Chapter 6 - Resurrection

69 10 28
                                    

"Hey, terima kasih telah membantuku dan mengantarku sampai ke Stasiun Seoul."

"Dengan senang hati. Maaf jika harus memaksamu."

"Tidak, aku menerima tawaranmu karena kau juga memiliki tiket keberangkatan dari Stasiun Seoul."

"Apa kau tak takut kalau aku seorang penjahat?"

"Tidak ada penjahat yang dengan sengaja membantu wanita sepertiku yang terjebak dengan pria yang sudah membuatku tak nyaman."

"Tapi penampilanku seperti penjahat, kan?"

Johanna terkekeh dan tersenyum manis. Senyuman yang sebenarnya juga sudah begitu dirindukan oleh Shawn.

"Sebetulnya iya. Tapi melihatmu yang seolah merangkulku tadi di hadapan pria yang menahanku, padahal kau sama sekali tidak menyentuhku, cukup untuk membangun kepercayaanku padamu."

Shawn merasa tersipu. Untung saja ia menutup wajahnya dengan masker.

"Hei, kenapa diam? Kau tidak sedang tersipu kan?" Ujar Johanna yang membuat Shawn menjadi salah tingkah.

"Ah, tidak. Oh ya, kau akan langsung pulang?"

"Sepertinya begitu."

"Ehm, jika kau tak keberatan, aku punya resto langganan di daerah Suwon. Entah apakah itu terlalu jauh dari rumahmu atau tidak. Tapi aku bisa mengantarmu pulang jika hari sudah gelap nanti."

"Hmm, entahlah. Pandanganku terhadapmu justru menjadi sedikit curiga karena kau kini mengajakku makan bersama, padahal kita tidak saling mengenal."

Dengan jantung yang berdebar kencang, Shawn membuka masker di wajahnya.

"Apa sekarang kau mengenalku?"

"Astaga! Kau rekan Tuan Kang rupanya!"

"Ssssh, kau tidak terlalu berteriak, nona."

"Ah, maafkan aku."

"Jadi bagaimana? Apa kau mau ke restoran langgananku?"

"Hey bahkan kita betul-betul tidak saling mengenal! Aku hanya tau kau teman dari rekan kerjaku ya!"

"Baiklah, baiklah. Nona Johanna, apa kau tidak merasa perlu membalas budi padaku yang telah menyelamatkanmu dari pria tadi?"

"Apa? Sekarang kau meminta aku membalas budi?"

"Iya. Temani aku makan. Jika kau menolak untuk makan di daerah Sowon, kita bisa memilih restoran di daerah Yongsan, yang penting bukan di Seoul."

"Haah, ya sudah ayo cepat berangkat."

Kedua orang itu akhirnya pergi ke sebuah restoran di daerah Sowon. Dengan ramah pemilik restoran menyambut kehadiran Shawn. Hal itu pun membuat Johanna sedikit takjub dan berpikiran bahwa pria yang tengah bersamanya itu memang orang yang baik.

"Aku tidak menyangka, setelah sekian lama tidak mendengar kabarmu, kau datang tiba-tiba membawa kekasih secantik ini." Ledek pemilik restoran.

"Ah, paman kau berlebihan. Sebenarnya.."

"Aku bukan kekasihnya." Potong Johanna dengan nada dingin.

Hal itu pun membuat sang pemilik restoran sedikit merasa bersalah dan meminta maaf di hadapan Johanna.

"Sebagai wujud permintaan maafku, makan malam kali ini akan kubuatkan sup ikan spesial yang tidak ada di menu. Ku harap kalian bersabar menunggu."

"Paman sudahlah, tak perlu melakukannya."

"Hey, tak baik menolak pemberian orang, Shawn."

Shawn pun akhirnya mengukirkan senyumnya.

"Kau bisa saja mengatakan semua itu dengan nada yang lebih lembut." Tegur Shawn kepada Johanna.

A Close CallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang