Investigate the Truth

117 19 1
                                    

Aku merasakan ada sesuatu yang menyentuh pipiku. Perlahan aku membuka mataku dan melihat cahaya yang amat terang. " My lovely Casey~ "

" GYAA!! Pergi pergi! Jijik ah! " Suruhku setengah berteriak. Aku mendorongnya dan kembali roboh ke atas kasur.

" Hehe... " Dia sekarang malah cengengesan nggak jelas. Aku hanya memasang wajah datar sambil kembali meringkuk di dalam selimut.

" By the way, jam berapa sekarang? " Tanyaku yang terlalu malas untuk melirik ke arah jam dinding.

" Jam 11. " Jawab Eve yang kedengerannya sangat santai.

" Oh--- What?! Jam 11?! Lu kok nggak bangunin gue sih!? " Aku melompat keluar dari dalam selimut dan dengan cepat menghampiri Eve. Tak lupa juga aku memukul lengannya pelan.

" Aww... Sakit Casey~ " Cih! Nada sok manja! Aku lebih baik segera masuk ke dalam kamar mandi dan melakukan tugasku daripada harus mendengar suaranya yang memekakkan telinga itu.

***

Aku keluar dari kamar mandi. Tentunya sudah berbalutkan oleh pakaian putih dan celana jeans sepaha. Aku menatap Eve dan langsung menutup mata, " Ngapain buka baju di sini, bodoh!! "

" Hehe maaf. Habisnya kamu lama sih. " Eve menarik tanganku dan membuatku untuk melihat dengan jelas. Oke, aku sudah mengalihkan pandanganku kok! Tenang aja! Eve sekarang malah tersenyum lebar. Benar-benar anak aneh. " Aku masih pake pakaian dalam kok. "

Dengan cepat aku memasang wajah datar, " Aku tau. Tidak mungkin kau mau.... Err... "

" Kau mau? " Akh! Nadanya sok polos banget sih!

" Cih! Tidak sama sekali! Terimakasih! " Eve masuk ke kamar mandi dan beberapa saat setelah itu terdengar suara air yang menyentuh lantai. Baguslah dia sudah mandi sekarang!

Aku berbaring di kasur sambil memainkan hpku. Sebenarnya tidak ada yang bisa di mainin sih. Cuma, aku mau aja buka gallery. Sekedar melihat foto masa kecilku yang... Menjijikkan.

" HAI CASEY!! "

" AHHH! " Aku melompat dari kasur hingga terjatuh ke lantai. Ya, ke lantai.

" Aku sudah selesai mandi loh! " Aku mencoba untuk duduk dan meliriknya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dia memakai baju hitam yang... Terbuka. Dan rok mini berwarna pink sepaha.

" Ready for your next mission? " Suara darimana itu?! Aku menoleh ke asal suara dan mendapati pria sok misterius itu sedang bersender di pintu... Dengan soknya.

" Ngg... " Aku malas menjawab dengan kata-kata. Sekarang waktunya penghematan suara. Aku mengangguk dengan keras.

" Iya aku siap kok. " Aku menoleh dan menyadari kalo itu adalah suara Eve. Apa dia tidak merasa terganggu?!

" Sama sekali tidak. Kau saja yang terlalu sensitif. " Kali ini aku tidak menoleh. Percuma! Wajahnya tidak terlihat. Paling-paling juga hancur! " Jangan bicara sebelum kau tatap secara langsung. "

" Cih! " Cibirku tetap membuang muka ke samping. Aku berdiri dan hendak keluar dari kamar. Aku berjalan melewatinya dan sekali lagi merasakan seseorang menggenggam tanganku.

" 10 menit lagi. " Aku menoleh ke belakang dan mengangguk pelan.

" Lepas! " Suruhku sambil melirik tanganku dan tangannya yang... Errr...

" Ok ok. " Dia reflex melepas genggaman tangannya dan akupun dengan cepat berjalan meninggalkannya.

Baru juga aku mengambil enam langkah kaki sudah ada yang memanggilku, " Casey.. Tunggu aku~ "

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang