ABAIKAN TYPO ⚠️
**
Sepanjang malam Haechan sama sekali tidak pernah mengendurkan pelukannya dipinggang Jeno, pagi ini badan Jeno pegal-pegal karen tidak bergerak sama sekali selama tidur. Tidak, dia bahkan tidak bisa tidur dengan nyenyak. Keputusan yang sangat salah kemarin dia menemani Haechan tidur.
"drrrtt!! Drrrtt!!" telepon genggam Jeno bergetar, sebuah pesan masuk tertera dilayar telepon Jeno.
"from: My Wife
To.: My Jeno
Jeno, aku telah tiba di london. Dibandara aku dijemput oleh paman dan ayahku. Aku tidak bisa memastikan kapan aku bisa pulang, tapi aku usahakan secepatnya.
Note: salam untuk keluarga Jung.'
Jeno terdiam cukup lama, sebenarnya dia sangat ingin ikut Renjun pergi jauh, tapi dia sekarang tidak bisa melepaskan sebuah tanggung jawab pada Haechan. Dia membeli berarti harus bisa merawat, itu yang selalu ayahnya ajarkan padanya.
"from: My Jeno
To.: My Wife
Hati hati disana, jaga makananmu! Jangan makan mie instan, kesehatanmu nomor 1. Aku usahakan akan menyusul secepatnya jika aku sudah tidak ada urusan lagi disini.
Note: sampaikan salam hormatku pada ayah ibumu."
Setelah itu Jeno melanjutkan pekerjaannya yang telah menumpuk beberapa menit yang lalu. Sebenarnya dia sama sekali tidak bisa fokus bekerja, pikirannya melayang ke tempat Ranjun berada. Dia benar benar sangat ingin menyusul Renjun, tapi keadaannya sekarang tidak memungkinkan untuk pergi kesana.
Selintas Jeno berpikir, sebaiknya setelah semua pekerjaan selesai, Jeno harus membawa Haechan pergi ke salon untuk potong rambut. Akan sangat susah untuk mendekatkan Haechan pada Jaemin jika dia berpenampilan layaknya wanita.
°
°
°
Haechan benar-benar merasa bosan, setelah belajar yang dia lakukan hanya membaca komik, tidur, makan, dan sekarang sedang menonton televisi. Dia pikir setelah dia keluar dari penjara gelap itu dia bisa bebas dan melakukan segala aktifitas layaknya orang pada umumnya, tapi nyatanya dia merasa sama seperti sebelumnya. Terkurung di rumah mewah tanpa tau apa apa.
Matanya tiba tiba melotot, hidungnya membau aroma yang wangi dan mengocok perut. Segera Haechan pergi keluar kamar dan turun, beberapa kali dia bertemu pembantu yang tengah membersihkan perabotan rumah membungkuk hormat, Haechan pun ikut membungkuk walau tidak mengerti maksudnya apa.
"Bibi, kau masak apa??" Didapur terlihat seseorang tengah memasak makanan yang membuat perutnya keroncongan. Tidak ada jawaban sama sekali dari orang tersebut, Haechan melangkah menuju samping orang tersebut.
Tangannya pucat pasih, matanya berwarna hitam legam, bibirnya tipis dan tidak ada sedikit senyuman terukir dibibirnya. Lagi lagi mata Haechan melotot, bukan kah pria ini yang kemarin telah memperkosa Renjun??
"AHH!!!!" teriakan Haechan membuat Jaemin terkejut dan menumpahkan wajan yang berisi nasi goreng ke lantai. Mata tajam Jaemin menatap sumber suara yang mengagetkannya.
"AAHHHH!!!"
"AAAAAAAAHHHHH!!!!" Mereka berdua bersama sama teriak terkejut. Haechan berlari menuju tangga dan Jaemin menuju ruang tamu.
"Bocah jejadian! Apa yang kau lakukan disini!!" Jaemin menenangkan jantungnya sembari menatap sinis kearah Haechan yang terduduk di anak tangga.
"a-aku mencium bau makanan yang enak, aku lapar.." Haechan sama sekali tidak berani menatap mata Jaemin, dia terlalu takut kejadian yang dialami Renjun akan terulang ke dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE DON'T FVCK ME AGAIN
FanfictionREMAKE STORY FROM PLEASE DON'T FUCK ME AGAIN BY @ReixAki WARN BXB AREA🔞⚠️❗ • Jeno x Haechan • Jaemin x Haechan • Jeno x Renjun • Jaemin x Renjun