"Πασπαλίστε τις σταγόνες νερού που στάζουν, μέχρι να καλυφθεί ο κόσμος με νερό! Water splash!"
Lingkaran sihir biru muda terukir bebas di kekosongan, berkuaskan angin, bertintakan mana. Perlahan energi alam mengalir menuju lingkaran sihir itu, terakumulasi membentuk banyak peluru air di udara. Tangannya terayun bebas, peluru air terlepas menuju sang target, saling sahut-menyahut menjangkau objek yang sama.
Debu memenuhi sisi arena akibat benturan gelombang mana. Penonton terdiam menunggu kemunculan pemenang. Keadaan menjadi sunyi seketika, setiap penonton bertanya, akankah anak itu kalah?
"Bidikan yang buruk, " ujarnya pelan. Sebilah pedang perak menebas kepulan debu. Sosok bermanik ruby menyita perhatian penonton di tengah debu yang kian menipis.
"Sial! Ada apa dengan bocah itu, dia bukanlah manusia! " sang lawan mengumpat kesal, tak habis pikir dirinya akan kalah dengan rakyat jelata yang bahkan lebih kecil darinya.
Sembari menggerutu, ia berlari dengan cepat ke arah berlawanan dengan Halilintar yang mengejarnya dengan kecepatan yang di luar nalar. Apakah anak itu menggunakan sihir peningkatan kecepatan?! Tapi ia tidak terlihat seperti sedang menggunakan sihir!
Saat ia semakin mendekat, manik ruby nya mengkilat merah, Halilintar kembali mengayunkan pedang merah itu.
"Aku menyerah! "
Sang lawan berteriak lantang dengan suara yang bergetar panik. Keringat menetes di ujung pelipis bersama dangan sebilah pedang yang hampir menebas batang tenggorokan nya. Ia meneguk ludah kasar, hampir saja ia mati muda disini.
Saat pertandingan berakhir, Halilintar menarik pedangnya, sang lawan terduduk lemas di lantai dengan nafas lega. Para penonton mulai terlihat bersorak dengan penuh ketertarikan. Mulai dari penonton berdarah bangsawan yang menyukai kekuatan, atau bahkan para pelayan kepercayaan yang berhasil ikut pergi bersama sang majikan, semua nya tersenyum dengan makna berbeda. Mungkin beberapa fantasi jenius lahir di pikiran aneh mereka.
Sementara itu, Halilintar terlihat tersenyum kecil sembari menyimpan pedang perak itu, apakah ayahanda melihat nya menggunakan pedang ini? Apakah pria itu akan merasa bangga akan kemenangan nya, meskipun hanya sedikit?
Semakin banyak pikiran yang terlintas di benaknya hingga tanpa sadar Halilintar sudah memusatkan pandangan nya pada sosok dibelakang sang kaisar. Seorang Viscount yang dengan tegap nya menjalankan kehormatan besar untuk mendampingi pemilik kekuasaan tertinggi itu. Menjadikan banyak mata iri melayang tepat kedepan sang ayah, persis seperti kejadian dua hari lalu. Hanya dengan memikirkan nya saja sudah membuat Halilintar kesal habis-habisan. Kekuatan sihir macam apa itu?! Sungguh gila!!
Sebagai mantan boss mafia, ia merasa harga dirinya telah tercabik-cabik kala itu. Saat dirinya seperti tikus yang terjebak antara kobaran api, tanpa kekuatan, tanpa jalan keluar. Ia benar-benar tidak dapat berkutik didepan sihir tingkat tinggi seperti itu. Tidak bisa menggunakan sihir benar-benar merepotkan!
Halilintar menghela nafas lelah. Namun, itu tak berlangsung lama saat manik ruby nya berserobok tatap dengan manik Amethyst diseberang sana. Pria itu menatapnya dingin, tak lama ia menunduk kecil sembari tersenyum ganteng. Ahhh... Benar-benar menyilaukan.
'Kuakui ayahanda memang tampan, ' batinnnya berbisik kecil, mengakui sosok rupawan yang dikenalnya sebagai sang ayah.
Tak tau mengapa, tanpa sadar Halilintar kembali tersenyum, lebih lebar dari sebelumnya. Entahlah, kupu-kupu seperti berterbangan didalam perutnya, begitu menggelikan. Dan ia menyukai nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi Boss Mafia [Halilintar] ✧༺Tahap Revisi༻✧
أدب الهواةPembantaian besar-besaran membawa korban jiwa bagi seluruh anggota Mafia terbesar di dunia. Dengan alasan yang tidak diketahui, Halilintar Thunderstorms, Mafia yang dijuluki sebagai dewa kematian mengalami perpindahan dimensi kesebuah dunia mister...