Viginti Sexia

1 1 0
                                    

Petunjuk yang mereka dapatkan belum menemukan titik terang karena banyak teka-teki lain di balik semua itu. Waktu Qalesra berada di Ars Coorps tinggal sehari dan esok adalah hari libur, lusa dirinya akan tinggal di lingkungan yang baru. Rumah yang saat ini akan ditempati oleh seseorang yang menggantikannya dari Kantor Pusat. Berat rasanya meninggalkan apa yang ada, apa lagi dirinya belum menuntaskan rencana yang telah disusun.

Istirahat kali ini mereka habiskan waktu di taman kebugaran agar bisa menyusun rencana yang sempat tertunda. Mereka berencana menemui Uzin karena perkiraan bahwa logam kendali yang menempel di tubuh pria itu sudah tak bekerja lagi, kecuali jika yang memasangnya kembali meneteskan darah pada alat berukuran kecil itu.

Setelah menyusun beberapa rencana, ketiganya pun memutuskan untuk ke perpustakaan dengan pembagian tugas. Danos akan berjaga sambil membaca buku di bangku yang dekat dengan pintu, Glemmy akan berjaga di rak, sedangkan Qalesra yang berbicara dengan Uzin.

Begitu ketiganya masuk ke perpustakaan, ternyata ada orang lain di sana, tak seperti yang direncanakan. Namun dengan begitu, mereka tak gentar dan tetap menjalankan aksi.

"Uzin, apa kau baik-baik saja?" tanya Glemmy.

Pria itu mengangguk cepat sambil tersenyum tipis.

"Pergilah ke rak buku terakhir kali kau bicara dengan Qalesra, dia membutuhkan bantuanmu!" pinta Glemmy.

Danos sudah memilih buku dan duduk di tempat yang dekat dengan pintu masuk, Glemmy pun bergerak menuju rak buku yang bersebelahan dengan Qalesra yang telah menunggu Uzin.

Pria itu menghela napas panjang sebelum melangkah memasuki rak buku yang berada di akhir barisan itu. Tampak gadis yang cukup ditakutinya karena apa yang terjadi terakhir kali antar keduanya.

"A-ada apa?" tanya Uzin gugup.

Qalesra yang semula membelakangi pun langsung membalikkan tubuhnya. "Ada yang ingin kubicarakan denganmu. Sebelumnya, aku minta maaf atas sikapku hari itu."

Pria itu mengangguk, kemudian duduk di sudut rak yang kosong. "Aku tahu bagaimana perasaanmu, kau dan yang lain pasti panik karena Larinne menghilang, apa lagi Glemmy pasti sudah mengatakan apa yang dilihatnya malam itu."

Qalesra tak terkejut dengan apa yang diucapkan pria itu, ia tahu betul bahwa Uzin sudah mengetahuinya. "Ya, terima kasih karena kau tidak marah padaku."

Pria itu mengangguk sambil tersenyum. "Tidak perlu khawatir, sekarang aku bisa membantumu."

"Aku mendapatkan petunjuk dari Larinne," ucap Qalesra sambil mengeluarkan empat kertas yang ia dapatkan dari amplop, "apa kau tahu maksud semua ini?"

Dengan cermat dan teliti pria itu membaca setiap kertas tersebut. Qalesra sengaja tak membawa petunjuk mengenai logam kendali itu karena benda tersebut dianggap berbahaya jika diketahui banyak orang, tanpa terkecuali.

"Aku mengenal Glonaf, itulah alasan mengapa aku memilih menjaga perpustakaan ini dari pada bergabung dengan Kantor Pusat," tutur Uzin.

"Kenapa? Apa ada sesuatu?" tanya Qalesra penasaran.

"Ya, Henky bukanlah orang sembarang, dia licik. Aku tidak tahu benar apa sebab Glonaf dan Henky berselisih, tetapi Glonaf pernah meminta pada kami untuk mengawasi rumah kaca miliknya," ujar Uzin.

"Apa kau tahu di mana rumah kaca itu?" tanya Qalesra.

"Aku tidak tahu di mana letaknya, Glonaf hanya mengatakan bahwa tempat itu tak jauh dari Ars dan Lex Coorps," jawab Uzin.

"Mengapa rumah kaca itu seakan disembunyikan? Apa ada sesuatu?" tanya gadis itu penasaran.

Uzin menatapnya sebentar, lalu menghela napas panjang. "Jika kau ingin tahu, kau bisa pergi ke perbatasan Novus Vitas. Ada jalan setapak di sana, tetapi kalian harus melewati rumput liar berduri."

Qalesra mengangguk-angguk, dirinya sudah tahu bahwa pria di hadapannya itu tidak akan membuka banyak rahasia yang disimpannya. "Apa aku bisa ke sana dengan mobilku?"

Uzin langsung menggeleng cepat. "Dengar! Jangan menggunakan mobil itu, selain ke Kantor Pusat atau tempat-tempat umum yang diketahui banyak orang! Mobil itu memiliki alat pelacak yang aktif setiap waktu."

Gadis itu terdiam, tak menyangka bahwa selama ini perjalanannya diawasi oleh Kantor Pusat.

"Aku hanya bisa mengatakan padamu untuk berhati-hati dengan Avey dan Henky, mungkin mereka terlihat baik dan menghargaimu di depan, tetapi di belakang tak seperti itu. Mereka hanya membutuhkan kecerdasanmu, jika sudah selesai maka kau akan dibuang seperti Haneya," ungkap pria itu.

"Di mana Haneya yang sesungguhnya?" tanya Qalesra penasaran.

"Dia sudah aman, kau tidak perlu khawatir. Suara peringatan hutan terlarang yang berbunyi pada malam hari, menandakan bahwa melintasinya dengan baik. Sedangkan, jika ada orang yang hilang tapi tak ada suara peringatan, itu tandanya mereka dalam bahaya," jelas Uzin.

"Apa itu tandanya, Larinne dalam bahaya? Lalu, siapa Haneya yang kembali?"

Uzin menghela napas berat, seperti ada yang ingin dikatakannya tetapi sulit. "Kau bisa mendapatkan jawaban itu, jika pergi ke gedung ini."

Pria itu menunjuk salah satu kertas dari empat petunjuk yang ada, yakni gedung tua yang dibangun oleh Glonaf. Qalesra hanya diam, ia tak tahu bagaimana cara untuk sampai di sana karena dengan berkendara saja bisa menempuh waktu tiga puluh menit.

"Kau bisa ke sana dengan menggunakan skuter udara milik perusahaan," ucap Uzin seakan tahu apa yang dipikirkan gadis itu.

"Bukankah skuter udara hanya bisa digunakan di sekitar perusahaan?" tanya Qalesra.

Pria itu tertawa kecil mendengarnya. "Banyak yang meminjamnya ketika hari libur, apa kau tidak tahu? Aku yakin, hari libur kau tidak pernah pergi jauh dari rumah, bukan?"

Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.

"Kalian bisa meminjamnya dengan meminta izin pada orang di ruang kontrol. Skuter udara tidak memiliki alat pelacak, tetapi hanya bisa dipakai dalam waktu tiga jam. Jika lewat dari waktu yang ditentukan, maka skuter udara akan otomatis mati dan tidak bisa bergerak," ungkap Uzin.

Qalesra mengangguk-angguk sambil tersenyum tipis. "Baiklah, terima kasih karena telah membantu kami, Uzin."

Pria itu tersenyum, kemudian membantu gadis itu merapikan kertas-kertas yang dibawanya tadi. "Berhati-hatilah ketika sudah bergabung dengan Kantor Pusat karena kau akan selalu diawasi, kecuali rumah barumu."

Qalesra kembali mengangguk, kali ini senyumnya merekah. "Terima kasih telah membantu kami, aku tidak akan melupakan kebaikanmu."

Kali ini pria itu yang mengangguk sambil tersenyum.

Setelah urusan mereka selesai, ketiga muda-mudi itu pun meninggalkan perpustakaan dan kembali ke taman kebugaran untuk mengatur perizinan peminjaman skuter udara. Mereka harus memiliki alasan yang tepat agar bisa diizinkan tanpa ditanyai banyak hal. Ada salah satu orang yang dikenal oleh Glemmy di sana, tetapi hubungan mereka tak begitu baik karena persaingan yang pernah terjadi kala berada di faksi Penegak Kota. Bahkan, itulah yang menjadi salah satu alasan Glemmy pindah ke faksi Analis Pengobatan.

"Aku tahu, kalian memang orang terpilih yang harus mengungkap rahasia besar Novus Vitas."


~~~ To Be Continue ~~~

CONUNDRUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang