Sejak hari dimana aku menginap dirumah Taehyung, semuanya terjadi bagaikan sihir dalam satu jentikan jari.
Kini aku bekerja menjadi Asisten pribadinya. Ya, asisten kekasihku sendiri yang sering kali ku panggil CEO Kim.
Lucu memang, waktu yang terus berjalan sama halnya hubungan kami yang terus terjalin untuk terikat satu sama lain, seolah dunia telah merestui hubungan kami berdua.
"Wahhh... apa yang akan kita lakukan disebuah gedung kampus ?" kataku saat pertama kali tiba pada tempat ini, ruangan didalam sebuah lingkungan Universitas.
Taehyung mengangkat kedua alisnya lalu menggenggam tanganku agar ikut masuk kedalam ruangan ini. Lampu yang menyala otomatis memantulkan cahaya keemasan yang membuat kanvas-kanvas yang penuh dengan coretan itu nampak seperti perhiasan yang berkilauan.
"Ini karyaku" kata Taehyung dengan suara beratnya.
"Kau pelukis ?" Tanyaku antusias, aku berlari kecil untuk mengamati satu persatu lukisan yang Taehyung buat. "Eyyy.. sepertinya tidak mungkin. Coba lihat tanganmu ?" Kataku mencemooh Taehyung dan menarik tangannya.
Jemarinya sangat lentik, buku jarinya yang tenggelam dan ruas jarinya sedikit kasar pada bagian tertentu."Baby, kau masih tidak percaya jika aku seniman?" Ia berbisik ditelingaku saat aku sedang asik menatap tangannya itu.
Mengapa aku sangat iri pada Taehyung ? Ia seperti manusia yang tidak memiliki kekurangan suatu apapun. Wajah tampan, hidung menjulang, lahir dengan sendok emas dimulutnya, bahkan jarinyapun terlihat begitu manis. Waahhh---mungkin Tuhan bermaksud pamer pada dunia dengan ciptaannya yang satu ini.
"Bisa kau membantuku menyiapkan pameran ? Sudah lama sejak aku hiatus dan mungkin sekarang waktunya aku kembali sebagai seniman, baby"
Siang ini kami banyak berbicara dengan serius layaknya patner kerja, mulai mencatat apa yang harus dipersiapkan untuk menggelar pameran yang akan diadakan beberapa bulan kemudian.