"Kenapa kau mencari informasi tentangku secara diam-diam?" Tanya Johanna begitu Shawn tiba di apartemen Yeri.
"Yeri!" Teriak Shawn kepada adiknya yang hanya dibalas dengan bahu yang diangkat.
"Shawn, fokus! Kenapa kau menyelidiki informasi pribadiku? Kau curiga aku bekerja sama dengan Taekyon?"
"Tenanglah dulu, Johanna. Aku akan jelaskan."
"Sebaiknya begitu."
Shawn menghela nafasnya sejenak.
"Sebenarnya aku ingin memastikan kau adalah Johanna yang ku kenal saat pertemuan kita di Beijing atau bukan. Maka dari itu, aku meminta Yeri untuk mencari informasi tentangmu. Selain itu.."
Kring..kring..kring..
Ponsel Shawn tiba-tiba berdering di tengah presentasi khususnya di hadapan Johanna. Nama Detektif Ahn muncul di layarnya.
"Halo, ada apa Detektif Ahn?"
"Tuan, sepertinya ada yang perlu kau cek kembali."
"Ah, apa ada yang tertinggal tadi?"
"Benar, aku baru menemukan hal lain yang belum kau lihat. Tapi kau tak perlu terburu-buru. Kau boleh datang kapanpun, tuan."
"Ah seperti itu. Baiklah. Tapi..apa kau baik-baik saja Detektif Ahn?" Shawn merasa sedikit curiga karena gaya bicara Detektif Ahn yang tidak seperti biasanya.
"Ya tuan, kau tau dimana kunci itu berada."
Shawn langsung membelalakkan matanya. Seketika dirinya langsung mengakhiri telepon itu.
"Yeri, Johanna, kunci pintu dan jangan buka jika bukan aku yang membunyikan bel!"
"Hey bagaimana dengan ceritamu? Kau mau ke mana?" Teriak Johanna.
"Yeri, kau bertanggung jawab menceritakan sisanya kepada Johanna!"
Shawn pun langsung berlalu, meninggalkan kedua wanita yang menghela nafasnya begitu kencang.
Dengan hati yang begitu gelisah, Shawn memacu mobilnya menuju apartemen Detektif Ahn dengan cepat.
Bertahanlah, bertahanlah!
Beruntung malam itu jalanan begitu lengang, sehingga Shawn bisa mencapai apartemen Detektif Ahn lebih cepat dari biasanya. Pria itu langsung berlari melalui tangga darurat menuju unit milik Detektif Ahn. Nafasnya begitu terengah saat akhirnya ia mencapai lantai 8.
Dada Shawn naik turun begitu kencang, tidak hanya karena lari yang ia lakukan sebelumnya, tapi juga emosi yang langsung mendominasinya begitu melihat pintu apartemen Detektif Ahn. Kunci otomatis sudah di rusak, sebuah sepatu digunakan untuk mengganjal pintu supaya pintu itu tidak tertutup. Shawn perlahan mengenakan sarung tangannya, dan membuka lebih lebar pintu di hadapannya.
Dengan melangkah secara perlahan, Shawn mengamati sekelilingnya. Tangan kanannya sudah bersiap memegang pistol.
Langkah itu terhenti saat Shawn mendapati Detektif Ahn yang tengah terduduk dengan laptop yang sebelumnya juga ia gunakan untuk mengecek bukti, berada di atas pangkuan detektif itu.
"Detektif Ahn.."
Tidak ada jawaban. Tiba-tiba saja kepala Detektif Ahn menunduk.
"Siaaal!"
Shawn langsung berlari menuju kehadapan Detektif Ahn yang kini sudah tak bernyawa. Pria itu langsung melihat ke sudut-sudut ruang apartemen dan mendapati CCTV telah dirusak.
"Sial, aku terlambat lagi!"
Setelah menunggu beberapa saat, polisi akhirnya datang ke apartemen milik Detektif Ahn.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Close Call
FanfictionSang Serigala dan Ratu Es bersatu karena sama-sama memiliki masa lalu tragis. Menahan rasa penasaran menahun, akhirnya Johanna menemukan pria yang ia idamkan. Bukan tanpa rintangan, hidup keduanya dipenuhi kejadian tak terduga. Apakah mereka bisa be...