6

1.9K 129 7
                                    

Donghyuck membawa jeno pulang ke apartnya. Setelah selesai bersih² keduanya kini sedang senderan dikasur.

"Siapa yang ngajak tadi?"

"Jaemin"

"Jeno apa jaemin?"

"Jeno"

"Jaemin apa jeno?"

"Jeno"

Donghyuck menahan gemas mendengar jeno menyebut namanya sendiri. Tapi dia harus menahanya, soalnya dia lagi akting marah sekarang. Dia harus mempertahankan ekspresi dinginya saat menginterogasi jeno.

"Mau apa kesana?"

"Nonton doang"

"Bukanya mau turun?"

Jeno yang sedari tadi menjawab tanpa melihat donghyuck karna sibuk dengan ponselnya, kini menoleh dengan mata berbinar.

"Emang boleh?"

"Ga"

"Gitu ngapain nanya sih" cibir jeno.

"Lee jeno"

"Iya² gue tadi yang ngajak jaemin, bosen dirumah. Ini kan malem minggu" selesai mengatakan kalimatnya, jeno memukul dada donghyuck karena kesal ditanya²i trus.

"Bener cuma nonton doang? Kan bisa ngajak gue"

"Dih ngapain juga ngajak lo? Bosen lah tiap hari juga ketemu" jawabnya ketus.

"Lagian nih ya, kalopun gue mau turun pake apa'an?? Gue aja ga punya motor. Lo kali yang mau turun tadi"

"Tadinya emang iya, tapi ga jadi"

"Trus ngapain ngomelin gue!??"

Jeno lagi² memukuli donghyuck untuk melampiaskan kekesalanya, kali ini lebih keras. Membuat donghyuck sedikit kuwalahan menahan serangan dari jeno.

"Ya gue ga suka aja lihat lo ganjen"

"Oh.. ternyata dia lihat pas gue godain jablay tadi" pikir jeno sambil manggut².

"Cewek cantik ga boleh dilewatkan" jawab jeno sambil nyengir.

Mendengar itu donghyuck hanya menatapnya malas.

"Awas aja nanti masih kayak gitu" ancam donghyuck.

"Suka suka gue lah" cuek jeno.

"Udah ah sana, gue mau bobo cantik biar besok ganteng pas acara tunangan. Bye!"

Jeno langsung merebahkan tubuhnya, menarik selimut untuk menutupi sampai lehernya, kemudian memunggungi donghyuck. Melihat itu donghyuck terkekeh kemudian iseng menampar pantat jeno.

Jeno berjengit terkejut, membuka kembali selimutnya dan menatap donghyuck sengit.

"Lo kalo macem² gue potong titit lo"

"Hii takuuttt" jawab donghyuck sambil memainkan ekspresinya.

"Anjing lo"

Jeno kembali memposisikan dirinya seperti tadi. Tidak sampai 1 jam terdengar dengkuran halus darinya. Donghyuck yang sedang memainkan ponselnya lagi² terkekeh dibuatnya.

"Lucu banget tiba² aja udah pules"

Donghyuck mencium pelipis jeno, kemudian memposisikan diri dibelakangnya. Memeluk pinggang jeno dari luar selimut, karena dia memang tidak begitu suka tidur memakai selimut.



🐻🐶





"Daddy.. jeno ga mau.. abang aja deh gantiin jeno" jeno merengek ketika melihat taeyong memasuki kamarnya.

Saat ini jeno sedang dirias tipis², sebentar lagi mereka akan berangkat menuju rumah keluarga seo. Rumah orang tua donghyuck.

"Hush abang aja mau ngajak pacarnya kok kamu suruh gantiin" taeyong memukul pelan bibir jeno yang di monyong²in.

"Kalo gitu, suruh jaemin aja gantiin hyuck"

"Kamu ini, ya ga bisa lah" jawab taeyong sambil mengusak kepalanya.

"Lagian jeno masih kuliah dad,, kenapa buru² banget sih" jeno menatap taeyong yang berdiri tak jauh dibelakangnya melalui cermin didepanya.

"Ya emang gitu wasiat mendiang daddy seo"

"Emang daddy seo bilang apa?"

"Dulu waktu daddy seo masih hidup, kita udah rencanain bikin acara pertunanganya saat donghyuck berusia 21 tahun" cerita taeyong.

Jeno menukikkan alisnya tanda berpikir.

"Kan daddy seo udah ga ada, jadi batal dong perjodohanya"

"Justru karna orangnya udah ga ada. Kita sebagai keluarga yang masih hidup yang harus mewujudkan keingan terakhirnya"

Saat orang yang mendadani jeno menyingkir, taeyong menghela nafas kemudian berjalan mendekat pada jeno. Memegang kedua pundaknya, menunduk dan mencium pucuk kepala jeno dari belakang.

"Sayangku,, daddy tau selama ini donghyuck tidak pernah mengatakanya. Tapi dia itu benar² cinta sama kamu, setelah ini dia yang akan memegang seluruh aset peninggalan daddy seo. Dia juga yang akan bertanggung jawab atas hidup kamu"

Jeno sedikit geli mendengar ayahnya menyebutnya dengan sayangku, tapi dalam hati juga sedikit terharu apa lagi tadi saat ayahnya mencium pucuk kepalanya.

"Tapi kan baru tunangan dad.. masak udah jadi tanggung jawab dia? Daddy mau buang jeno??" Tudingnya.

"Heh mulut! Kamu bebas mau tinggal disini atau ikut dirumah papi ten. Tapi soal biaya hidup, donghyuck sendiri yang meminta pada daddy untuk menyerahkan tanggung jawab itu padanya"

"Tau ah!" Jeno memalingkan wajahnya malu.

"Udah sana daddy keluar. Jeno mau nenangin diri dulu sebelum berangkat"

"Nanti langsung turun okey?" Taeyong menyempatkan diri mengelus kepala jeno sebelum meninggalkanya keluar.

Setelah ayahnya keluar dari kamarnya, jeno menatap pantulan dirinya yang ada di cermin. Kemudian tersenyum manis, lalu tersenyum lagi lebih lebar. Terakhir senyumanya berubah menjadi seringaian.

"Pantesan aja tu anak tergila², orang gue ganteng gini" Jeno menatap dirinya sendiri sambil menaik turunkan alisnya.

Dia kemudian berdiri lalu berpose didepan cermin, meliukan tubuhnya kekanan dan kekiri.

"Dilihat dari sudut manapun gue tetep tampan hehe" narsisnya.

Setelah puas mengagumi diri sendiri akhirnya jeno turun menyusul keluarganya yang sudah menunggu dilantai bawah.









MY UKE PLAY BOY (HYUCKNO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang