FOTI-chapter 01

36 7 0
                                    

Seorang perempuan cantik duduk dengan santai nya di kursi halte bus, ia sangat excited untuk berkunjung ke rumah ayah nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang perempuan cantik duduk dengan santai nya di kursi halte bus, ia sangat excited untuk berkunjung ke rumah ayah nya. Apa ibu nya tidak dianggap? Bukan begitu, ibu dan ayah nya sudah cerai, dan hanya ayah nya yang masih memikirkan dirinya.

Karena itu, Madelyn sangat sangat mencintai dan menyayangi ayah nya. Cinta pertama anak perempuan kepada ayah nya ternyata memang benar benar nyata.

"Yeeyyyy ketemu ayah lagi, apa ayah bakal kaget pas aku pulang ke rumah? Atau ayah engga kaget? Ah masa sih kaget, orang reflek nya aja tajam gitu. Ngerii, jendral gitu loh." Ucap nya sembari menunggu bus tiba.

"Sebelum nyari taksi kayaknya aku mau beli oleh oleh dulu deh, siapa tahu ada kang and teh sepupu ahahaha." Ia tertawa kecil.

Ia menengok ke kanan dan melihat bus itu sudah tiba di depan halte. Tumbenan sekali di bus rame, tetapi di halte nya tidak.

"Apa dari daerah lain? Tumben banget ini, biasanya naik bus pariwisata, ini umum." Ke kepoan nya memang tinggi, tapi untung masih bisa ia tahan.

Madelyn duduk di bangku kosong tepatnya di paling belakang. Di perjalanan tak henti henti nya ia menatap kagum pemandangan indah disana. Banyak gedung gedung tampak seperti bangunan Belanda saja. Seperti masa dulu.

"Untung bawa snack walaupun cuman satu," ia mengeluarkan satu satunya makanan yang ia bawa di tas selempang pink nya.

"Nyum nyumm." Untung saja ia bisa mengontrol suara nya di tempat umum. Berbeda dengan di rumah atau kediaman ayah maupun kakek nenek.

Saat mengunyah, ternyata ada polisi tidur yang sedikit tinggi, yang pastinya membawa bus melayang kecil. Sempat sempat dirinya ngelenyap sebelum tersedak karena makanan yang tiba tiba tertelan.

Ia terbatuk batuk dengan tangan yang menutupi mulutnya.

"Ini." Tawar seseorang memberikan sebotol air kemasan yang langsung di ambil oleh Madelyn. Ia membuka tutup botolnya dan meneguk sampai setengah.

"Aduh untung masih bisa nafas, makasih banyak yaa, saya ganti, berapa?" Tanya Madelyn tanpa melihat ke arah wajah pria itu.

"Tidak perlu." Kali ini Madelyn bisa mendengar jelas suara dari orang yang telah menolong nya. Bukan nya deg degan karena suara bariton serak basah pria itu, namun dirinya malah mematung.

Madelyn menoleh, "Sadewa..." sebelum ia melanjutkan perkataanya, bus berhenti. Ini tempat tujuan dirinya.

Madelyn menaruh uang sepuluh ribu ke tangan Sadewa yang kebetulan terbuka dan menghiraukan suara lelaki itu yang memanggilnya.

Setelah keluar bus ia bernafas lega, "huftt.. lega." Ucap nya menghembuskan nafas lega.

Namun dari jendela, lelaki masa lalu nya terus menatap dirinya. Seakan akan kerinduan masih melekat di pria itu padahal sudah lama bahkan bertahun tahun ia dan lelaki itu lost contact.

From One To InfinityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang