"Jangan lari Annya!"
Gadis bernama Annya itu terus saja berlari tanpa mendengarkan, tawanya terus berkumandang, mata bulatnya berbinar bahagia.
Hari ini Juan menepati janjinya untuk mengajak Annya ke suatu tempat yang pernah dia ceritakan,
Juan memandang Annya yang terus berlari kesana-kemari, meskipun Annya tidak mendengarkan Juan dan terus saja berlari, tapi tidak menutup kenyataan kalau Juan merasa senang melihat bagaimana gadis itu tertawa lebar.
"Ka Juan lihat!"
"Itu kupu-kupu!"
Juan berjalan mendekati Annya yang sedang berjongkok menatap kupu-kupu yang dia lihat. Tangan besar Juan terangkat dan mengusap kepalanya gadis itu,
Usapan di kepalanya membuat Annya mendongak, "Kupu-kupu nya bagus, ini pertama kali aku lihatnya sedeket ini!" seru Annya, dengan senyumannya yang kian melebar,
"Iya.. Kupu-kupu nya mirip kamu Ann," ujar Juan,
Annya menatap Juan bingung, "Kok mirip aku?" tanyanya kemudian,
"Suatu saat kamu akan ngerti," ujar Juan, kembali mengelus kepala Annya, kali ini lebih seperti acakan.
"Apa sih, bikin penasaran aja!" balas Annya, memasang wajah kesal, tangannya merapikan rambut yang di acak Juan dengan wajah kesal, namun malah keliatan lucu di mata Juan,
"Udah ngga usah di pikirin, mending sekarang kamu pose, biar aku fotoin," ujar Juan, tangannya sudah siap dengan kamera yang menyala,
Mendengar perintah Juan, Annya berpose dengan leluasa, menampilkan bermacam-macam gaya,
"Selebriti memang beda ya.." ujar Juan, menggoda Annya,
"Hahaha.. bagus ngga?"
"Karna aku yang fotoin, udah pasti bagus Ann," jawab Juan, dengan ekspresi menyebalkannya,
"Dih, narsis banget sih!" ujar Annya, tersenyum geli karna ke percayaan diri Juan,
"Dah dih dah dih dah dih, nanti naksir sama aku, baru tahu rasa kamu hahaha.." ujar Juan mengejek, lalu beralih memotret pemandangan di sekitarnya, meninggalkan Annya yang masih terpaku menatap Juan dengan binar menyala di matanya,
"Emang udah naksir kok.." lirih Annya, nyaris seperti bisikan,
Juan berbalik, kembali menghampiri Annya, "Apa? Kamu ada ngomong sesuatu sama aku ya?"
Annya menggeleng, "Ngga ada, aku diem aja tuh.. Ge—er huuuuu~"
Juan memegang tengkuknya sendiri, "Aduh.. darahku tiba-tiba naik nih ngadepin kamu Ann," ujar Juan dramatis.
"Hah?! Kenapa Ka????" tanya Annya, ekspresi muka usilnya berubah, menjadi khawatir.
"Soalnya.. Kamu nyebelin!" ujar Juan, memasang wajah konyol dan menjulurkan lidah,
"Ish! Kamu yang nyebelin!" ujar Annya, mengejar Juan yang lebih dulu berlari menjauhinya,
"Wee.. we.. we.. we.. we.. Kejar aku kalau bisa!"
"Awas aja kamu kalau dapat!" ujar Annya, mengejar Juan dengan kaki pendeknya.
Hari itu di habiskan dengan acara kejar-mengejar di antara Juan dan Annya, yang entah mengapa terasa begitu menyenangkan.
Tapi, tanpa mereka sadari, tak jauh dari sana, ada sepasang mata yang melihat mereka dengan ekpresi yang sulit di tebak, "Hhhhhh.." helaan nafas keluar dari mulutnya, "Harusnya i seneng lihat you in a good way.. Tapi kenapa rasanya masih sakit banget?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Juan
RandomDi dunia ini aku hanya punya waktu untuk tiga hal, Tuhan, Uang, dan Wanita cantik. -Regulus Juan Dominic