Keyran merasakan tubuhnya seperti terbakar. Keringat terus menetes walau cuaca terasa dingin. Mereka menahan napas, saat langkah kaki terdengar. Alunan piano yang semula mengalun lirih terhenti.
Suara percik genangan air yang dilalui oleh jejak langkah terasa seperti kian mendekat.
Mereka dalam posisi siaga-- bayangan monster mulai terlihat-- segera, Keyran menoleh ke arah monster batu. "Sekarang!" perintahnya.
Monster batu keluar lebih dulu lalu berlari ke arah samping dan disusul oleh tiga orang manusia yang berlari di belakangnya.
Teriakan menggema. Monster wanita itu jelas menyadari keberadaan Keyran dan yang lain walau ia tak memiliki pupil mata. Dalam pandangannya, merah menyelimuti-- tiga orang manusia menerobos masuk ke dalam dimensi-- tidak, kastilnya!
Menggerus air-- Zerico menghentikan lariannya di tengah genangan. Laki-laki itu berlari ke sisi belakang monster, saat si monster teralihkan perhatiannya dan ingin menjangkau tubuh Zerico yang tampak kecil di matanya, di situlah Keyran mengambil kesempatan, menyambut uluran rantai yang diturunkan monster batu dari arah atas, mengayunkan tubuhnya yang kecil di udara lalu dengan mudah menendang kepala monster wanita dengan kedua kakinya hingga sang lawan jatuh tumbang.
Monster batu tersenyum puas, ukuran tubuhnya yang membesar menambah dorongan tenaga untuk melepaskan rantai yang semula terlilit di lampu.
Dentuman kuat terdengar kala sang monster menghantam lantai. Keyran mendarat dengan sempurna, lalu berlari ke arah Zerico yang sudah siap pada posisi. Zerico-- remaja itu berjongkok dengan sebelah kaki yang bertumpu seraya menadah tangan. Alisnya tajam menukik, menatap penuh keyakinan pada Keyran yang berlari penuh ancang-ancang dari kejauhan.
Dalam sekali lompatan, Keyran menginjak tadahan tangan Zerico dengan sebelah kakinya. Urat otot yang lebih tua menonjol ke luar kala dengan begitu mudahnya ia mengambungkan tubuh kecil Keyran ke atas. Teriakan Zerico mengiringi Keyran yang berhasil menjangkau ujung lemari besar nan tinggi. Anak itu berusaha keras untuk menaikkan tubuhnya.
Susah payah ia berhasil naik, Keyran merasakan degup jantungnya yang menggila.
Dari posisinya-- Keyran dapat melihat jika Nazka menaiki belakang punggung monster wanita berukuran besar itu dan menikamnya tepat pada letak jantung dengan sebilah golok.
Teriakan beradu dengan gemuruh petir yang menyambar. Walau darah sudah menyiprat ke sana ke mari, tampaknya hal itu belum cukup untuk melumpuhkan sang monster. Karena itulah, Keyran berada di posisinya sekarang.
Terkejut sebab si monter berusaha bangkit berdiri, Nazka segera melepas tancapan goloknya dan melompat turun. Monster itu menggeliat menahan rasa sakit, walau tak melumpuhkan, setidaknya luka yang dalam dapat sedikit menghambat pergerakkannya.
Di sisi lain, Keyran sudah bergelantungan pada ujung ventilasi jendela, ia berusaha tuk mendekati Breaker box-- dan ketika sudah di depan mata, sekuat tenaga, Keyran membuka penutup dari panel listrik tersebut dengan kasar lalu menarik tuasnya ke bawah. Pencahayaan remang tempat ini terpadam kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malapetaka 1980
Mistério / SuspenseAda begitu banyak hal di dunia ini yang tak kita ketahui. Dunia yang luas masih menyimpan misteri, tidak sepantasnya rasa penasaran membuat diri menentang larangan yang telah dibuat oleh orang-orang terdahulu. Pada tahun 1980, empat sekawan diharusk...