Chapter 18 - On the Ball

61 11 9
                                    

"Halo? Johanna?"

"Halo, Shawn." Suara Johanna terdengar begitu lemah.

"Haaa, akhirnya kau mengangkat teleponku. Aku sudah berada di depan pintu."

"Hm? Benarkah? Kalau begitu masuklah, tekan kode pintuku, 0329."

"Baiklah."

Dengan segera Shawn menekan tombol kunci pada pintu unit Johanna. Dirinya langsung menuju kamar milik kekasihnya itu dan mendapati Johanna menutupi dirinya rapat-rapat dengan selimut, kecuali wajahnya yang nampak begitu pucat.

"Hei, kau baik-baik saja? Ayo ku antar kau ke rumah sakit."

Johanna menggelengkan kepalanya.

"Aku hanya butuh istirahat. Sudah berhari-hari aku begadang untuk memeriksa kasus Detektif Ahn. Sepertinya tubuhku mulai protes."

Shawn mengusap lembut rambut Johanna. Seketika Johanna pun merasa nyaman.

"Kau sampai datang seperti ini, memangnya kau sudah selesai meneliti bukti transaksi palsu yang diberikan Detektif Ahn?"

"Belum semuanya, tapi sudah sebagian besar ku selesaikan. Sebenarnya aku ingin bertemu denganmu dan Seulgi, tapi aku justru mendapat kabar kau sakit darinya."

"Memangnya apa yang membuatmu berhenti dan ingin menemuiku?"

"Sebuah catatan yang sengaja Detektif Ahn sematkan di antara file yang dia upload di server khususku."

"Apa ada hal yang aneh?"

"Aku sepertinya tidak bisa membahasnya sekarang denganmu. Kau harus fokus menyembuhkan tubuhmu dulu. Terlebih persidangan berikutnya akan dilaksanakan lusa."

"Aku juga mengkhawatirkan hal itu, tapi aku senang kau datang. Setidaknya ada yang menemaniku."

Shawn tersenyum dan mengecup dahi Johanna yang terasa cukup panas.

"Kau bahkan demam. Sudah minum obat?"

Johanna menggelengkan kepalanya.

"Aku akan carikan obat dulu."

Tangan Johanna menarik lengan Shawn yang hendak beranjak dari tempat tidur.

"Temani saja aku di sini. Aku ingin dipeluk."

Shawn menelan ludahnya dengan berat. Meskipun dirinya langsung merasa gugup, tapi ia tetap memposisikan diri tidur di samping Johanna. Bahkan pria itu membuka lengannya agar Johanna bisa memeluknya dengan leluasa.

"Tubuhmu keras sekali. Apa semua ini otot?"

Shawn terkekeh mendengar pertanyaan polos dari kekasihnya itu.

"Iya, semua itu otot. Apa kau tidak nyaman?"

"Hm, aku justru merasa begitu nyaman. Wangi tubuhmu membuatku merasa aman."

"Kau suka? Untung aku sudah mandi sebelum berangkat ke sini."

Kini giliran Johanna yang terkekeh.

"Aku malah belum mandi karena saking lelah dan lesunya."

"Mau aku mandikan?"

Johanna mendongakkan kepalanya, menatap ke arah Shawn yang tersenyum padanya.

"Dasar mesum!"

Shawn langsung tertawa terbahak.

"Aku hanya ingin membantumu, ya! Mesum dari mananya? Aku sangat baik."

Johanna pun mencubit perut Shawn dan mendapat teriakan singkat dari pria itu.

"Meski kau belum mandi, aroma mu juga menyenangkan bagiku, Johanna."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Close CallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang