★ PERTANDA ★

37 1 1
                                    

"Nak? Asa..? Bangun lah, hei... "

Perlahan Asa membuka matanya.

"I-ibu? B-bagaimana ibu bisa disini?" Tanya Asa penasaran

Ibu hanya tersenyum lembut.

"K-kenapa ibu hanya tersenyum?" Tanya Asa penasaran

Ibu meraih kepala Asa dan mulai membelainya lembut.

"Nak... Kamu kemana aja? Ibu khawatir tentangmu... Pulang ya?" Seru ibu

"Engga mau..." Jawab Asa

"Tapi kenapa sayang?" Tanya ibu penasaran

"Bu... Asa mohon jangan nikahkan Asa terlalu cepat... Tolong ngertiin Asa... Asa masih mau sekolah bu, Asa mau mengejar impian Asa... Kenapa ibu terlalu terburu-buru seperti ini? Ada apa bu? Apakah ada sesuatu yang membuat ibu seperti ini?" Tanya Asa balik

Ibu hanya kembali tersenyum dan terus membelai kepala Asa.

"Kamu akan tau nanti... Kamu akan tau apa yang membuat ibu jadi seperti ini denganmu" seru ibu

Asa semakin penasaran. Sebenarnya apa maksud dari kalimat itu?

"Ibu... Kenapa ibu tidak ingin Asa mengetahuinya? Kenapa harus nanti? Kenapa tidak sekarang? Apa yang sebenarnya terjadi, bu? Apakah ibu menyembunyikan sesuatu dari Asa?" Tanya Asa curiga

Ibu Asa hanya diam dan hanya tersenyum. Membuat itu Asa hanya mendekat kearah ibunya dan memeluk ibunya sendiri.

"Maafin Asa bu, Asa gak bermaksud membentak ibu saat itu. Asa minta maaf" ucap Asa yang merasa bersalah

Ibu membelai Asa yang masih memeluknya.

"Iya... Ibu maafin kamu. Sekarang pulang ya? Ibu rindu sekali denganmu, Asa" seru ibu

"Iya bu... Asa pasti akan pulang... "

Seakan-akan hanya sebuah kata kata. Tiba-tiba saja Asa tidak lagi memeluk ibunya. Hanya sebuah angin yang tidak berwujud. Asa terkejut dan mencari cari keberadaan sang ibu.

"Ibu?! Ibu dimana?" Teriak Asa

Keadaan disana sangat kosong dan hampa. Sepercik suara bahkan tidak ada disana. Sekarang hanya memberikan kesan kesepian dan kehampaan yang sesungguhnya. Perasaan yang tak nyaman pun perlahan muncul dan menggerogoti sekitaran. Perasaan kesepian dan kehampaan sangat lah tidak nyaman.

Perlahan Asa mulai menangis dan seperti merasa kehilangan. Asa menunduk dan terus menyebut nama ibunya.

"Ibu... Asa sangat rindu dengan ibu... Ibu jangan pergi... Asa takut" gumam Asa dengan ketakutan

Perlahan ada yang menyentuh pundak Asa. Sesegera mungkin Asa menoleh. Asa mengira jika itu ibunya. Namun, Asa salah. Itu Vian.

"Sayang... Tolong dengerin penjelasan aku dulu... Itu bukanlah apa yang kamu liat barusan" seru Vian

"Kenapa kau disini..? Kenapa kau kesini?! Sialan!" Seru Asa kesal

"Sayang.... Tolong... Dengarin penjelasan aku... Aku beneran tak bermaksud mengkhianati mu. Aku benar-benar sangat mencintai mu, sungguh" ucap Vian mencoba menyakinkan Asa

"Berisik! Apa yang kau bilang terdengar hanya omong kosong saja!" Teriak Asa frustasi

"Aku tidak berkata omong kosong! Aku beneran mencintai mu Asa... Aku tidak bohong dengan perasaan ku... Kumohon... "

Perjodohan PaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang