28

466 67 4
                                    


**

"Psikosis postpartum. Ini merupakan kondisi mental yang sangat parah. Kondisi yang memang jarang terjadi ini, tidak memiliki sebab yang jelas. Namun, gangguan perubahan hormon diperkirakan menjadi pemicu yang meningkatkan risikonya. Penderita psikosis postpartum biasanya memiliki riwayat gangguan bipolar. Apa Tuan Haechan memiliki riwayat bipolar Tuan?" Jeno terdiam mendengar penjelasan sang Dokter spesialis tersebut. Dia merasa selama ini Haechan baik baik saja tanpa ada riwayat penyakit, bahkan saat dia membeli di pelelangan terdapat sertifikat yang menandakan bahwa dia sehat tanpa ada kelainan lain dari rumah sakit ternama.

"Tidak ada. Aku yakin dia tidak memiliki riwayat gangguan jiwa." Ucap Jeno yakin.

"Apa selama masa kehamilan dia mengalami stress yang sangat berat? Atau mungkin pernah mengalami kecekelakaan?" (INI GIMANA SIH NULISNYA(;'Д')!!! GAK BISA NGOMONG KECEKELAKAAN!!!) Jeno terdiam sejenak, kemungkinan besar Haechan mengalami kondisi mental yang parah dikarenakan dirinya yang telah menyiksa Haechan.

"Apa ada cara untuk menyembuhkannya dok?" Jeno segera mengalihkan pembicaraan, dia tidak ingin berlarut dalam kekecewaan atas perilakunya dulu.

"Yang bisa menyembuhkan kondisi psikis ini hanya tuan Haechan sendiri, dia harus sering sering melihat anaknya agar bisa mengenali dan menumbuhkan rasa kasih sayang karena sebenarnya mereka memiliki ikatan batin yang sangat kuat."

"Tapi dia bahkan tidak mau melihat anaknya sendiri. Jadi bagaimana dia bisa sembuh??"

"Tuan, sebenarnya saya tidak ingun menceritakan kejadian ini tapi saya rasa anda sebagai suaminya harus tahu." Dokter menceritakan semua kejadian yang terjadi saat melakukan operasi sesar pada Haechan, tangan Jeno gemetar mendengar semuanya dia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri atas kelalaiannya dalam menjaga Haechan.

Setelah selesai berkonsultasi dengan dokter Jeno bergegas keluar, dia berjalan ke arah ruangan dimana bayi mungilnya tertidur di balik inkubator hangat itu. Jeno hanya bisa menatap sosok mungil tersebut dari kaca besar diluar ruangan, harapannya terhadap bayi itu sangat besar dia tidak peduli jika itu bukan anak dari hasil spermanya tapi dia begitu mencintai dan juga menyayangi.

"My little prince.. " 3 kata yang dapat Jeno ungkapkan saat ini, setelah menatap sejenak sang calon penerus Jeno bergegas menjenguk Haechan lagi, dia akan menemani Haechan hingga pulih dan menjadi sebuah keluarga kecil yang pernah dia impikan dulu.

°

°

°

°

"Haechan... Aku sudah mengupaskan apel untukmu dari tadi, tapi kenapa belum kau makan?? Jangan terlalu lama tidur kepalamu akan terasa nyeri jika terlalu lama berbaring." Jaemin berusaha menjalin komunikasi dengan Haechan tapi sampai saat ini Haechan sama sekali tidak memedulikan dirinya bahkan melihatnya pun tidak.

"Haechan-"

"Apa mulutmu itu tidak bisa berhenti berbicara? Apa kau buta aku sedang tidur?? Berhenti mengganggu ku dan enyahlah dari hadapanku!!" Ucapan Haechan begitu berbanding terbalik saat sebelum melahirkan. Jaemin begitu terkejut karena selama ini Haechan yang dia kenal adalah sosok pria yang sangat ceria dan lembut, tidak pernah sekalipun dia melihat atau mendengar Haechan berbicara kasar pada siapapun ini kali pertama dia melihat dan mendengarnya.

"Ka-"

"BRENGSEK!!"

'PRANGG!!!' Sebuah gelas melayang disamping wajah Jaemin dan pecah mengenai pintu ruangan. Jaemin benar benar kaget hingga wajahnya memucat, apakah benar yang dihadapannya saat ini adalah Haechan?

"Apa kau tuli juga?" Haechan menatap sinis ke arah Jaemin, saat ini dia ingin sekali mengoyak apapun yang berada di hadapannya. Entah mengapa suasana hati Haechan saat ini sangat amat tidak baik, ada perasaan sedih, marah, ingin menangis, lelah, sakit. Semua bercampur aduk hingga membuat dirinya ingin menghabiskan waktu sendirian selama mungkin.

PLEASE DON'T FVCK ME AGAIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang