27

797 120 15
                                    


**

Proses persalinan tidak semudah yang dibayangkan Haechan, perutnya benar benar sangat mulas dan seperti ingin buang air besar. Ditambah lagi bayi didalam perutnya terus menendang nendang seakan ingin segera dikeluarkan dari rahimnya.

"AAAGGGHH!!!UGGHH!!!" detak jantung Haechan semakin berdebar kencang, keringat dingin keluar begitu derasnya hingga membasahi kasur.

"Detak jantung pasien berdetak terlalu cepat! Segera beri suntikan penenang." salah seorang perawat segera menyuntikkan obat ke dalam infus Haechan

"TIDAKK.. INI SAKITT.. SAKIITTTT!! AKU TIDAK MAUUU!!" Haechan berteriak histeris sembari mencengkram perut. Lubang anus nya seperti akan robek akibat sang bayi berusaha untuk keluar.

"Dokter, pasien mengalami kejang-kejang!!!" Sang perawat terus berusaha menenangkan kondisi Haechan, bibir mungil itu mulai membiru, kantung matanya tiba tiba berubah menjadi coklat ke ungu-an. Antara sadar dan tidak Haechan terus menerus merasakan kesakitan luar biasa yang belum pernah dia alami selama ini. Baginya lebih baik di tusuk pisau berulang kali dari pada merasakan sakit ketika melahirkan.

"Segera laksanakan operasi Caecar."

"Tu-tuaann.. Tuaa-..an...hh..hh.. Se-selamatkan akuu.. Aku mohon...am-ampuni aku.. Aku akan melakukan segalanya.. Ampuni aku..hh..hhh.." dengan suara gemetar dan lemas karena tak sanggup menahan rasa sakit Haechan berusaha untuk berbicara, kedua tangannya memohon kepada sang dokter agar tidak menyiksanya lagi, air matanya terus mengalir sembari menggosok kedua telapaknya memohon ampun karena dia sudah tidak sanggup mengalami rasa sakit luar biasa ini.

Semua orang di dalam ruang operasi terkejut, begitu pula perawat yang mengelap wajah Haechan agar tidak terlalu mengeluarkan banyak keringat dingin. Dia menatap Haechan dengan berlinang air mata, perawat itu hanyalah orang yang kebetulan menangani Haechan, dia tidak tahu siksaan seperti apa yang di terima pemuda tampan namun juga cantik ini sehingga pemuda tersebut mengalami depresi parah. Ini sangat membahayakan jika depresi dalam kondisi hamil, bisa jadi sang bayi lahir dengan cacat, entah cacat secara fisik atau cacat secara mental.

Semua perawat dan dokter yang menangani Haechan mulai melaksanakan operasi, beberapa ada yang tidak kuasa menahan air matanya ketika melihat kondisi sang Pasien. Walaupun Haechan sudah diberi obat bius dan tertidur tetapi dia Masih mengigau memohon ampun agar tidak disiksa.

Ini kali pertama diruang operasi memiliki suasana duka padahal sang pasien belum dinyatakan meninggal..

"Dokter.. Detak jantung pasien mulai melemah.." terlihat di grafik monitor, ritme jantung Haechan perlahan mulai memiliki jeda sekitar 60 kali per menit.

"Tuuttt.."

"Segera siapkan AED!!"

*AED (automated external defibrillator) adalah sebuah alat medis yang dapat menganalisis irama jantung secara otomatis dan memberikan kejutan listrik untuk mengembalikan irama jantung jika dibutuhkan*

°

°

°

°

°

Tangan Jeno terus menerus membelai rambut coklat keemasan milik Haechan, terlihat jelas diwajah Haechan jika dia benar benar nampak tertekan dan kelelahan paksa setelah melahirkan.

"Sayang.." Jeno tidak sanggup berkata kata lagi. Semenjak Haechan keluar dari Ruang Operasi Jeno terus menerus menemani Haechan, dia juga beberapa kali menengok 'anaknya' di ruang khusus bayi. Sedangkan Jaemin, dia harus segera kembali ke kantor karena saat ini Jeno tidak dapat menangani perusahaan karena menjaga Haechan dan 'anaknya' juga.

PLEASE DON'T FVCK ME AGAIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang