Viginti Quinque

1 1 0
                                    

Untungnya Qalesra diperbolehkan kembali ke Ars Coorps sebelum waktu istirahat karena masih ada tugas yang harus diselesaikannya di sana. Begitu sampai, ia langsung menuju ruang tidur untuk memberi tahu apa yang ditemukannya karena dirinya sampai ketika waktu istirahat.

"Siapa itu?" tanya Danos yang masih terjaga.

"Ini aku," jawab Qalesra lalu mengunci pintu.

Gadis itu masuk ke dalam biliknya, kemudian mengeluarkan semua penemuannya di ruangan Larinne. "Aku menemukan banyak hal di ruangan Larinne."

Glemmy dan Danos tersentak di biliknya. "Apa yang kau temukan?"

Satu persatu amplop dibukanya dengan cepat, begitu pula dengan logam-logam yang ia temukan di kotak milik gadis itu. Amplop pertama yang dibukanya terdapat sebuah kasus mengenai bangunan tua yang semula digunakan untuk Kantor Pusat, tetapi bangunan itu ditinggalkan tanpa alasan.

"Aku menemukan empat amplop, logam persegi, dan buku petunjuk."

Glemmy dan Danos sudah tak sabar mendengarkan isi pada amplop-amplop itu.

"Salah satu amplopnya berisi gambar mengenai gedung utama Kantor Pusat yang ditinggalkan tanpa alasan, bahkan barang-barang yang masih bagus pun tak dibawa," kata Qalesra sambil membaca kertas berukuran sedang itu.

Setelah membacakan tulisan di lembar pertama itu, ia beralih pada kertas lain. "Ada pula kasus menghilangnya sosok bernama Glonaf yang merupakan pemimpin Kantor Pusat kala itu."

"Glonaf? Sepertinya, nama itu tidak asing," ucap Glemmy.

"Ya, patungnya berdiri di dekat tulisan Novus Vitas, tetapi beberapa bulan lalu telah dihancurkan dan digantikan dengan patung Henky," jelas Danos.

"Glonaf adalah pendiri Ars dan Lex Coorps, bahkan memiliki hubungan dekat dengan Henky yang merupakan pendiri Siens dan Math Coorps. Keduanya kerap kali menghasilkan hal-hal luar biasa yang dikagumi banyak orang, salah satu karya milik Glonaf adalah skuter udara. Namun, secara tiba-tiba Glonaf menghilang tanpa jejak. Menurut berita yang beredar, hal itu terjadi setelah pria itu berdebat hebat dengan kerabatnya, Henky."

Qalesra terhenti karena kertas itu terkoyak.

"Apa hanya sampai di sana?" tanya Glemmy.

"Ya, kertasnya sobek, tapi aku yakin ada lanjutan dari kasus ini," sahut Qalesra.

"Coba baca yang lain!" pinta Danos.

Gadis itu langsung mengambil kertas lain yang merupakan sebuah lukisan rumah kaca, bahkan lukisan itu mirip seperti apa yang pernah ia lukis. "Ini lukisan rumah kaca, jika kalian penasaran, lukisannya sama seperti yang kulukis tapi tidak ada hutan."

Ketika Qalesra membalik lukisan tersebut, terdapat tulisan di sana.

"Tempat bersejarah yang seharusnya bisa dikenang dengan baik."

Entah apa maksud dari tulisan tersebut, tetapi Qalesra yakin bahwa ada sesuatu mengenai rumah kaca itu.

"Aku yakin, rumah kaca ini atau pun yang tak sengaja kulukis adalah tempat yang sama dengan apa yang dikatakan Haneya," ujar Qalesra.

"Ingatlah apa kata Larinne, kita juga harus berhati-hati dengannya!" tukas Danos.

"Ya, tapi kita tidak bisa menaruh curiga berlebih pula padanya karena setelah mengatakan itu dia malah menghilang, seperti Freas," tutur Qalesra.

"Apa kau tidak menemukan mereka di Kantor Pusat?" tanya Glemmy.

"Mungkin mereka memang di sana, tapi aku tidak bisa sembarang ke lantai lain karena elevator memiliki kamera pengawas."

CONUNDRUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang