**
POV HAECHAN:"A-aku bau." Aku berusaha sebisa mungkin untuk menolak ajakan Jaemin, siapa yang akan tau dia mau membawaku kemana.
"Kau ingin mandi dan berganti baju dulu?" aku melihatnya ragu, tapi tidak bisa dipungkiri memang aku perlu mandi dan berganti baju. Jika aku sudah melahirkan nanti akan aku hajar para preman tadi.
"Baiklah. Tapi aku tidak akan naik ke mobilmu." ucapku tenang. Jaemin tampak senang dan kembali menutup pintu mobilnya, dia berjalan kearahku lalu menggandengnya. Ini sangat memalukan, semua mata memandang ke arah tubuhku yang kotor dan juga bau.
"Jangan pedulikan mereka. Anggap saja mereka hanya kontrak di dunia. Kita pemiliknya."
A-apa??? Ucapan Jaemin membuatku bingung dan juga malu. Bagaimana jika ada yang mendengar?
Kami berjalan sebentar lalu berhenti ditoko pakaian, ini toko pakaian mewah.. Aku tidak akan sanggup membelinya dengan uang yang aku punya.
"Ayo masuk."
"Tidak.." aku ragu, para pegawai itu menatap aku dengan tatapan meremehkan. Tidak mungkin aku masuk dan membiarkan mereka mempermalukan aku.
"Aku yang akan membayar.. Kau tidak perlu takut." Jaemin mencoba meyakinkan aku, tapi aku bersikukuh tetap tidak masuk dan memilih menunggu diluar toko sambil melihat pejalan kaki yang sedang berbincang, mata mereka sesekali menatapku dan melanjutkan obrolan.
Aku tau. Aku hanya seorang penyapu jalanan dengan gaji yang sangat rendah. Tapi aku sekarang memiliki hak dan kebebasan, kenapa mereka tidak bisa memandang dengan normal? Dengan pelan aku membelai lagi perut buncitku.
"Sayang, papa bingung harus bagaimana jika kau lahir? Apa kau juga akan memandang papa dengan tatapan merendahkan?" mataku sedikit berair membayangkan bagaimana nasib anakku nanti jika memiliki seorang ayah bekas budak dan penyapu jalanan. Tendangan kuat ku rasakan disekitar perut bagian bawah, ini sangat menyakitkan dan hampir membuat ku kencing dicelana.
"Aw..Maafkan papa, papa selalu merasa malu pada diri papa sendiri.. Jangan menendangi perut papa lagi yaa.." aku berusaha menenangkan bayi yang ada diperutku, seperti memang kita saling terkait satu sama lain, dia mengerti setiap ucapanku dan membalas dengan tendangan-tendangan kecil yang menandakan dia paham.
"Chanie? Kau baik-baik saja? Aku melihatmu terus merasakan sakit diperut." Jaemin keluar dari toko dan membawakan ku beberapa tas berisi baju dan celana. Dia membelai perutku pelan, menempelkan telinganya diperutku.
"Aku baik-baik saja, tadi hanya tendangan kecil diperutku."
"Apa dia laki-laki?" Jaemin kembali bertanya seperti seorang anak kecil yang selalu ingin tau.
"Ya.. Dia laki-laki." ujarku padanya
"Hai Baby boy, ini Daddy.. Apa kau bisa mendengarkan Daddy? Bagaimana kondisimu didalam sini???" Jaemin mencoba untuk berinteraksi dengan anak didalam perutku, Tapi kali ini tidak ada reaksi apapun dari sana membuat Itachi sedikit khawatir.
"Chanie, dia tidak merespon.. Apa dia baik-baik saja didalam? Apa sudah waktunya untuk dikeluarkan???" Jaemin terlihat panik dan mencoba berinteraksi lagi. Pandanganku tertuju pada orang disekitar, mereka melihatku dengan tatapan aneh. Aku tidak nyaman.
"Aku akan mencari toilet umum untuk berganti." dengan segera tas yang ada di tangan Jaemin aku rampas dan berjalan menjauh. Sangat tidak nyaman ditatap banyak orang.
"Chanie, tunggu.. Jalan pelan-pelan saja." Jaemin tetap menggenggam tanganku walaupun beberapa kali ku tepis kasar.
°
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE DON'T FVCK ME AGAIN
FanfictionREMAKE STORY FROM PLEASE DON'T FUCK ME AGAIN BY @ReixAki WARN BXB AREA🔞⚠️❗ • Jeno x Haechan • Jaemin x Haechan • Jeno x Renjun • Jaemin x Renjun