atau tidak. Apa lagi, perusahaan berada dibawah naungan Henky, walau Ars dan Law Coorps merupakan milik Glonaf. Mereka yakin, selama Glonaf dinyatakan menghilang, Novus Vitas pasti dikendalikan oleh Henky.

Tak butuh waktu lama sampai akhirnya mereka sampai di perumahan, tepat di depan rumah Qalesra. Keduanya dapat melihat jelas bahwa gadis itu sudah sampai lebih dulu karena mobil udara tersebut ada di halaman rumahnya.

"Qalesra sudah sampai," gumam Glemmy.

"Biarkan dia beristirahat, kita bisa menunggu sampai hari libur tiba," bisik Danos.

Glemmy menatap pemuda itu cukup lama, kemudian mengangguk dan berpisah menuju rumah masing-masing.

...

Di sisi lain, setelah membersihkan dirinya, Qalesra menatap ke luar rumah tepat pukul 08.15 di mana semua orang sampai. Dari dalam dirinya bisa melihat bahwa Glemmy dan Danos sudah sampai, bahkan mereka memperhatikan rumahnya. Ia yakin bahwa kedua temannya itu sudah mendapatkan beberapa informasi mengenai Novus Vitas, walau tidak keseluruhan.

Ketika gadis itu membaringkan tubuhnya di atas kasur, ia teringat semua cerita Ermo dia tas gedung Kantor Pusat tadi. Terselip rasa bersalah yang menghantui dirinya karena telah memanfaatkan pemuda itu untuk bisa mengungkap kejahatan Henky yang selama ini kehadirannya diharapkan banyak orang. Pantas saja sejak awal Qalesra merasa tidak begitu senang ketika bertemu dengannya, ternyata selama ini pria itu banyak menyembunyikan hal besar.

Satu hal yang membuat pikirannya tak tenang adalah mengenai 'orang tua' yang selama ini belum ia ketahui maksud dari dua kata tersebut. Dirinya belum bisa menemui Uzin, apa lagi di sana ada Haneya dan Freas yang masih dalam kendalinya, beserta kamera pengawas yang mulai aktif kembali.

"Qalea," bisik gadis itu.

Menyebut nama itu membuatnya teringat pada sebelas pria yang sudah ia ketahui namanya satu persatu, yakni Arel, Fari, Klio, Niqo, Alco, Hary, Irza, Ezri, Qiqi, Ziky, dan Malo. Dirinya masih tak menyangka bahwa akan bertemu dengan mereka yang masih setia dengan Glonaf, bahkan merelakan banyak waktu untuk merawat pria tua itu.

Bicara mengenai pria-pria itu, Qalesra jadi teringat dengan cerita Ermo mengenai Arel. Pria itu diasingkan karena telah berbuat kejahatan di Kantor Pusat dan berusaha menjatuhkan Henky.

"Jika dia terasingkan, itu tandanya yang lain juga sama?" batin Qalesra.

Menurut informasi dari Uzin, memang ada beberapa orang yang diasingkan dan dipaksa untuk masuk ke hutan terlarang tanpa adanya suara peringatan karena telah berperilaku buruk atau kriminal. Semua orang yang mengalami hal tersebut takkan pernah kembali, menghilang begitu saja. Namun, tidak dengan Arel yang mengalami hal sama, pria itu bahkan masih tampak sehat dan bugar.

Pikiran Qalesra benar-benar dipenuhi dengan banyak pertanyaan, setelah dirinya berusaha untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan Novus Vitas. Tak semua orang tahu atau peduli dengan kota yang mereka tempati saat ini, seakan kompetisi untuk bisa bergabung dengan Kantor Pusat menutupi segala keburukan yang terjadi di kota itu.

"Apakah ini bisa disebut sebagai pencucian otak ringan yang dilakukan Henky?" batinnya.

Hanya Henky dan orang-orang kepercayaannya yang bisa menjawab pertanyaan itu, tetapi sampai sekarang pun Qalesra masih belum bisa memastikan siapa saja orang kepercayaan pria itu, selain Avey. Jika dilihat-lihat, Ermo bukanlah orang yang benar-benar dipercaya oleh Henky karena segala sesuatu yang bukan pekerjaan pemuda itu, jika ingin dilakukan harus mendapat izin Avey yang akan terhubung dengan Henky.

Bicara mengenai orang kepercayaan Henky, setelah beberapa kali datang ke Kantor Pusat, Qalesra tak pernah melihat dua penjaga yang menyambutnya saat pertama kali datang ke sana, yakni dua penjaga yang mendampingi Avey saat itu. Bukan hanya itu, dua penjaga yang kerap kali menjemputnya pun tak ia temui lagi, terakhir saat ia dijemput di rumah atas permintaan Henky.

Mengingat kedua pria bertubuh besar tersebut, membuatnya teringat mengenai pertemuannya dengan dua pria itu di hutan terlarang.

"Mengapa aku tidak kepikiran untuk menemui mereka?! Harusnya kugunakan benda itu untuk mereka berdua saja!" gumam Qalesra.

Memikirkan hal tersebut membuatnya memiliki rencana yang berisiko. Dirinya ingin menemui kedua pria yang bernama Yugi dan Mero tersebut, bertepatan dengan tersisanya dua logam kendali yang mungkin bisa ia kenakan pada mereka. Namun, bukan hal mudah untuk bisa menerobos hutan terlarang karena ia harus mencari celah untuk bisa masuk ke sana dan melakukan hal itu, apa lagi penjagaan di sana begitu ketat karena setiap sisi dengan jarak beberapa meter dijaga oleh dua pria bertubuh besar lain pula.

"Setidaknya, aku harus mencoba sampai menemui Larinne dan buku petunjuk itu! Menghabiskan waktu tanpa siap dengan risikonya adalah pilihan terburuk! Ini bukan untuk keselamatan pribadi, tapi juga keselamatan kota!" tekadnya.


~~~ To Be Continue ~~~

CONUNDRUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang