Triginta Unum

3 2 0
                                    

Setelah mengetahui apa yang terjadi pada Glonaf, akhirnya Qalesra dan Uzin memutuskan untuk kembali karena waktu mereka tidak banyak. Sepanjang perjalanan gadis itu terus memikirkan apa yang harus dilakukannya untuk menyelamatkan banyak orang, terutama Glonaf, dari kekejaman Henki. Uzin tak henti memperhatikan gadis itu, ia tahu bagaimana perasaan Qalesra setelah mengetahui apa yang terjadi.

Besok adalah kali pertama gadis itu akan menjalankan segala tugasnya di Kantor Pusat dan tak ada banyak waktu untuk menemui Glonaf, apa lagi kamera pengawas akan kembali aktif di penjuru Novus Vitas. Selama itu pula, Qalesra akan menyusun rencana sebaik mungkin agar bisa menembus hutan terlarang tanpa diketahui siapa pun, menyelamatkan Glonaf dengan menemukan penawarnya, dan menyelamatkan banyak nyawa dari kekejaman Henky.

Tak butuh waktu lama, sampai akhirnya mereka sampai di perusahaan. Begitu sampai, keduanya langsung disambut oleh Glemmy dan Danos yang menatap dengan tajam.

"Dari mana kalian?" tanya Glemmy.

Qalesra dan Uzin saling bertatapan, setelah meletakkan skuter udara tersebut pada tempatnya.

"Apa yang terjadi di perpustakaan?" tanya Danos.

"Apa kalian sudah bertemu dengan Haneya dan Freas?" Bukannya menjawab, Uzin malah bertanya balik.

"Ya, apa kalian tidak khawatir akan diketahui oleh Kantor Pusat?" tanya Glemmy.

Qalesra menghela napas panjang sambil memimpin jalan menuju perpustakaan. "Selama libur, kamera pengawas tidak aktif dan aktif kembali esok hari saat kita memulai aktivitas kembali."

"Benarkah? Lalu, mengapa Haneya dan Freas tampak aneh seperti itu? Mereka tidak menjawab apa yang kami tanyakan?" tanya Danos.

Qalesra tak menjawab, sedangkan Uzin langsung menatap gadis itu hingga Glemmy dan Danos terbelalak.

"Apa kau menggunakan logam kendali itu pada mereka?" tanya Glemmy.

Qalesra mendelik pada temannya itu sambil menatap sekitarnya, untungnya suasa sedang sepi karena sebentar lagi hari akan gelap. "Pelankan suaramu!"

Gadis berambut pendek itu langsung menutup mulut dengan telapaknya.

Bertepatan dengan itu, mereka pun sampai di perpustakaan dan langsung masuk. Setelah pintu tertutup, keempatnya mulai berbincang dengan serius. Sebelumnya, Uzin dan Qalesra menceritakan apa yang terjadi dan bagaimana gadis itu memutuskan untuk menggunakan logam kendali tersebut karena akan berisiko.

Keduanya pun mengatakan ke mana mereka pergi dan siapa yang ditemui. Glemmy dan Danos merasa kesal karena tak diajak bertemu dengan Glonaf.

"Apa yang lain akan percaya, jika Glonaf masih ada di Novus Vitas?" tanya Glemmy.

"Tidak semua orang mengetahui atau mengingat Glonaf karena Henky sudah mengambil alih semuanya. Salah satu cara adalah menyembuhkan Glonaf dan membukan kebusukan Henky," ucap Uzin.

"Salah satu cara yang tepat adalah dengan pergi ke hutan terlarang untuk menemukan salah satu buku petunjuk dari mesin yang kulihat tadi pagi. Hanya mesin itu yang tak memiliki buku petunjuk, tetapi tertulis bahwa mesin tersebut bisa menghilangkan racun dan zat-zat berbahaya lainnya dalam tubuh," ungkap Qalesra.

Glemmy dan Danos saling bertatapan, antara percaya dan tidak jika buku tersebut ada di hutan terlarang.

"Bagaimana kau tahu bahwa buku itu ada di sana?" tanya Danos.

"Semua benda-benda penting yang menurut Henky mengancam hidupnya, disimpan olehnya di suatu tempat yang tak banyak orang ketahui," jawab Uzin.

"Bagaimana jika di rumahnya atau salah satu ruangan di Kantor Pusat, mungkin juga ada di ruang kerjanya, bukan?" tebak Glemmy.

Qalesra menghela napas panjang. "Semua orang akan memikirkan hal yang sama sepertimu, pria itu pasti sudah mengatur semuanya dengan baik. Dia menjadikan hutan itu sebagai tempat menyeramkan dan tak boleh dikunjungi sembarang orang, pasti ada tujuan tertentu."

"Apa kau yakin, hutan itu tidak menyeramkan?" tanya Glemmy, lagi.

"Jika memang ada sesuatu yang menyeramkan di sana, tidak mungkin Henky membiarkan beberapa orang untuk berjaga di sana, apa lagi tak ada orang yang berani melewati batas," jawab Uzin.

"Siapa bilang? Qalesra pernah datang ke sana seorang diri, Uzin," sahut Glemmy.

Pria itu terbelalak, sedangkan Qalesra langsung menatap temannya itu sengit.

"Sepertinya, kita harus segera membuat rencana dengan baik dan teratur," ucap Danos.

"Setuju!" sahut Glemmy, dan Qalesra bersamaan.

"Kita hanya memiliki waktu sampai malam ini karena besok sudah bisa dipastikan akan sibuk, apa lagi Qalesra sudah mulai bekerja di Kantor Pusat. Apa kau punya ide?" tanya Uzin pada pemuda yang duduk di sampingnya itu.

"Karena waktu kita sempit dan akan berkumpul kembali saat hari libur selanjutnya, maka lebih baik kita berbagi tugas," ucap Danos.

"Apa itu?" tanya Qalesra.

"Aku akan mencari penawar sementara untuk Glonaf, setidaknya agar dia bisa sadar lebih lama dan memberikan sedikit petunjuk. Kemudian Glemmy coba untuk berbicara dengan Zalent di ruang kendali, saat itu kau punya kesempatan untuk mencari tahu apa saja yang terekam kamera pengawas, sehingga kita bisa mengatur batasan," jelas Danos lalu menatap Qalesra dan Uzin.

Pemuda itu seketika menghela napas berat, dirinya tak tahu tugas apa yang bisa dijalankan oleh keduanya karena pengawasan mereka lebih ketat.

Qalesra yang mengetahui isi pikiran Danos pun tersenyum tipis. "Kau tak perlu khawatir, aku akan berusaha mencari tahu apa yang ada di Kantor Pusat."

"Apa itu tidak berbahaya? Bahkan, kau harus mendapatkan izin untuk pergi ke lantai lain di sana," tanya Glemmy khawatir.

Gadis itu tersenyum sambil mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Mereka terbelalak saat melihat beberapa logam kendali di genggaman gadis itu.

"Setidaknya, aku bisa memanfaarkan Ermo untuk sementara waktu," ujar Qalesra.

"Apakah Avey tidak akan mengetahuinya, apa lagi dia dan Henky adalah otak kekacauan ini?" tanya Uzin.

"Dengar, Avey, Ermo, dan semua orang yang bekerja di sana bisa dipastikan tidak ada yang tahu bagaimana kejamnya Henky. Mereka hanya mengikuti aturan, bahkan bisa saja selama ini orang-orang kepercayaan pria itu diberikan logam kendali ini, bukan?"

Penuturan Qalesra membuat ketiganya berpikir keras.

"Tak ada yang tidak mungkin untuk seorang Henky yang ingin berkuasa di Novus Vitas, bahkan kerabat terdekatnya sendiri pun disingkirkannya demi kekuasaan," sahut Uzin.

"Aku juga akan mencari kelemahan Avey, Ermo, tentunya Henky. Kalian tidak perlu khawatir, jalani saja apa yang sudah direncanakan sejak awal!" pinta Qalesra.

"Kau harus berhati-hati karena tempatmu berisiko," ucap Glemmy.

"Uzin, kau harus tetap mengawasi siapa pun yang datang di sini, tapi tetap berhati-hati karena Haneya dan Freas akan mengawasimu. Kutitip Danos dan Glemmy padamu!" tegas Qalesra.

Pria itu mengangguk cepat, sedangkan muda-mudi itu tersenyum.

"Kita tidak akan bisa menjalani semua rencana ini, jika tidak dengan keyakinan yang kuat dan kehati-hatian! Aku tidak ingin melihat siapa pun terluka, jika itu terjadi, maka datanglah ke tempat Glonaf berada!" sambung Uzin.

"Apa pun yang terjadi, kita harus bisa mengungkap rahasia besar di Novus Vitas!"


~~~ To Be Continue ~~~

CONUNDRUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang