"Welcome to our game~" Aku kurang mengerti apa yang dia ucapkan. Maksudnya apa? Aku ada di sebuah game?!
"Aku ada di mana dan siapa orang-orang itu!?" Tanyaku dengan nada membentak karena kesal, membuat 'orang-orang' menoleh menatapku. Emangnya aku peduli?!
"Ya. Kau berada di sebuah game. Ini adalah dunia virtual. Kau akan tinggal di sini, dan sekarang inilah kehidupan barumu. Orang-orang itu pemain di game ini. Mereka juga ikut bermain di sini sama seperti dirimu." Dia menaruh jari telunjuknya tepat di depan wajahku.
Err.. Dia seperti bisa membaca pikiranku saja. Awas saja kalau kehidupan yang ini lebih buruk daripada kehidupanku yang dulu. Aku tak akan segan-segan menggunakan pisauku ini.
Dia hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan berbalik badan meninggalkanku. Sepertinya dia habis membaca pikiranku, cih! Aku ikut berjalan menuju kerumunan orang-orang itu. Mereka dingin dan cuek. Aku suka itu!!
Daripada bosan, aku mengeluarkan pisau di dalam tasku dan memainkannya dengan santai, "Mm.. Hai."
Aku menoleh ke asal suara. Bukan karena GR melanda, tapi aku ingin melihat siapa yang ingin berurusan denganku. "Haa?" Tanyaku yang malas menyapanya balik. Sungguh aku tak pernah menyapa seseorang selama 2 tahun belakangan.
"Hai. Namaku Evelyne Mckenzie. Panggil aku Eve ya." Ucap gadis itu sambil tersenyum manis. Senyumannya sangat menjijikkan.
"Ya." Jawabku singkat. Aku tau dia adalah orang yang sangat feminim. Terlihat dari baju dan rok mininya yang berwarna merah muda.
"Siapa namamu?" Aku menoleh dengan keras. Menatap matanya yang berbinar-binar. Kalau bisa aku ingin menusuknya sekarang! Tapi pria sok misterius itu melarangku. Cih! Menyebalkan!
"Penting ya?" Tanyaku acuh dan kembali melihat ke depan.
"Ya. Kalau aku tidak tau namamu, bagaimana kita bisa jadi teman?" Err.. Kata 'teman' sangat menyakiti pendengaranku. Untuk apa aku punya 'teman' di dunia ini yang pada akhirnya malah mengkhianatiku?!!
"Ngg.. Casey Ainsley." Jawabku tanpa menoleh ke arahnya.
"Namamu bagus sekali, Casey." Aku meliriknya sebentar dan menatap wajahnya. Wajah ceria itu sangat-sangat menggangguku!
"Bisakah kau berhenti tersenyum?" Tanyaku yang berusaha santai tapi tidak bisa.
"Tidak. Aku suka punya teman sepertimu!" E-eh?! Ngapain dia pake gandeng tanganku segala?!
"Ya ya. Singkirkan tanganmu dariku!" Bentakku cukup keras. Aku heran dengannya, sudah ku acuhkan, sudah ku bentak. Tapi ekpresi wajahnya masih saja tidak berubah.
"Maaf hehe... Casey, kamu mau tidak sekamar denganku?" Aku terdiam sejenak. Mungkin terkejut dengan tawarannya yang terlalu manja itu.
"Nggak. Aku lebih suka sendiri---"
"Semua pemain harus mendapatkan teman sekamar di asrama nanti!" Aku menoleh menatap pria sok misterius itu yang memotong ucapanku. Membaca pikiran orang terus memotong ucapannya?! Great!
"Bagaimana Casey?" Tanyanya lagi. Dasar pria pengganggu itu!
"Ya, terserah!" Jawabku sambil memalingkan wajah dengan keras. Apa-apaan dia?!
"Misi pertama kalian akan dimulai tepat saat jam 12 tengah malam nanti!" Aku mengangkat tanganku bermaksud untuk melihat arlojiku.
"Midnight ya?"
***
Aku sudah sampai di depan asrama bersama 1000 'manusia-manusia' lainnya. Entah bagaimana caranya asrama yang 'besar' ini muat menampung 1000 orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission
Mystery / ThrillerBerjuta misi sudah menunggu di depan mata. Hanya lentera dan sekotak korek api yang menemani menuju sebuah mansion tua. Menghadapi atau mati di situ adalah dua pilihan yang di berikan oleh seorang pria misterius. Bertemu berbagai makhluk aneh dan me...