Bab 8

15 10 8
                                    

"Hari yang menyenangkan bukan tentang kesempurnaan, tapi tentang bagaimana kita menjalani dan mensyukuri setiap momen yang ada."



~Happy reading~

Beberapa jam berlalu, bel sekolah berbunyi menandakan jam istirahat telah tiba. Aku merapikan bukuku dan beranjak dari kursiku, berjalan menuju kantin sambil memikirkan makanan apa yang akan kubeli hari ini.

Jajan apa ya .... hari ini?, batinku sambil menelusuri keramaian siswa yang juga sedang menuju kantin.

Perutku mulai lapar, tapi entah kenapa aku belum memutuskan mau makan apa. Mungkin jus stroberi dan wonton mercon bisa jadi pilihan kali ini, pikirku sambil melangkah lebih cepat menuju kantin.

Saat berjalan menuju kantin, beberapa siswa menyapaku dengan ramah. Dimulai dari adik kelas, sampai ada juga yang seangkatanku. Aku membalas sapaan mereka dengan senyum dan anggukan kecil.

"Hai, Kak Naya!" sapa seorang adik kelas dengan ceria.

"Hallo," balasku sambil melambaikan tangan dan tersenyum.

Di antara suara-suara yang memanggil namaku, aku merasa dikelilingi oleh suasana sekolah yang akrab. Walaupun sibuk, momen-momen kecil seperti ini selalu membuatku merasa diterima dan disayangi di sekolah. Terlepas dari kesibukan hari ini, aku tetap bersyukur punya banyak teman di sini, dan junior yg menghormatiku.

Salah satu rekan organisasiku tiba-tiba menghampiriku di tengah perjalanan menuju kantin. "Nay, kata Pak Riandi, kita diminta bikin proposal buat laporan pertanggungjawaban. Soalnya bentar lagi kita ganti jabatan, mau lengser kan," katanya sambil tersenyum, mengingatkan akan tanggung jawab yang harus segera diselesaikan.

Aku tersenyum tipis dan mengangguk. "Oke, nanti aku siapin. Kita juga harus siap-siap biar semuanya rapi sebelum ganti kepengurusan," jawabku.

"Mungkin nanti sore, sepulang sekolah kita bisa bahas bareng di ruang organisasi," ucap Diandra, rekan organisasiku.

"Oke, nanti kabari lagi aja, habis kelas terakhir biar gak buru-buru," kataku. Meski terasa sedikit berat karena tugas tambahan ini, aku tahu ini bagian dari tanggung jawab sebagai pengurus organisasi.

Kedudukanku di organisasi tersebut adalah sebagai sekretaris, jabatanku cukup tinggi, sama besarnya dengan tanggung jawabku.

Sebagai sekretaris di organisasi, aku paham betul tanggung jawabku tidaklah ringan. Segala administrasi, surat menyurat, notulensi rapat, hingga penyusunan laporan pertanggungjawaban adalah tugas yang harus kukerjakan dengan cermat, aku juga harus selalu membuat laporan kehadiran dan rekapan murid-murid yang hadir di setiap agenda mingguan kami, menentukan materi setiap acara yg yang akan kami gelar supaya tidak monoton.

Sekretaris memang nggak pernah ada habisnya ya tugasnya, tapi aku suka banget sih soalnya seru, pikirku sambil sedikit tersenyum.

Menjadi sekretaris mengajarkanku pentingnya ketelitian dan kedisiplinan, dua hal yang terkadang membuatku lelah, tapi aku sadar peranku sangat krusial. Apalagi sebentar lagi kami akan lengser, aku ingin memastikan semua berjalan dengan baik sampai akhir masa jabatan kami. Aku juga belajar memanage waktu dengan baik di tengah kesibukan yg terkadang saling bertabrakan.

Setelah selesai makan di kantin, aku memutuskan untuk kembali ke kelasku. Suasana kantin yang semula ramai mulai berangsur sepi saat jam istirahat hampir habis. Aku berjalan perlahan menuju kelas, menikmati angin yang bertiup pelan di sepanjang koridor sekolah.

Setibanya di kelas, aku duduk dan membuka handphoneku, berharap ada pesan baru. Namun, belum ada pesan masuk, termasuk dari Nafiz.

"Ah, mungkin dia sibuk," batinku sambil meletakkan handphone kembali ke dalam tas.

Bumantara PremaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang