𝐗𝐕 (bonus chapter #1)

25 5 0
                                    

Matahari bersinar lembut melalui jendela, menyoroti dapur kecil tempat Aruna sedang menyiapkan sarapan. Dia merasa bahagia bisa menjalani hari-hari bersam Haikala, dan momen-momen sederhana seperti ini membuat hidupnya terasa sempurna.

"Selamat pagi, sayang!" Haikala muncul di ambang pintu, rambutnya berantakan, tapi senyumnya cerah seperti biasanya. "Aroma sarapannya bikin aku laper banget nih!"

Aruna tertawa. "Kamu itu, selalu aja bilang begitu! Padahal baru sebentar."

"Ya iyalah, karena itu keahlian kamu!" kata Haikala sambil mendekat dan mencium pipinya. "Ada yang bisa aku bantu, aru?"

"Bisa bantu ambilin piring di atas meja, ya?" jawab Aruna sambil tersenyum manis.

Setelah sarapan siap, mereka duduk di meja makan. Haikala menyandarkan punggungnya, matanya penuh cinta saat menatap Aruna. "Masih ingat waktu kita ngobrol tentang nikah? Rasanya kayak baru kemarin."

Aruna tersenyum, mengingat kembali momen-momen indah itu. "Iya, dan sekarang kita udah berumah tangga aja. Masih nggak percaya, deh."

"Begitu juga aku. Ini langkah terbesar yang pernah kita ambil," kata Haikala sambil menggenggam tangan Aruna. "Aku ngerasa bahagia banget."

Aruna tersenyum lebar. "Aku juga. Setiap hari bareng kamu itu kayak petualangan baru."

Setelah makan, mereka berdua membersihkan meja dan mencuci piring bersama. Tawa dan obrolan ringan membuat suasana semakin akrab. Mereka berbagi cerita dan impian tentang masa depan-rumah, pekerjaan, dan mungkin anak-anak di kemudian hari.

Ketika selesai, Haikala tiba-tiba menghilang ke ruang tamu. "Ada apa, Kal?" tanya Aruna, mengikuti suaminya.

"Ada sesuatu buat kamu," jawab Haikala, sambil mengeluarkan kotak kecil dari saku celananya.

"buat aku? Apa ini?" Aruna penasaran.

"Buka aja," kata Haikala, senyumnya lebar.

Aruna membuka kotak itu dan menemukan kalung cantik dengan liontin berbentuk hati. "haikal..Ini indah banget!"

"Ini simbol cinta kita. Aku pengen kamu pakai setiap hari, biar kamu selalu ingat betapa berartinya kamu buat aku," jelas Haikala, matanya bersinar.

Aruna merasa terharu. "Makasi, Kal. Aku bakal selalu jaga ini."

Haikala melingkarkan kalung di leher Aruna dan mengaitkannya. "Sempurna!" ujarnya sambil menatap Aruna dengan penuh cinta.

Mereka saling menatap, dan tanpa perlu banyak kata, mereka tahu cinta ini akan terus tumbuh. Dalam kesederhanaan hidup mereka, di balik tawa dan kesedihan, Aruna dan Haikala menemukan makna cinta sejati satu sama lain.

Detak Harapan - HAERINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang