Everyone Has Expertise of Each

73 8 3
                                    

Casey P.O.V

Akhirnya aku bisa kembali lagi. Semoga saja Nova tertidur lebih lama agar dia tidak bisa mengawasiku. Jika bisa, aku mau seharian penuh.

Berjam-jam lamanya aku berada di dalam air, merasakan berbagai macam sakit yang luar biasa. Hingga ada cahaya yang tiba-tiba muncul dan membuatku sadar. Apa Nova juga merasakan hal yang sama? Pastinya nggak, kan?!

Lebih baik aku kembali ke kenyataan saat ini. Di mana aku dikepung oleh monster-monster dan juga hantu yang sudah kukenal.

" Bozz. Fernand. Dylan. Alan. " Setiap kali aku menyebut nama mereka satu persatu, mereka semakin menatapku dengan tajam. " ... Dan kau? "

Sebuah persegi transparan muncul di hadapanku tanpa aku menginginkannya.

Jessica Megan -_-

Aku terdiam sejenak. Ini dari Nathaniel? " Jessica. " Aku kembali menatap persegi itu dan muncul gambar dirinya, " Heee?! Perempuan?! "

Ya iyalah -_- Bisakah kau lakukan sekarang dan buat aku terpesona dengan gerakan-gerakanmu saat membunuh?

Aku memutar bola mataku saat gambar itu berganti dengan beberapa baris kalimat. Tanpa kau suruh akan aku lakukan juga!

" GRRR!! " Salah satu dari mereka mulai merespon. Aku memasang kuda-kuda dan memegang erat pisauku dengan kedua tangan. Bersiap dengan serangan mereka yang mungkin tidak terduga.

Aku terus menatap mereka bergantian. " GAAAHH! " Akhirnya bergerak juga.

Aku menghindari serangan panah Jessica yang melesat cepat ke arah dadaku. Dylan dan Alan berlari dengan cepat ke arahku dari dua sisi dengan pistol yang mereka bawa, bersiap untuk menarik pelatuk pistol mereka. Tapi aku lebih cepat dari mereka, aku melompat cukup tinggi dan melakukan salto di udara ke belakang. Mereka bisa menghindar dari serangan masing-masing.

Bozz berlari ke arah punggungku, tentu aku bisa mengetahuinya karena getaran dari setiap langkah kakinya yang bagaikan gempa bumi sedang berlangsung. " GOT YOU! " Ucapnya setengah berteriak, aku berbalik badan dan menangkis serangannya dengan tangan kananku.

Beruntungnya aku sempat mengikuti karate selama 3 tahun. Dan langsung mendapat sabuk coklat pada tahun ke-2. Keahlian karate datang padaku secara alami. Aku bisa saja mendapat sabuk hitam pada saat itu. Namun aku memutuskan untuk berhenti karate pada pertengahan tahun ke-3.

" Focus with your enemy! " Ucap seseorang dari sisi kananku. Aku menoleh dan dengan cepat mundur ke belakang. Panah itu menancap di salah satu pillar.

Aku mengejarnya dengan secepat kilat. Kali ini aku berusaha serius. " Do you want it like this?! " Aku hampir saja mengenai lehernya tapi aku hanya bisa memotong beberapa helai rambut merahnya saja.

Tembakan peluru berturut-berturut berhasil aku hindari, tidak ada satupun yang mengenaiku. Malahan Jessica yang kewalahan dengan semua peluru itu. Aku mendapat kesempatan untuk menyusulnya.

" Tangan yang mulus! " Ucapku dengan nada sarkastik sambil mengayunkan pisauku tepat dimana urat nadinya berdetak. Tapi aku hanya menggores lengannya.

Dia berusaha menahan rasa sakit akibat goresan yang cukup dalam, " Bitch. "

Aku tersentak, " Hey! Kau menantangku?! "

" Ya! Kita duel disini sekarang! " Ucapnya dengan wajah meremehkan.

Yang lain terdiam sejenak sampai Jessica kembali berteriak, kebetulan dimensiku kedatangan gempa sehingga mereka semua bisa menghilang. hanya tersisa aku dan dia, Jessica Megan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang