Exam

109 13 2
                                    

Alan P.O.V

" Kira-kira 'permainan' apa ya yang akan aku buat untuk orang-orang saat mereka memasuki mansion? " Seseorang tiba-tiba menepuk pundakku pelan. Aku menoleh dan hanya terlihat Bozz di situ, dengan kacamata kotaknya.

" Sekecil apapun suara yang ada. Aku bisa mendengarnya. " Kuakui itu memang fakta. Dan untuk meresponnya aku mengangguk pelan.

" Kacamata kotak? Boleh juga. Kau terlihat sexy, Bozz. " Aku mendongak dengan tatapan heran. Dia pasti adalah Fernand.

Sebelumnya, ingin kuberi tau kepada kalian. Fernand sebenarnya adalah homo. " Benar! "

Kali ini Nathaniel yang berbicara. Banyak sekali yang suka memotong pembicaraan ya. " What?! Ehehe.. Hai Nath~ " Sapaku sok manis.

" Baru menyadari keberadaanku dan bersikap sok manis. " Tutur Nathaniel dengan wajah datar. Aku hanya tertawa kecil tapi ada pertanyaan yang mengganjal di otakku dan ingin kutanyakan sekarang.

" Udah mandi? "

" Pertanyaan itu sama sekali tidak mengganjal di otakmu. " Ucap Nathaniel lalu menghilang.

" Ya... Memang bukan sih. " Aku lalu menelusuri seisi ruangan gym untuk melihat siapa saja yang berada di sini.

Tidak terlalu menyenangkan karena disini hanya ada Fernand, Bozz, dan Dylan. Sebelum saudaraku mengacaukan hariku, lebih baik aku keluar dari ruangan ini secepatnya.

Aku berjalan dengan biasa, tidak melayang. Hantu sepertiku di beri kemudahan, salah satunya tetap berbentuk manusia hanya saja memiliki kelebihan yang tentunya tidak di miliki oleh manusia biasa. Lalu sekarang, kenapa kakiku mengarah ke ruang makan? Sudahlah, aku tak peduli. Biasanya di ruang makan sepi.

" Hai Alan. " Aku berhenti menapakkan kaki lalu mencoba untuk mengangkat kepalaku.

" Ha-halo Natalie... " Kyaaa aku bicara sama Natalie! Bukan mimpi kan?! Aku menepuk pipiku beberapa kali, karena masih belum yakin. Aku mencubit lenganku hingga aku berteriak karena kesakitan.

" Kamu nggak apa-apa? " Aku melihat Natalie berdiri dari kursinya dan berjalan menghampiriku. Sungguh aku tidak percaya hal ini akan terjadi.

" I-iya hehe.. " Sudah berapa kali aku berteriak kegirangan di dalam hati? Sepertinya tidak bisa kuhitung karena terlalu banyak.

Natalie kembali duduk di kursinya dan memberikan kode agar aku juga ikut duduk di sampingnya. Aku mengambil kesempatan ini dengan baik dan bersegera duduk di sampingnya.

Aku tau suasana canggung akan menghampiri kami melihat di ruang makan hanya ada aku dan Natalie.

" Kamu udah makan? " Aku sedikit terkejut saat mendengar pertanyaan itu terlontar dari mulut seorang Natalie Megan.

" Belum. " Jawabku jujur. Aku menatap Natalie yang hendak mengambil piring dan sebuah sendok makan dari rak piring. " E-eh nggak apa-apa. Aku bisa makan nanti saja. "

" Oh.. Okay. " Ucap Natalie menaruh kembali piring yang sudah di pegangnya tadi.

" Alan!! " Kali ini aku benar-benar terkejut. Aku menoleh ke asal suara tapi belum saja aku melihat dengan jelas siapa yang memanggilku, aku sudah ditarik duluan olehnya.

***

Casey P.O.V

" Mimpiku aneh banget. " Ucapku sambil memegang kepalaku yang terasa sedikit sakit. Tapi mimpi itu terasa nyata. Jangan bilang kalo Nathaniel beneran dateng ke kamarku seperti mimpi yang tiba-tiba datang ke alam bawah sadarku, tanpa aku menginginkannya sama sekali.

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang