15

449 49 9
                                        

Happy reading
.

.

Angin kencang datang beriringan dengan deburan ombak. Suara gemuruh yang menenangkan, pasir lembut sangat sayang untuk di injak. Pemandangan laut tak kalah memukau dengan pegunungan. Suhu disini rata rata tak sepanas di Asia, jadi meski pun lagi summer hawa dingin masih agak terasa untuk kulit Asia.

Seorang pria dengan gagah nya berjalan mendekati kerumunan orang. Style formal entah terhempas kemana dan tergantikan menjadi tampilan santai. Senyuman manis terpampang jelas ketika anak yang dia cari kegirangan dan berlari menyusul nya untuk datang kepangkuan.

"Ayahhh"

Asean berjongkok sebelum badan nya terhuyung kebelakang ketika rasa semangat memeluk dari anak nya begitu tak bisa tertahankan.
"Ayah kok lama banget, Indo dari tadi udah nungguin ayah buat diajak bikin istana pasir"

Kekehan kecil dari Asean menyapa lembut ucapan Indonesia.
"Istana pasir? Emang bisa bikin nya?"

"Bisa dong, gampang kok buat nya. Kalo ayah gak bisa nanti Indo ajarin deh"

Asean melepaskan pelukan nya dan menuntun anak tersebut untuk berjalan jalan kecil di pesisir pantai, menikmati deburan angin dari ombak yang datang secara berkala. Ayah dan anak ini sangat begitu menarik pusat perhatian semua orang ketika ajang lari dan saling tangkap menangkap di antara mereka berdua ter tonton hingga melupakan bahwa tempat yang mereka pijak adalah area umum. Di kejauhan Seato memfokuskan kamera untuk membidik gambar objek yang akan ia foto sebagai kenangan.

Melihat hasil foto memuaskan Seato tersenyum lega hingga tepukan pundak dari belakang membuatnya sedikit beringsut kaget dan menoleh kebelakang.

Puk!

"?! Kau mengagetkan ku" ucap Seato

"Oh maaf, tidak sengaja"...

"?? Sejak kapan kamu disini? Maaf jika salah opini, bukan nya kamu tidak diberi akses oleh tuan untuk kemari? Atau hanya- kamu sedang liburan?"

Orang yang dicerca pertanyaan oleh Seato tertawa pelan dan bersedekap dada, sembari menatap keseruan ayah dan anak yang sedang saling melempar serangan air.
"Kamu sangat penasaran ya"

Seato salah tingkah dan memalingkan pandangan ke samping.
"Tidak juga" lirih Seato dalam menjawab.

Wanita itu menoleh pelan pada Seato.
"Aku menyusul ke dermaga setelah beberapa menit kalian sampai di kapal. Aku diperintah oleh tuan untuk nanti menemani beliau meeting, tidak mungkin kan jika beliau meeting tanpa asisten? Kamu saja sibuk mengurusi anak pak bos"

"Kamu tidak tau aku disini karena kita beda kamar. Setelah sarapan aku pergi ke meeting room tanpa bersitatap denganmu. Aku bukan jin yang bisa pergi dan datang kapan saja, kau tahu? Jadi jangan sok kaget"

Afta, ia membeberkan segala penjelasan kepada Seato agar tidak salah paham. Balasan Seato hanya mangut mangut ngangguk karena paham atas usulan yang Afta berikan untuk nya. Seutas seringai kecil dari Seato mengembang.

"Tidak berniat gabung dengan mereka?" Tanya Seato.

"Untuk sekarang jangan dulu, biarkan mereka menjalin hubungan yang lebih dekat. Mereka juga butuh momen berdua, aku hanya tidak ingin membuat suasana nya menjadi canggung" usul Afta.

"Bilang saja tidak. Aku merasa hari ini kamu sangat bawel seperti bebek" jawab ketus Seato.

Jawaban tersebut membuat Seato terkena geplakan bertenaga untuk bahu nya dari Afta. Cukup membuat dirinya bergeser kedepan karena tenaga geplakan yang diberikan oleh Afta bukan lah dibilang pelan.

Father (AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang